PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian pendidikan dan kurikulum
seperti halnya penelitian- penelitian bidang lainnya ditujukan untuk memperoleh
kesimpulan tentang kelompok yang besar dalam lingkup wilayah yang luas, tetapi
hanya dengan meneliti kelompok kecil dalam daerah yang lebih sempit. Karena
dengan penelitian akan dapat menemukan informasi baru mengenai berbagai
permasalahan yang dihadapi manusia sebagai individu maupun sosial. Tanpa
penelitian, maasalah yang di hadapi masyarakat pada umumnya akan sukar untuk
dipecahkan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian populasi?
2.
Apakah jenis-jenis populasi?
3.
Apakah pengertian sampel?
4.
Apakah alasan penelitian
menggunakan sampel?
5.
Apakah yang dimaksud dengan teknik
sampling?
6.
Apa saja teknik yang digunakan
dalam pengambilan sampel penelitian?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Untuk menguraikan pengertian populasi
2. Untuk memaparkan jenis-jenis populasi
3. Untuk menguraikan pengertian sampel
4. Untuk menjelaskan alasan penelitian menggunakan sampel
5. Untuk menguraikan pengertian teknik sampling
6. Untuk menjelaskan teknik-teknik pengambilan sampel
BAB II
PEMBAHASAN
A. Populasi
Menurut Drs. S. Margono (2004), Populasi
adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan
waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan
manusianya. Jika manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran
populasi akan sama banyaknya dengan ukuran manusia.
Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi
adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.
Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan
penelitian), dapat berupa populasi (universe)
atau sampel.
Populasi dapat di bedakan sebagai berikut:
a.
Populasi terbatas atau populasi terhingga,
yakni populasi yang memiliki batas kuantitatif secara jelas karena memiliki
karakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun
1985, dengan karakteristik: masa kerja 2 tahun, lulusan program strata 1, dan
lain-lain.
b.
Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga,
yakni populasi yang tidak dapat di temukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat
di nyatakan dalan bentuk jumlah secara kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia,
yang berarti harus dihitung jumlahnya sejak guru pertama ada sampai sekarang
dan yang akan datang. Dalam keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat di
hitung, hanya dapat di gambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan
karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang, dan yang
akan menjadi guru. Populasi ini di sebut juga parameter.
Selain itu, populasi dapat
di bedakan ke dalam hal berikut ini:
a.
Populasi teoritis (Theoritical Population), yakni sejumlah populasi yang
batas-batasnya di tetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian
berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka di tetapka terdiri dari guru;
berumur 25 tahun sampai 40 tahun, program S1, jalur tesis, dll.
b.
Populasi yang tersedia (Accessible population), yakni sejumlah populasi yang secara
kuantitatif dapat di nyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota
Bandung terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang telah di tetapkan
dalam populasi teoritis.
Di samping itu persoalan
populasi bagi suatu penelitian harus di bedakan ke dalam sifat berikut ini:
a.
Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi
yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu di
persoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan
melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja.
Dokter itu tidak perlu mengambil satu botol darah, karena baik setetes maupun
satu botol hasilnya akan sama saja.
b.
Populasi yang bersifat heterogen, yakni
populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi,
sehingga perlu di tetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau
gejala-gejala dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen.
Meskipun banyak anggotanya
terbatas jumlahnya seperti jumlah mobil di Jakarta, jumlah mahasiswa di
Universitas Islam Negeri Jakarta, di mana keduanya sebenarnya dapat di hitung
namun karena hal itu sulit di lakukan maka di anggap tidak terbatas. Metode
penarikan/ pengambil data dengan jelas mengawali/ melibatkan seluruh anggota
populasi di sebut sensus.
Seorang peneliti meskipun
mengetahui bahwa metode sensus ini akan banyak memerlukan pemikiran, memakan
waktu yang lama serta relatif mahal, namun tetap melakukan sensus, hal ini di
sebabkan karena:
a.
Untuk ketelitian
Suatu penelitian sering
meminta ketelitian dan kecermatan yang tinggi, sehingga memerlukan data-data
yang besar jumlahnya. Apabila unsur ketelitian dan kecermatan ini harus di
prioritaskan maka harus di gunakan metode sensus.
b.
Sumber bersifat heterogen
Apabila mengahadapi sumber
informasi yang bersifat heterogen di mana sifat dan karakteristik masing-masing
sumber sulit untuk di bedakan maka lebih baik di gunakan metode sensus.
Karena populasi merupakan
keseluruhan subjek penelitian, maka jika seseorang meneliti semua elemen ia
harus meneliti semua populasi. Penelitian populasi di lakukan dengan cara
sensus. Cara sensus yang baik di lakukan bila sesuai dengan hal-hal berikut:
1.
Tingkat presisi karakteristik subjek
penelitian sangat diutamakan (seperti jumlah, jenis, waktu dan ukuran).
Misalnya, pada kegiatan sensus penduduk, sensus ekonomi, dll.
2.
Ukuran populasi sangat kecil
Bila jumlah populasi
sedikit, sempit, sebentar maka cara sensus tepat di terapkan. Misalnya, pada
penelitian kelas atau penilaian diri bagi para pembuat kebijakan bagi
lingkungan kantor.
Pada dasarnya, penelitian dengan cara sensus lebih baik
daripada sampling sebab cara sensus lebih mempresentasikan populasinya.
Meskipun demikian, seperti yang di kemukakan di atas, pada hal-hal tertentu
cara sampling bisa lebih efektif dan efisien daripada cara sensus.
B.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari
populasi, sebagai contohyang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.
Masalah sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut ini :
a. Penelitian bermaksud mereduksi objek
penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi sehingga harus meneliti
sebagian saja dari populasi.
b. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi
dari hasil –hasil kepenelitiannya, dalam arti menegakkan kesimpulan –kesimpulan
kepada objek,gejala atau kejadian yang lebih luas.
Adapun
alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakansampel beikut ini
a. Ukuran populasi
Dalam
hal populasi tak terbatas (tak terhingga) beruppa parameter yang jumlahnya
tidak diketahui dengan pasti, pada
dasarnya bersifat konseptual. Karena itu
sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti
itu.demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat
besar ,tidak praktis untuk mengumpulkan
data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh
pelosok Indonesia misalnya.
b. Masalah biaya
Besar-kecilnya
biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin
besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih –lebih bila
objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah
satu cara untuk mengurangi biaya.
c. Masalah waktu
Penelitian
sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi.
Sehubungan dengan hal itu,apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan
diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,dalam hal ini, lebih cepat.
d. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak
penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat
merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari
tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak
mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus
dilakukan hanya pada sampel.
e. Masalah ketelitian
Adalah
salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal
ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap
populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi
bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian
terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
f. Masalah
ekonomis
Pertanyaan
yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari hasil
penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika
tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis
daripada penelitian populasi.
Selanjutnya,
mengenai penetapan besar kecilnya sample tidaklah ada suatu ketetapan yang
mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen suatu sample harus
diambil. suatu hal yang perlu
diperhatikan adalah keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi. Jika
keadaan populasi homogen, jumlah sample hampir-hampir tidak menjadi persoalan,
sebaliknya,jika keadaan populasi heterogen, maka pertimbanangan pengambilan sample
harus memperhatikan hal :
1. Harus diselidiki kategori-kategori
heterogenitas.
2. Besarnya populasi dalam tiap kategori.
Sample
yang baik adalah sampel yang memiliki populasi atau yang representatif, artinya
yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal
walaupun mewakili sample bukan merupakan duplikat dari populasi.
Pada
umumnya masalah sampling timbul apabila
penelitian bermaksud untuk :
1. Mereduksi objek penyelidikannya. Karena
suatu alasan kerapkali seorang penyelidik tidak menyelidiki semua objek, semua
gejala, semua kejadian atau peristiwa, melainkan hanya sebagian saja dari objek
gejala atau kejadian yang dimaksudkan.
2. Ingin mengadakan generalisasi , dari
hasil-hasil, penyelidikannya. Mengadakan
generalisasi berarti mengesahkan kesimpulan-kesimpulan kepada objek-objek,
gejala-gejala, dan kejadian-kejadian yang diselidiki.
Mahasiswa
yang baru belajr metodelogi penelitian
di tingkat awal harus menyadari betul bahwa sample bukan merupakan duplikat
populasi ;karena itu , ia tidak boleh berprestensi bahwa suatu sample jika
telah ditetapkan dengan cara-cara tertentu dapat menjadi cermin yang sempurna
bagi populasi artinya ia tidak boleh meyakini bahwa sample tidak mengalami kesesatan walaupun
pengambilannya sudah menggunakan metode-metode statistik tertentu.
Petunjuk
–petunjuk untuk mengambil sampel :
1. Daerah generalisasi
Yang
pentinga disini adalah menentukan dahulu luas
populasinnya sebagai
daerah generalisasi, selanjutnya barulah menentukan sampelnya sebagai daerah
penelitiannya. Di sampling itu, yang penting adalah : “ kalau yang diselidiki
hanya satu kelas saja, jangan
diperluas sampai kelas-kelas lainnya apalagi menyimpulkan untuk sekolah-sekolah
lain”.
2. Pengesahan sifat-sifat populasi dan
ketegasan batas-batasnya
Bila
luas populasinya telah ditetapkan , harus segera diikuti penegasan tentang
sifat-sifat populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan adanya
valliditas dan reabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah
ditentukan terlebih dahulu luas dan sifat-sifat populasi, dan memberikan
batas-batas yang tegas, kemudian menetapkan sampelnya. Jangan terjadi kebalikannya,yaitu
menetapkan populasilah yang lebih dahulu baru kemudian sampelnya.
3. Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk
mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci dapat diperoleh melalui
bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya, sensus
penduduk dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi-instansi dan
organisasi-organisasi, seperti pengadilan, kepolisian, kantor P & K, kantor
kelurahan, dan sebagainnya.
Meskipun
demikia, haruslah diteliti kembali apakah informasi tersebut telah menunjukkan
validitasnya (kesahihan) . Hal itu perlu karena jangan sampai terjadi data
tahun 1954 masih dipakai sebagia sumber untuk tahun 1965, misalnya bila tahun
1954 tercatat jumlah anak rata-rata dalam seiap keluarga 4 orang, maka pada tahun
1965 jumlah anak rata-rata mungkin tidak seperti itu (4 orang).
4. Menetapkan besar kecilnya sampel
Mengenai
berapa besar kecilnya sampel
yang harus diambil untuk
sebuah penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti.
5. Menetapkan teknik sampling
Dalam
masalah sampel,
ada yang disebut biased
sampel , yaitu sampel yang tidak mewakili
populasi atau disebut juga dengan sample yang menyeleweng. Pengambilan sampel yang menyeleweng
disebut : biased sampling. Biased sampling adalah pengambilan sampel yang tidak dari
seluruh populasi, tetapi hanya dari salah satu golongan populasi saja, tetapi
generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi.Contoh : misalnya mengadakan
penelitian tentang penghasilan rata-rata orang indonesia hanya diambil sample yang kaya raya saja,
ataupun hanya yang melarst ? miskin saja. Dengan sendiriny akan mengakibatkan
adaanya kesimpulan yang menyeleweng atau disebut biased conclusion.
C. Teknik Sampling
Teknik
sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran
sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan
sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau
random sampling / probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom
samping/nonprobability sampling.
Random
sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama
untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya
ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut
mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang
dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen
populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima
elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah
peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya
kemungkinannya 0 (nol).
a)
Probability/Random Sampling
Teknik random sampling adalah teknik
pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi, baik secara individu
maupun kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Teknik ini
tidak pilih-pilih dan didasarkan atas prinsip-prinsip matematis yang telah
diuji dalam praktek. Random Sampling adalah pengambilan sampel secara random
atau tanpa pandang bulu alias acak. Ramdom sampling bertitik tolak pada
prinsip-prinsip matematik yang kokoh karena telah diuji dalam praktik. Sampai
sekarang, teknik ini dipandang sebagai teknik yang paling baik dan dalam
research mungkin merupakan satu-satunya teknik yang paling baik. Dalam random
sampling, semua individu dalam populasi, baik secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama, diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Ø
Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Teknik
untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan
demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa
dipilih menjadi sampel.
Ø
Stratified Random Sampling atau Sampel Acak
Distratifikasikan
Teknik
ini biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau
berlapis-lapis. Misalnya sekolah, terdapat beberapa tingkatan kelas. Jika
tingkatan dalam populasi diperhatikan, mula-mula harus dipastikan strata yang
ada, kemudian tiap strata diwakili sampel penelitian.
Ø Cluster
Sampling atau Sampel Gugus
Teknik
ini digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan
terdiri dari kelompok atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan terhadap
populasi pelajar SMU di suatu kota. Untuk itu random tidak dilakukan secara
langsung pada semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau
cluster.
b)
Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak
Acak
Seperti
telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak
semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih
menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan
karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan
oleh peneliti.
Ø
Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan
pertimbangan kemudahan
Dalam
memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan
kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi
ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada
beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja –
atau juga captive sample
(man-on-the-street). Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan
untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan
yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang
menggunakan jenis sampel ini, hasilnya
ternyata kurang obyektif.
Ø Purposive
Sampling
Sesuai
dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang
atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang
atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya.
Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang
paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya, untuk memperoleh
data tentang bagaimana keadaan atau karakteristik suatu sekolah, maka kepala
sekolah merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi,
judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena
mereka mempunyai “information rich”.
Ø
Quota Sampling
Teknik
sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional,
namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Dalam teknik
ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklassifikasikan dalam
beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu pada setiap kelompok. Pengumpulan data
dilakukan langsung oada unit sampling. Setelah jatah terpenuhi, pengumpulan
data dihentikan.
Ø
Snowball Sampling – Sampel Bola Salju
Teknik
ini adalah teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelindingyang lama-lama menjadi besar. Teknik ini banyak dipakai ketika
peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu
atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena
peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama
untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel.
Ø
Systematic Sampling atau Sampel Sistematis
Jika
peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat
pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat
digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi
secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang
“keberapa”. Misalnya, setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan
sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel
tergantung pada ukuran populasi dan
ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang
akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu,
kedua, dan seterusnya adalah 25.
Ø Area Sampling
atau Sampel Wilayah
Teknik
ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Misalnya, dalam penelitian
pendidikan kita mengadakan penelitian acak terhadap wilayah-wilayah pendidikan
dari suatu populasi atau kabupaten, kemudian terhadap sekolah-sekolah, lalu
kelas-kelas dan akhirnya para siswa.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a.
Populasi adalah seluruh data yang menjadi
perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
b.
Jenis-jenis populasi: populasi umum dan
populasi target
c.
Sedangkan sampel adalah sebagian dari
populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara
tertentu.
d.
Adapun alasan penelitian menggunakan sampel
adalah:
1. Ukuran populasi
2. Masalah biaya
3. Masalah waktu
4. Percobaan yang sifatnya merusak
5. Masalah ketelitian
6. Masalah ekonomis
e. Teknik sampling adalah cara untuk
menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan
dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan
penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
f. Teknik-teknik yang di gunakan dalam pengambilan sampel
1. Probability/Random Sampling
2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau
Sampel Tidak Acak
B. Saran
Demikian makalah ini yang dapat kami tulis. Apabila
ada kekurangan dalam penulisan ini, penulis mohon kritik dan sarannya, guna
untuk memperbaiki kesalahan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Beni Ahmad
saebeni. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia
Margono, S. 2004. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Nana
Syaoidih S. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Saifuddin
Azwar. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suharsimi
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Zainal
Arifin. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar anda di sini