Sabtu, 11 Juli 2015

Teknik Penyajian Data

BAB I
PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang
Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan angka-angka yang disebut data kasar. Penyebutan dengan istilah data kasar menunjukkan bahwa data itu belum diolah dengan teknik statistik tertentu. Jadi, data-data itu masih berwujud sebagaimana data itu diperoleh yang biasanya berupa skor. Skor-skor tersebut disebut juga dengan istilah skor kasar, yang artinya sama dengan data kasar. Biasanya relatif banyak dan tidak beraturan. Dalam pembuatan laporan penelitian, data tersebut yang harus dilaporkan. Agar dapat memberikan gambaran yang bermakna, data-data itu haruslah disajikan kedalam tampilan yang sistematis.
Ada sejumlah cara yang dapat dipilih untuk menampilkan data hasil pengukuran dalam kerja penelitian. Penyajian data yang mana yang sebaiknya dipilih tergantung jenis data, selera peneliti, dan tujuan penampilan data itu sendiri.

   B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan penyajian data?
2.      Apa tujuan dari penyajian data?
3.      Apa bentuk data yang disajikan?
4.      Apa macam-macam teknik penyajian data?

   C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian penyajian data.
2.      Untuk mengetahui tujuan dari menyajikan data.
3.      Untuk mengetahui bentuk data yang disajikan.
4.      Untuk mengetahui macam-macam teknik penyajian data.
BAB II
PEMBAHASAN

   A.    Penyajian Data
Pada laporan penelitian, bagian hasil penelitian terdapat bahasa mengenai deskripsi data, analisis data dan pembahasan. Deskripsi data adalah kegiatan menyajikan data dari data yang dikumpulkan. Data yang dikumpulkan dalam prosses pengumpulan data merupakan data yang berserakan, tidak beraturan dan sulit dibaca, agar tersusun dalam bentuk yang teratur dan mudah dibaca maka dilakukan penyajian data atau penyusunan data.
Dengan demikian, penyajian data adalah kegiatan menyusun data mentah yang berserakan menjadi lebih teratur sehingga mudah dibaca, dipahami dan dianalisis.

   B.     Tujuan Penyajian Data
Penyajian data mempunyai dua tujuan ( Ferguson dan Takane, 1998: 16 ), yaitu:
1.      Pertama, penyajian data memudahkan dalam membaca dan memahami data.
Data mentah yang tidak beraturan sulit dibaca dan dipahami. Dengan menyajikannya dalam bentuk tabel atau gambar maka penampilan dan gambaran data lebih mudah dibaca dan dipahami.
2.      Kedua, penyajian data memudahkan dalam menganalisis data.
Data mentah yang belum tersusun dengan baik memerlukan waktu yang lama dan sulit untuk dianalisis. Dengan menyusunnya dalam bentuk yang lebih teratur maka data lebih mudah dianalisis.
  

   C.    Bentuk Data yang Disajikan
Penyajian data dilakukan untuk menyusun atau mengatur data. Data yang disajikan dapat berbentuk skor, persentase atau indeks. Bentuk data sangat tergantung pada bentuk mana yang memberikan manfaat maksimal kepada pembaca dalam memahami data.
1.      Skor
Data berbentuk skor merupakan data asli hasil pengukuran. Data ini langsung diambil berdasarkan hasil pengukuran variabel tertentu atau responden. Pengukuran dilakukan dengan mengubah respons yang diberikan oleh responden atas instrumen menggunakan aturan skoring.
2.      Persentase
Data dapat disajikan dalam bentuk persentase. Skor diubah menjadi persentase dengan cara membagi suatu skor dengan totalnya dan mengalikan 100.  Misalnya:
Siswa yang tidak lulus ujian adlah 15 orang dari 50 orang peserta ujian. Data siswa yang tidak lulus adalah (15/50) x 100 = 30 %.
Data bentuk persentase biasanya dipilih bila ingin mengetahui posisi data diantara total keseluruhan.
3.      Indeks
Data yang disajikan juga dapat diubah ke dalam bentuk indeks. Seperti juga penyajian data menggunakan persentase, pengubahan ke dalam angka indeks juga dapat dimaksudkan untuk mengetahui nilai suatu skor di antara keseluruhan data. Bedanya, presentase disajikan dalam bentuk persen, sedang angka indeks disajikan dalam bentuk angka desimal. Misalnya:
Terdapat sebanyak 15 orang siswa yang tidak lulus dalam sebuah tes yanng diikuti oleh 20 orang, maka angka ketidaklulusan adalah 15/20 = 0,75.

   D.    Macam-Macam Teknik Penyajian Data
Setiap peneliti harus dapat menyajikan data telah diperoleh, baik yang diperoleh melalui observasi, wawancara, kuesioner (angket) maupun dokumentasi. Prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif dan lengkap, dalam arti data yang disajikan dapat menarik pihak lain untuk membacanya dan mudah memahami isinya. Penyajian data yang komunikatif dapat dilakukan dengan: penyajian data dibuat berwarna, dan bila data yang disajikan cukup banyak maka perlu bervariasi penyajiannya.
Teknik penyajian data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu membuat tabel atau daftar dan grafik atau diagram.
1.      Tabel
Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan masa kerja) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data.
Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai jumlah secara terperinci sehingga memudahkan pengolah data dalam menganalisis data tersebut.
Tabel mempunyai beberapa komponen. Berikut contoh sebuah tabel sebagai bahan untuk menjelaskan komponen tabel.
Tabel 2.1
Jumlah penduduk putus SD/MI di Desa X Tahun 2007 – 2009
Tahun
frekuensi
2007
115
2008
121
2009
132
Jumlah
368
Sumber: Monografi desa X
a)      Nomor Tabel, diatas judul tabel terdapat nomor tabel yaitu 2.1. bila tabel yang disajikan lebih dari satu maka hendaknya diberi nomor agar mudah untuk mencari kembali bila dibutuhkan.
b)      Judul Tabel, di atas tabel dituliskan judul tabel. Judul tabel memuat informasi mengenai: data serta tempat dan waktu pengumpulannya.
c)      Baris, tabel tersebut mempunyai baris 2007 – 115, 2008 – 121, 2009 – 132 dan jumlah – 368.
d)     Kolom, tabel di atas mempunyai kolom tahun dan frekuensi penduduk putus SD/MI.
e)      Sel adalah data yang menjadi pertemuan baris dan kolom, yaitu 155, 121, 132 dan 368.
f)       Sumber adalah asal darimana data dikutip. Sumber merupakan pihak yang melakukan pengumpulan data. Jika tabel tidak memuat sumber berarti data dikumpulkan dan ditabulasikan sendiri oleh pembuat tabel.
Macam – macam penyajian data dalam bentuk tabel antara lain:
a.      Tabel Baris Kolom
Sebagaimana namanya, tabel ini memuat keterangan yang terdiri dari baris dan kolom yang mempunyai ciri tidak terdiri dari faktor-faktor yang terdiri dari beberapa kategori dan bukan merupakan data kuantitatif yang dibuat menjadi beberapa kelompok. Contoh: (fiktif)
Tabel 2.2
Daftar IP Seorang Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Tahun 2008 – 2012
No
Semester
IP
1
I
3,12
2
II
3,00
3
III
3,39
4
IV
3,37
5
V
2,90
6
VI
3,30
7
VII
3,40
Total
22,48

b.      Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel distribusi frekuensi adalah tabel yang menyusun distribusi datanya dalam frekuensi. Tabel ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1)      Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal
Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal adalah tabel yang digunakan untuk menyusun distribusi data dalam frekuensi dengan distribusi yang bersifat tunggal. Contoh: ( fiktif )
Tabel 2.3
Jumlah Anak dalam setiap keluarga di desa X tahun 2012
Jumlah anak
f
0
5
1
52
2
75
3
27
4
11
Di atas 4
20
Jumlah
213
2)      Tabel Distribusi Frekuensi Bergolong
Tabel distribusi  frekuensi bergolong adalah tabel yang digunakan untuk menyajikan data dalam frekuensi dengan distribusi data bergolong.
Penggolongan distribusi data dilakukan untuk makin memudahkan memahami data. Contoh: ( fiktif )
Tabel 2.4
Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas VII MtsN Sukamaju Tahun 2010
Data
f
51 – 60
3
61 – 70
8
71 – 80
17
81 – 90
12
91 – 100
5
Jumlah
45


c.       Tabel Kontingensi ( Tabel Faktorial )
Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi tabel ini mempunyai ciri khusus, yaitu untuk menyajikan data yang terdiri atas dua faktor (variabel) atau lebih dalam satu perpaduan baris dan kolom. Contoh: (fiktif)
Tabel 2.5
Jumlah Pelajar di Wilayah X tahun 2010
Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan
JENIS KELAMIN

TINGKAT SEKOLAH
JUMLAH
SD
SMP
SMA
Laki – laki
4756
2795
1459
9012
Perempuan
4032
2116
1256
7404
Jumlah
8790
4911
2715
16416
Sumber data: dokumentasi Dinas Pendidikan Nasional Kecamatan X tahun 2010
Catatan: Faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri atas k kategori, dapat dibuat daftar kontingensi berukuran b x k dengan b menyatakan baris  dan k menyatakan kolom.
2.      Grafik
Selain dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagaimana dikemukakan di atas, data-data kuantitatif (numerik) yang terkumpul  juga dapat disajikan ke dalam bentuk grafik. Penyajian data dalam bentuk grafik adalah menggambarkan data secara visual dalam sebuah gambar. Sehingga penyajian data dalam bentuk ini lebih mudah untuk dibaca dan lebih menarik.
Pembuatan grafik pada hakikatnya merupakan kelanjutan dari pembuatan tabel distribusi frekuensi karena pembuatan grafik itu haruslah didasarkan pada tabel distribusi frekuensi. Oleh karena itu pembuatan grafik selalu diawali dengan pembuatan tabel distribusi frekuensi.
Penggambaran data dalam sebuah grafik dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis grafik, tergantung jenis datanya. Bila data yang hendak disajikan berupa data nominal, maka penyajian data menggunakan grafik batang, gambar, garis, atau lingkaran. Sedangkan jika data bersifat kontinum maka penyajian data biasanya menggunakan grafik histogram, poligon, atau kurva.
a.    Data nominal
Data nominal merupakan data yang bersifat kategorik. Data yang satu dengan yang lain dapat dipisah-pisahkan secara tegas.
1)      Grafik Batang
Grafik batang merupakan grafik yang menggambarkan data menggunakan batang. Batang menunjukkan data dan ketinggiannya menunjukkan frekuensinya. Contoh: (fiktif)
Diketahui data jumlah anak dalam setiap keluarga penduduk di desa X tahun 2012, yang diikuti oleh 213 keluarga sebagai berikut:
Tabel 2.6
Jumlah Anak dalam setiap keluarga di desa X tahun 2012
Jumlah anak
f
0
5
1
52
2
75
3
27
4
11
Di atas 4
20
Jumlah
213





Gambar 2.1 Grafik Batang
2)      Grafik Gambar (Pictogram)
Grafik gambar adalah grafik yang disajikan dalam bentuk gambar. Hal ini dilakukan supaya gambar yang disajikan lebih komunikatif. Di dalam bidang koordinat XY dinyatakan dalam gambar – gambar dengan ciri khusus untuk suatu karakteristik. Misalnya: (fiktif) untuk menyatakan jumlah buku di perpustakaan pada tahun – tahun tertentu, dapat digambarkan berupa gambar buku (secara sederhana) tiap gambar mewakili suatu jumlah tertentu.
Tabel  2.7
Jumlah Buku di Perpustakaan Tarbiyah dari Tahun 2006 – 2010
Tahun
Jumlah
2006
150
2007
175
2008
145
2009
200
2010
195




Gambar 2.2 Grafik Pictogram
3)      Grafik Garis
Grafik garis adalah grafik yang menyajikan data dalam sebuah garis, biasanya dibuat untuk menunjukkan perkembangan suatu keadaan dari waktu ke waktu. Perkembangan tersebut bias naik bias turun. Hal ini akan Nampak secara visual melalui garis dalam grafik.
Dalam grafik terdapat garis vertical yang menunjukkan jumlah dan yang mendatar menunjukkan variable tertentu yang ditunjukkan pada gambar dibawah, yang perlu diperhatikan dalam membuat grafik adalah ketepatan membuat skala pada garis vertical yang akan mencerminkan keadaan jumlah hasil observasi. Contoh : (fiktif)
Perkembangan Nilai Bahasa Arab Adit dari semester I sampai semester V tahun ajaran 2011 – 2013 sebagai berikut:
Tabel 2.8
Nilai Bahasa Arab Adit tahun ajaran 2011 – 2013
Semester
                   Nilai
I
80
II
95
III
75
IV
100
V
85

Gambar 2.3 Grafik Garis
4)      Grafik  Lingkaran
Cara lain untuk menyajikan data hasil penelitian adalah dengan grafik lingkaran. Diagram lingkaran digunakan untuk membandingkan data dari berbagai kelompok.
Contoh            : (fiktif)
Dari hasil penelitian mengenai pelajaran Bahasa Arab dengan sampel 50 siswa di MTs  negeri 24 Prabumulih Tahun 2013 diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2.9
Penilaian Siswa terhadap Pelajaran Bahasa Arab di MTsN 24 Prabumulih 2013
No
            Penilaian
Jumlah
1
Sangat Suka
12
2
Suka
13
3
Tidak Suka
19
4
Sangat Tidak Suka
6

Penyajian data tersebut dalam diagram lingkaran adalah sebgai berikut:
a)      Cari persentase masing-masing data tersebut.
·         Sangat Suka =
·         Suka =
·         Tidak Suka =
·         Sangat Tidak Suka =
b)      Cari Luas sudut yang dibutuhkan untuk setiap data.
·         Sangat Suka =
·         Suka =
·         Tidak Suka =
·         Sangat Tidak Suka =
c)      Selanjutnya luas-luas kelompok data tersebut digambarkan ke dalam bentuk lingkaran.
Gambar 2.4 Grafik Lingkaran



b.      Data kontinum
Berbeda dengan data nominal, data kontinum tidak dapat dipisahkan satu sama lain secara eksklusif. Data kontinum bersambungan dalam sebuah skala yang bersifat kontinum.
1)      Grafik Histogram merupakan grafik batang yang disusun secara teratur dan berimpitan satu dengan yang lainnya tanpa ruang antara.
Contoh: (fiktif)
Diketahui nilai ujian bahasa Arab kelas VIII MTs X tahun 2008 yang diikuti oleh 65 orang siswa sebagai berikut:
Tabel 2.10
Distribusi Frekuensi Nilai Bahasa Arab kelas VIII MTs X tahun 2008
No
Skor
Frekuensi
1
25 – 34
6
2
35 – 44
8
3
45 – 54
11
4
55 – 64
14
5
65 – 74
12
6
75 – 84
8
7
85 – 94
6
Jumlah
65
Gambar 2.5 Grafik Histogram
 
2)      Grafik Poligon
Poligon merupakan grafik distribusi dari distribusi frekuensi bergolong suatu variable. Tampilan poligon berupa garis-garis patah yang menghubungkan nilai tengah dari setiap interval kelas. Poligon juga disebut grafik untuk menggambarkan data dengan menghubungkan titik – titik tengah batang histogram sehingga sering disebut dengan frekuensi histogram.
Contoh: (fiktif)
Diketahui nilai ujian bahasa Arab kelas VIII MTs X tahun 2008 yang diikuti oleh 65 orang siswa sebagai berikut:
Tabel 2.11
Distribusi Frekuensi Nilai Bahasa Arab kelas VIII MTs X tahun 2008
No
Skor
Titik tengah kelas (xi)
Frekuensi
1
25 – 34
29,5
6
2
35 – 44
39,5
8
3
45 – 54
49,5
11
4
55 – 64
59,5
14
5
65 – 74
69,5
12
6
75 – 84
79,5
8
7
85 – 94
89,5
6
Jumlah
65

Gambar 2.6 Grafik Poligon
3)      Grafik Kurva
Kurva merupakan perataan atau penghalusan dari garis-garis poligon. Gambar poligon sering tidak rata karena adanya perbedaan frekuensi data skor dan data skor itu sendiri mencerminkan fluktuasi sampel. Pembuatan kurve dilakukan dengan meratakan garis gambar poligon yang tidak rata dan terlihat tidak beraturan sehingga menjadi rata.
Gambar 2.7 Grafik Kurva

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa penyajian data dengan tabel bisa memberikan angka – angka yang lebih rinci, tetapi tidak bisa cepat diambil kesimpulan. Sedangkan dengan grafik, kesimpulan bisa dengan cepat diambil tetapi angka – angkanya kurang rinci.
Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai jumlah secara terperinci sehingga memudahkan pengolah data dalam menganalisis data tersebut. Data mentah yang berserakan ditata dan diatur dalam sebuah tabel.
Penyajian data dalam bentuk grafik adalah menggambarkan data secara visual dalam sebuah gambar. Sehingga penyajian data dalam bentuk ini lebih mudah untuk dibaca dan lebih menarik.
Perbedaan diagram batang dengan histogram dan diagram garis dengan poligon, yaitu:
Diagram batang dan garis
Diagram histogram dan poligon
Batang – batangnya tidak saling berhimpit satu sama lain (khusus untuk diagram batang)
Batang – batangnya saling berhimpit satu sama lain (khusus untuk diagram histogram)
Digunakan untuk data distribusi frekuensi tunggal
Digunakan untuk data distribusi frekuensi bergolong
Dimulai dengan data diskret/ nominal (data satu dengan yang lain dapat dipisahkan secara tegas)
Dimulai dengan data kontinum (data yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan lepas satu sama lain secara eksklusif)



Daftar Pustaka


Mundir. 2003. Statistika Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurgiyantoro Burhan, dkk.. 2004. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta: Gajahmada University Press.

Purwanto. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Supranto,J. 2008. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

1 komentar:

Tinggalkan Komentar anda di sini