PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai suatu
bentuk penggunaan bahasa, berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang penting
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berbicara seseorang berusaha untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang lain secara lisan. Tanpa
usaha untuk mengungkapkan dirinya, orang lain tidak akan mengetahui apa yang
dipikirkan dan dirasakannya. Tanpa berbicara seseorang akan mengucilkan diri
sendiri dan terkucil dari orang-orang di sekitarnya.
Berbicara
merupakan kegiatan berbahasa yang aktif dari seorang pemakai bahasa, yang
menuntut prakarsa nyata dalam penggunaan bahasa untuk mengungkapkan diri secara
lisan. Dalam pengertian itu berbicara merupakan bagian dari kemampuan berbahasa
yang aktif produktif.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan tes berbicara?
2.
Apa saja bentuk-bentuk tes berbicara?
3.
Bagaimana contoh soal tes berbicara?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tes berbicara.
2.
Untuk mengetahui bentuk-bentuk tes berbicara.
3.
Untuk mengetahui contoh soal tes berbicara.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tes Berbicara
Tes kemampuan
berbicara merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam tes bahasa
(Heaton, 1989). Sebagai kemampuan berbahasa yang aktif-produktif, kemampuan
berbicara menuntut penguasaan terhadap beberapa aspek dan kaidah penggunaan
bahasa (Djiwandono, 1996). Berkaitan dengan hal ini, Harris (1996) menyatakan, bahwa
tidak ada kemampuan berbahasa yang begitu sulit untuk dinilai sebagaimana tes
berbicara. Kemudian ditegaskan kembali bahwa berbicara itu merupakan
ketrampilan yang sangat kompleks, yang mempersyaratkan penggunaan berbagai kemampuan
secara simultan.
Kemampuan
tersebut meliputi:
1.
Pelafalan (yang mencakup ciri-ciri segmental-vokal dan konsonan
serta pola tekanan dan intonasi),
2.
Tata bahasa,
3.
Kosa kata,
4.
Kelancaran (fluency), dan
5.
Pemahaman (kemampuan merespon terhadap suatu ujaran secara baik).
Tujuan tes berbicara adalah untuk mengukur kemampuan teste dalam
menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi lisan.
B.
Bentuk-Bentuk Tes Berbicara
1.
Membaca Keras
Sasaran
utamanya adalah agar teste memiliki kemampuan melafalkan bunyi-bunyi atau
ujaran bahasa sasaran dengan lancar, fasih dan dengan intonasi yang tepat.
2.
Bercerita Melalui Gambar
Gambar,
peta dan diagram dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara (Heaton,
1989). Untuk mengungkapkan kemampuan berbicara siswa, gambar dapat dijadikan
rangsangan pembicaraan yang baik.
3.
Menceritakan Kembali
Kegiatan
“menceritakan kembali” sebagai salah satu bentuk tes kemampuan berbicara.
Dilakukan dengan cara, guru memperdengarkan wacana baik secara langsung maupun
melalui media. Setelah itu, teste diminta untuk menceritakan kembali wacana
yang diperdengarkan tersebut dengan susunan bahasanya sendiri.
4.
Bercerita Bebas
Yaitu
suatu kegiatan tes kemampuan berbicara yang menuntut teste menceritakan
topik-topik tertentu secara bebas.
5.
Wawancara
Kegiatan
wawancara dilkukan oleh seorang penguji / lebih terhadap teste. Seorang penguji
hendaknya menciptakan suasana yang kondusif, agar teste merasa tenang, bebas,
dan tidak merasa tertekan. Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
memilih materi wawancara adalah keterkaitan meteri tersebut dengan kurikulum
dari isi buku teks bahasa Arab yang sudah dipelajari oleh siswa.
6.
Pidato
Dalam
konteks pengajaran atau penyelenggaraan tes berbicara, tugas pidato dapat
berwujud permainan simulasi.
7.
Diskusi
Diskusi
selain sebagai alat untuk mengukur kemampuan siswa dalam berargumentasi, juga
dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara. Dalam diskusi, teste
diminta mengemukakan dan mempertahankan pendapat, ide dan pikiran orang lain
secara kritis dan logis.
C.
Contoh Soal Tes Berbicara
ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP
MADRASAH TSANAWIYAH
Tahun Ajaran 2012 / 2013
HARI/TANGGAL
:
JAM
:
|
MATA
PELAJARAN : Bahasa Arab
KELAS
: VIII
|
تَكَلَّمْ
عَنِ الصُّوَرِ التَّالِيَةِ ! (لِنَمْرَةِ ٥-١)
١-
٢-
٣-
٤-
٥-
هَذِهِ الْقِرَاءَة لِنَمْرَة ١.
- ٦
عِنْدَنَا دَرْسُ الرِّيَاضَةِ البَدَنِيَّةِ.
الأُسْتَاذُ سَالِمٌ يُعَلِّمُنَا هَذَا الدَّرْسَ كُلَّ يَوْمِ السَّبْتِ. فِى
كُلِّ يَوْمِ السَّبْتِ يَذْهَبُ طُلاَّبُ الصَّفِّ الثَّامِنِ إِلَى مَلْعَبٍ.
الْمَدْرَسَةِ لِيَلْعَبُوْا كُرَةَ الْقَدَمِ.
٦- هَلْ لِلطُّلاَّبِ دَرْسُ
الرِّيَاضَةِ الْبَدَنِيَّةِ ؟
٧- مَنْ يُعَلِّمُ هَذَا الدَّرْسَ ؟
٨- اَيْنَ ذَهَبَ الطُّلاَّبُ
بِكُرَةِ الْقَدَمِ ؟
٩- مَتَى ذَهَبَ الطُّلاَّبُ
إِلَى مَلْعَبِ الْمَدْرَسَةِ ؟
.١-
مَاذَا يَلْعَبُ التَّلاَمِيْذُ فِي الْمَلْعَبِ؟
هَذِهِ الْقِرَاءَة لِنَمْرَةِ ١٤-١١
لِإِبْرَاهِيْمَ عَمٌّ نَشِيْطٌ.
اِسْمُهُ السَّيِّدُ عَبْدُ الرَّحِيْمِ. وَ اَتَى بِنَتِيْجَةٍ فِى الْحَيَاةِ.
عِنْدَهُ وَلَدَانِ، الْأَوَّلُ مَحْمُوْدٌ وَ الثَّانِى مَحْمُوْدَةٌ. وَ اَتَى
هُمَا نَتِيْجَةٌ فِى جَيَاتِهِمَا اَيْضًا.
مَحْمُوْدٌ طَبِيْبٌ مَشْهُوْرٌ
فِى الْمَدِيْنَةِ. وَ مَحْمُوْدَةٌ مُهَنْدِسَةٌ مَاهِرَةٌ وَ مَشْهُوْرَةٌ.
بَنَتْ مَحْمُوْدَةٌ بُنْيَانًا كَثِيْرَةً فِى الْمَدِيْنَةِ. عِنْدَ السَّيِّدِ
عَبْدِ الرَّحِيْمِ مِهْنَتَانِ :
الْمِهْنَةُ الأُوْلَى :
مُدَرِّسٌ، هُوَ مُدَرِّسٌ فِى الْمَدْرَسَةِ الثَّانَوِيَّةِ. وَ هَوَ يُحِبُّ
اَنْ يَذْهَبَ إِلَى الْمَدْرَسَةِ كُلَّ صَبَاحٍ إِلاَّ يَوْمَ الْاَحَدِ
لِيَعَلَّمَ التَّلاَمِيْذَ.
وَ الْمِهْنَةُ الثَّنِى :
فَلاَّحٌ، هُوَ فَلاَّحٌ يَمْلِكُ الْمَزْرَعَةَ بِحَاصِلاَتٍ كَثِيْرَةٍ وَ
مُتَنَوِّعَةٍ مِنْهَا اَرُزٌّ وَ خَضْرَوَاتٌ وَ فَوَاكِهُ وَ غَيْرُهَا. وَ هُوَ
يَذْهَبُ إِلَى الْمَزْرَعَةِ فِى يَوْمِ الاَحَدِ وَ فِى يَوْمِ الْعُطْلَةِ .
١١-
كَمِ الْمِهْنَةُ لِلسَّيِّدِ عَبْدِ الرَّحِيْمِ ؟
١٢-
مَا مِهْنَةُ وَلَدَي السَّيِّدِ عَبْدِ الرَّحِيْمِ ؟
١٣-
مَا مِهْنَةُ السَّيِّدِ عَبْدِ الرَّحِيْمِ ؟
١٤-
مَتَى يَذْهَبُ السَّيِّدُ عَبْدُ الرَّحِيْمِ إِلَى الْمَدْرَسَةِ ؟
١٥-
مَتَى يَذْهَبُ السَّيِّدُ عَبْدُ الرَّحِيْمِ إِلَى الْمَزْرَعَةِ ؟
اِمْلاَءِ مَا فِى الْفَرَاغِ
بِالْكَلِمَاتِ الْمُنَاسِبَاتِ ! ( لنمرة ٢٥ - ١٦)
١٦- تُحِبُّ عَائِشَةُ ....
الْكُتُبَ
١٧- يَرْسُمُ أَحْمَدُ .... عَنِ
الْحَيَوَانَاتِ
١٨- يَذْهَبُ .... كُلَّ يَوْمِ
إِلَى الْمُسْتَشْفَى
١٩- أَبِيْ مُدَرِّسٌ هُوَ
يَعْمَلُ فِي ....
.٢- زَيْدٌ فَلاَّحٌ هُوَ
يَعْمَلُ فِي ....
٢١- يُحِبُّ عَلِيُّ لَعْبَ ....
مَسَاءَ الْيَوْمِ
٢٢- يُرِيْدُ .... اَنْ يَبْنَى
بُنْيَانًا قَوِيَّةً
٢٣- لِعَلِي .... كَثِيْرَةٌ
مِنْهَا قِرَائَةٌ وَ رَسْمٌ
٢٤- يَعْمَلُ .... فِى السُّوْقِ
هُوَ يَبِيْعُ ....
٢٥- يَذْهَبُ .... إِلَى
الْمَدْرَسَةِ
اِجْعَلِ الْحِوَارَ مِنَ
الْكَلِمَاتِ الاَتِيَاتِ مَعَ صَدِيْقِكَ ! (لنمرة ٢٦ - .٣)
٢٦- تَاجِرٌ
٢٧- كُرَةُ الْقَدَمِ
٢٨- مُهَنْدِسٌ
٢٩- رَسْمٌ
.٣- طَبِيْبٌ
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tidak ada
kemampuan berbahasa yang begitu sulit untuk dinilai sebagaimana tes berbicara.
Berbicara merupakan ketrampilan yang sangat kompleks, yang mempersyaratkan
penggunaan berbagai kemampuan secara simultan.
Tujuan tes berbicara
adalah untuk mengukur kemampuan teste dalam menggunakan bahasa Arab sebagai
alat komunikasi lisan.
Bentuk-bentuk
tes berbicara :
1.
Membaca keras
2.
Bercerita melalui gambar
3.
Menceritakan kembali
4.
Bercerita bebas
5.
Wawancara
6.
Pidato
7.
Diskusi
DAFTAR PUSTAKA
Ainin, Muhammad, Dkk. 2006. Evaluasi dalam Pengajaran Bahasa
Arab. Malang: Misykat.
Djiwandono, M.Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran.
Bandung: ITB.
Modul Bahasa Arab MTs kelas VIII semester II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar anda di sini