PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Metode
pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak
dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya
melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan
lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik
tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Kegiatan
pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan
instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara
sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang
dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi
atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam
prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan
penelitian kuantitatif dan kualitatif.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data?
2.
Bagaimana teknik pengumpulan data dengan menggunakan
penelitian kuantitatif?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui maksud dari teknik pengumpulan
data.
2.
Untuk mengetahui teknik pengumpulan data dengan
menggunakan penelitian kuantitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Tehnik Pengumpulan Data.
Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan
data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling
tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.
Dalam
suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat
menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut.
Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan
berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian.
Kegiatan
pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan
instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara
sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang
dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi
atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam
prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian
pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses
pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif. Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti
dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis
(untuk penelitian kuantitatif).
Teknik
pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi penelitian, apakah
kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik
pengumpulan data: observasi, focus group discussion (FGD), wawancara
mendalam (indent interview), dan studi kasus (case study). Sedangkan dalam
penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data: angket (questionnaire),
wawancara, dan dokumentasi.
- Teknik Pengumpulan Data
Kuantitatif
Penelitian
kuantitatif menjunjung tinggi objektifitas dan keseragaman. Sesuatu yang
objektif harus tampak dalam perilaku. Data kuantitatif berupa respons yang
diberikan responden yang tampak dan dapat diukur.
Ada
beberapa metode pengumpulan data yang umum digunakan dalam suatu penelitian
adalah sebagai berikut ;
1. Wawancara.
Wawancara
adalah proses memperoleh keterangan/data untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara.
Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.
Sutrisno
Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam
menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:
·
Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu
tentang dirinya sendiri.
·
Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah
benar dan dapat dipercaya.
·
Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si
peneliti.
Wawancara
dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat
dilakukan dengan tatap muka maupun lewat telepon
Secara
garis besar ada dua macam pedoman wawancara :
a. Pedoman
wawancara tidak terstruktur
Yaitu
pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditayakan. Tentu saja
kreativitas pewawancara sangat diperlukan. Pewawancaralah sebagai pengemudi
jawaban responden. Adapun
contohnya adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pendapat Saudara terhadap
kebijakan-kebijakan Rektor terhadap UKM-UKM yang ada di IAIN Syekh Nurjati
Cirebon?dan bagaimana dampaknya terhadap mahasiswa!”.
b. Pedoman
wawancara terstruktur
Yaitu
pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek
list. Wawancara
terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh.
Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap
responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam
melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk
wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan
wawancara berjalan lancar. Adapun contoh wawancara terstruktur tentang
tanggapan Mahasiswa terhadap pelayanan Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon:
1)
Bagaimanakah tanggapan Saudara/I terhadap pelayanan yang ada
di PBA?
a) Sangat bagus
b) Bagus
c) Tidak bagus
d) Sangat tidak bagus
2)
Bagaimanakah tanggapan Saudara/i terhadap pelayanan
Administrasi di IAIN Syekh Nurjati?
a) Sangat bagus
b) Bagus
c) Tidak bagus
d) Sangat tidak bagus
Pedoman
wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi structured”. Dalam
hal ini mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah
terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih
lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel,
dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
Sebagai
contoh misalnya kita akan menyelidiki pengetahuan dan pendapat mahasiswa
tentang perguruan tinggi di mana mereka kuliah. Pertama-tama mereka kita tanya
tentang tahun berapa mereka masuk, sekarang di semester berapa, mengambil mata
kuliah apa saja, ekstrakulikuler apa yang diikuti, dan sebagainya.
Kemudian diikuti pertanyaan sebagai
berikut:
·
Pada tahun Saudara masuk, jurusan apa saja yang ada?
·
Apakah Saudara memperoleh indeks prestasi (IP) yang baik
dari semester ke semester?
·
Apakah program studi yang diberikan cocok dengan keperluan
Saudara jika sudah lulus?
Sebelum
melakukan proses wawancara ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara
lain:
1) Persiapan wawancara
2) Menentukan jenis dan struktur
pertanyaan
3) Menyiapkan instrument wawancara
4) Menghubungi atau membuat janji
dengan calon responden untuk melakukan kunjungan, atau memilih tempat dan
situasi yang nyaman.
5) Membuat kesan positif
6) Sikap dan pedoman wawancara
7)
Peranan pewawancara
Kelebihan
teknik wawancara:
·
Memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan yang memerlukan waktu yang
panjang.
·
Memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas masalah dan
menjelaskan maksud penelitian kepada responden.
·
Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan teknik kuesioner.
kelemahan
dan kelebihan wawancara
Manurut (Djumhur dan Moh. Surya)
Selain memiliki kelebihan, wawancara
juga mempunyai kelemahan - kelemahan, yaitu:
·
Memerlukan
waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar
·
Sangat
tergantung pada individu yang akan diwawancarai
·
Situasi
wawancara mudah dipengaruhi lingkungan sekitar
·
Menuntut
penguasaan keterampilan bahasa yang baik dari interviewer
·
Adanya
pengaruh subyektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil wawancara
·
Adanya
pengaruh subjektifitas dari interviewer terhadap hasil wawancara
Upaya-upaya mengatasi kelemahan
dalam wawancara yaitu :
·
Kondisikan
keadaan agar lebih baik sehingga tidak terpengaruh keadaan lingkungan yang
kurang baik.
·
Bahasa
yang digunakan bisa disesuaikan dengan klien agar klien mengerti dan faham.
·
Minimalkan
waktu, tenaga, dan biaya yang ada.
2.
Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Iskandar, 2008:
77).
Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono
mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket yaitu sebagai berikut:
a)
Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi
pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran,
maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala
pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b)
Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan
angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
c)
Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket
dapat berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak
terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan
negatif.
d)
Pertanyaan tidak mendua
e)
Tidak menanyakan yang sudah lupa
f)
Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan
tidak menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
g)
Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak
terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
h)
Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai
dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal
yang sulit.
Ada beberapa jenis kuesioner yang dapat digunakan dalam
proses pengumpulan data, yaitu:
a)
Kuesioner tertutup
Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden sudah
dalm bentuk pilihan ganda. Jadi kuesioner jenis ini responden tidak diberi
kesempatan untuk mengeluarkan pendapat.
Contoh: Penerapan skala likert
Bagaimana pendapat Saudara tentang sarana dan prasarana yang
ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta?
1.
Sangat tidak baik
2.
Tidak baik
3.
Biasa
4.
Baik
5.
Sangat baik
b)
Kuesioner terbuka
Merupakan angket atau pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada responden yang memberikan keleluasaan kepada responden untuk memberikan
pendapat sesuai dengan keinginan mereka.
Contoh: Bagaimana pendapat Saudara tentang sarana dan
prasarana yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta?
Jawab: Sarana dan prasarana yang ada di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta sudah baik, misalnya seperti buku yang ada
di perpustaan fakultas sudah memadai.
Kelebihan teknik kuesioner, antara
lain:
·
Jumlah responden dapat dalam jumlah yang besar dan
cakupannya cukup luas, karena kuesioner dapat dikirim melalui pos.
·
Biaya yang dibutuhkan dengan teknik ini relative murah.
·
Responden tidak perlu orang yang mempunyai keahlian dan
wawasan yang luas, cukup orang yang terkait dengan permasalahan dalam
penelitian.
Kekurangan teknik kuesioner, antara lain:
·
Tingkat pengembalian kuesioner rendah, jika dikirim melalui
pos.
·
Teknik kuesioner hanya dapat diberikan kepada responden yang
dapat membaca.
·
Bila pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ditafsirkan salah
oleh responden, maka hasil penelitian tidak akurat.
Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa
dalam proses pembuatan kuesioner sebagai berikut:
1)
Gunakan bahasa atau kata-kata yang sederhana agar mudah
dipahami oleh responden.
2)
Hindari penggunaan pertanyaan-pertanyaan spesifik.
3)
Pertanyaan harus singkat.
4)
Hindari pemilihan kata yang bermakna ganda.
5)
Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat.
6)
Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknik
cukup akurat.
3.
Observasi
Observasi atau pengamatan langsung adalah
pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi
lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga
didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.
Dalam menggunakan observasi cara yang
paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan
sebagai instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun berisi item-item
tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti
berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah
sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan
penilaian kepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan reaksi penonton
televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai reaksi
tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki
(Arikunto, 2006: 229).
Ada beberapa komponen yang tercakup
dalam proses pengumpulan data dengan metode observasi, antara lain:
a.
Pemilihan
b.
Pengubahan
c.
Pencatatan
d.
Pengodean
e.
Tujuan empiris
Teknik pengumpulan data dengan observasi dapat dibedakan
berdasarkan keterlibatan pengamat dan cara pengamatan.
a.
Berdasarkan keterlibatan pengamatan dibagi dua, yaitu:
1)
Observasi partisipasi
Di mana pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang
dilakukan subjek yang diteliti atau yang sedang diamati.
2)
Observasi tak partisipasi
Di mana pengamat berada di luar subjek yang sedang diteliti
atau diamati.
b.
Berdasarkan cara pengamatan dibagi dua, yaitu:
1)
Observasi terstruktur
Dengan cara ini pengamat dalam proses pengumpulan data
menggunakan pedoman pengamatan.
2)
Observasi tidak terstruktur
Dengan cara ini pengamat dalam proses pengumpulan data tidak
menggunakan pedoman pengamatan.
Kelebihan teknik observasi, antara lain:
-
Pengamat mempunyai kemungkinan untuk langsung
mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian
tersebut masih berlaku, atau sewaktu perilaku sedang terjadi sehingga pengamat
tidak menggantungkan data-data dari ingatan seseorang.
-
Pengamatan dapat memperoleh data dan subjek, baik
dengan berkomunikasi verbal ataupun tidak, misalnya dalam melakukan penelitian.
Sering subjek tidak mau berkomunikasi secara verbal dengan peneliti karena
takut, tidak punya waktu atau enggan. Namun, hal ini dapat diatasi dengan
adanya pengamatan (observasi) langsung
Kekurangan teknik observasi, antara lain:
-
Memerlukan waktu yang relatif lama untuk memperoleh
pengamatan langsung terhadap satu kejadian, misalnya adat penguburan suku
Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka seorang peneliti harus menunggu
adanya upacara adat tersebut.
-
Pengamat biasanya tidak dapat melakukan terhadap
suatu fenomena yang berlangsung lama, contohnya kita ingin mengamati fenomena
perubahan suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern, akan sulit
atau tidak mungkin dilakukan.
-
Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati,
misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi,
seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar,
kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap konflik keluarga
tersebut karena kurang jelas.
Manfaat Observasi
Menurut Patton sebagaimana dikutip Nasution, manfaat
observasi adalah sebagai berikut.
1.
Dengan
observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konsteks data dalam
keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh padangan yang holistik
atau menyeluruh.
2.
Dengan
observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan
peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep
atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan
penemuan.
3.
Dengan
observasi peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang
lain. Khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap
biasa dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
4.
Dengan
observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan
terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin
ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
5.
Dengan
observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden,
sehingga peneliti memperoleh gambaran yang komperhensif.
6.
Melalui
pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi
juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana atau situasi sosial
yang diteliti.
Langkah-langkah Observasi
Dalam hal melaksanakan penelitian tindakan kelas dilakukan
secara kolabiratif, maka secara umum pelaksanaan observasi perlu dilakukan
dalam tiga fase kegiatan, yaitu pertemuan perencanaan; pelaksanaan observasi
kelas; dan pembahasan balikan.
4.
Tes
Tes secara harfiah berasal dari bahasa perancis kuno
“testum” artinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes
adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang
dimiliki seseorang atau kelompok. Tes juga dapat
didefinisikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab atau pertanyaan
yang harus dipilih dengan tujuan untuk mengukur aspek perilaku tertentu dari
orang yang dikenai tes. Dapat disimpulkan bahwa Tes adalah
cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan,
yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas sehingga dapat dihasilkan
nilai yang melambangkan tingkah laku peserta tes.
a.
Fungsi
tes
1.
Sebagai
alat pengukur terhadap peserta didik (tingkat perkembangan yang dicapai)
2.
Sebagai
alat pengukur keberhasilan program pengajaran.
b.
Pembagian
Tes
1.
Berdasarkan
fungsinya:
1.
Tes
seleksi
2.
Tes
tes awal
3.
Tes
akhir
4.
Tes
diagnostik
5.
Tes
formatif
6.
Tes
sumatif
2.
Berdasarkan
aspek psikis:
1.
Tes
intelegensi
2.
Tes
kemampuan
3.
Tes
sikap
4.
Tes
kepribadian
5.
Tes
hasil belajar
3.
Berdasarkan
banyaknya orang:
1.
Tes
individu
2.
Tes
kelompok
4.
Berdasarkan
waktu:
1.
Power
test
2.
Speed
test
5.
Berdasarkan
bentuk respon:
1.
Verbal
test
2.
Nonverbal
test
6.
Berdasarkan
cara mengajukan pertanyaan dan jawaban:
1.
Tes
tertulis
2.
Tes
lisan
Bentuk tes yang sering dipakai dalam proses belajar mengajar
pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu :
1.
Tes
tertulis (written tes) : suatu tes yang menuntut siswa memberikan jawaban
secara tertulis . Tes tertulis mempunyai 2 macam:
2.
Tes
obyektif: tes tertulis yang menuntut siswa memilih jawaban yang telah
disediakan atau memberikan jawaban singkat terbatas. Tes ini dibuat sedemikian
rupa, sehingga hasil tes tersebut dapat dinilai secara obyektif, dinilai oleh
siapapun akan menghasilkan nilai yang sama. Tes objektif jawabannya ringkas dan
pendek (short answer test).
Bentuk bentuk tes obyektif ini adalah :
1) Bentuk benar salah (true false)
Contoh : Lingkarilah B bila pertanyaan ini benar, atau S
bila pertanyaan tersebut salah. B-S Hukum memberi hadiah adalah sunah muakkad.
2) Bentuk pilihan ganda ( multiple
choice)
Contoh : berilah tanda (x) huruf a, b, c, d pada jawaban
yang benar!
Wajib megerjakan ibadah haji bagi orang yang…………
a.
Tua
c. kaya
b. Mampu
d. suka
3) Bentuk menjodohkan (matching)
Contoh : Jodohkan soal bagian A dan B
Bagian A
- Melaksanakan Ibadah puasa
- Iman kepada kitab-kitab Alloh
- Menahan keluarnya hadast
Bagian B
- Rukun Iman nomor 3
- Hal yang makruh dalam sholat
- Rukun islam nomor 4
4) Bentuk melengkapi (completion)/jawaban
singkat
Contoh : Rosul nomor 25 adalah….
3.
Tes
Subjektif/Essai : tes tertulis yang meminta siswa memberikan jawaban berupa
uraian atau kalimat yang panjang-panjang. Panjang pendeknya tes essai adalah
relatif, sesuai kemampuan si penjawab tes. Bentuk-bentuk tes subjektif ini
adalah :
1). Essai bebas, yakni tes yang soal-soalnya harus dijawab
dengan uraian secara bebas. Sesuai dengan apa yang diketahuinya.
Contoh :
Apa yang terjadi apabila pemerintahan suatu negara dipimpin
oleh seorang diktator?
Kelemahan dalam bentuk ini adalah sukar menentukan standar
jawaban yang benar sebab jawaban siswa sifatnya beraneka ragam.
2). Essai terbatas, yakni yang soalnya menuntut jawaban
dalam bentuk uraian yang telah terarah. Tes uaraian ini lebih mudah
memeriksanya, karena dapat lebih mudah ditetapkan standar jawaban yang benar.
Contoh : Sebutkan ciri-ciri seorang pemimpin yang bersifat
dictator !
4.
Tes
Lisan (oral test) : Tes lisan sangat bermanfaat untuk mengukur aspek yang
terkait dengan kemampuan komunikasi. Tes lisan juga dapat digunakan untuk
menguji siswa baik secara individual ataupun kelompok.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tes lisan
:
a) Janganlah guru membentak
siswa karena siswa itu memberikan jawaban yang menurut penilaian guru merupakan
jawaban yang salah.
b) Jangan pula ada
kecenderungan untuk membantu seorang murid yang sedang dites dengan memberikan
kunci-kunci jawaban tertentu karena kita merasa kasihan atau simpati pada murid
itu.
Contoh bentuk tes lisan :
Guru dikelas bertanya pada siswanya :
“sebutkan Rukun-rukun dalam sholat!”
5.
Dokumen
Dokumentasi sering dicontohkan dengan foto-foto baik dalam
acara tertentu maupun dalam penelitian. Namun perlu dicermati bahwa yang
dimasud dokumentasi tidak hanya foto-foto saja. Contoh dokumentasi yang
dimaksud dalam artikel kali ini adalah gambar, tulisan, buku, monografi dan
lain sebagainya.
Menurut Sugiyono (2011:329-330)
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,
ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar,
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya
misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.
Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih
kridibel atau dapat dipercaya kalau di dukung oleh sejarah pribadi kehidupan
masa kecil, sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobografi.
Kelemahan Dokumentasi
Perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki
kredibilitas yang tinggi, sebagai contoh banyak foto yang tidak mencerminkan
keadaan aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu. Demikian juga
autobiografi yang ditulis untuk dirinya sendiri, sering subjektif.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan
data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling
tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.
Pengumpulan
data dialukan untuk menyediakan data untuk dianalisis guna menjawab masalah
yang telah dirumuskan. Dalam pengumpulan data kuantitatif, kebenaran bersifat
objektif, tunggal, universal, dapat dapat diuji dan positif.
Ada beberapa metode pengumpulan data yang umum digunakan
dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut ;
1. Wawancara
Ada dua macam wawancara, yaitu
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
2. Kuesioner(angket)
Ada dua macam kuesioner, yaitu
tertutup dan terbuka.
3. Observasi
Ada dua macam observasi, yaitu
observasi terstruktur dan tidak terstruktur
4.
Tes
5.
Dokumen
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto. 2012. Metodologi
Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi Dan Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2005. Metode
Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Remaja Rosdakarya.
http://www.konsistensi.com/2013/04/pengumpulan-data-penelitian-dengan.html
Gimana cara dowloadnya min?
BalasHapus