Sabtu, 11 Juli 2015

Teknik Pengumpulan Data

 BAB I
PENDAHULUAN
   A.     Latar Belakang
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif.

   B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data?
2.      Bagaimana teknik pengumpulan data dengan menggunakan penelitian kuantitatif?
   C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui maksud dari teknik pengumpulan data.
2.      Untuk mengetahui teknik pengumpulan data dengan menggunakan penelitian kuantitatif.






BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Tehnik  Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).
Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi penelitian, apakah kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan data: observasi, focus group discussion (FGD), wawancara mendalam (indent interview), dan studi kasus (case study). Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data: angket (questionnaire), wawancara, dan dokumentasi.
  1. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif 
Penelitian kuantitatif menjunjung tinggi objektifitas dan keseragaman. Sesuatu yang objektif harus tampak dalam perilaku. Data kuantitatif berupa respons yang diberikan responden yang tampak dan dapat diukur.
Ada beberapa metode pengumpulan data yang umum digunakan dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut ;
1.      Wawancara.
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan/data untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:
·         Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
·         Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
·         Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka maupun lewat telepon
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara :
a.       Pedoman wawancara tidak terstruktur
Yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditayakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat diperlukan. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. Adapun contohnya adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pendapat Saudara terhadap kebijakan-kebijakan Rektor terhadap UKM-UKM yang ada di IAIN Syekh Nurjati Cirebon?dan bagaimana dampaknya terhadap mahasiswa!”.
b.      Pedoman wawancara terstruktur
Yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek list. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar. Adapun contoh wawancara terstruktur tentang tanggapan Mahasiswa terhadap pelayanan Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon:
1)                Bagaimanakah tanggapan Saudara/I terhadap pelayanan yang ada di PBA?
a)      Sangat bagus
b)       Bagus
c)       Tidak bagus
d)     Sangat tidak bagus
2)                Bagaimanakah tanggapan Saudara/i terhadap pelayanan Administrasi di IAIN Syekh Nurjati?
a)      Sangat bagus
b)      Bagus
c)      Tidak bagus
d)     Sangat tidak bagus
Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi structured”. Dalam hal ini mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
Sebagai contoh misalnya kita akan menyelidiki pengetahuan dan pendapat mahasiswa tentang perguruan tinggi di mana mereka kuliah. Pertama-tama mereka kita tanya tentang tahun berapa mereka masuk, sekarang di semester berapa, mengambil mata kuliah apa saja, ekstrakulikuler apa yang diikuti, dan sebagainya.
Kemudian diikuti pertanyaan sebagai berikut:
·         Pada tahun Saudara masuk, jurusan apa saja yang ada?
·         Apakah Saudara memperoleh indeks prestasi (IP) yang baik dari semester ke semester?
·         Apakah program studi yang diberikan cocok dengan keperluan Saudara jika sudah lulus?
Sebelum melakukan proses wawancara ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1)      Persiapan wawancara
2)      Menentukan jenis dan struktur pertanyaan
3)      Menyiapkan instrument wawancara
4)      Menghubungi atau membuat janji dengan calon responden untuk melakukan kunjungan, atau memilih tempat dan situasi yang nyaman.
5)      Membuat kesan positif
6)      Sikap dan pedoman wawancara
7)      Peranan pewawancara
Kelebihan teknik wawancara:
·         Memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan yang memerlukan waktu yang panjang.
·         Memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas masalah dan menjelaskan maksud penelitian kepada responden.
·         Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan teknik kuesioner.
kelemahan dan kelebihan wawancara
Manurut (Djumhur dan Moh. Surya) Selain memiliki kelebihan, wawancara juga mempunyai kelemahan - kelemahan, yaitu:
·         Memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar
·         Sangat tergantung pada individu yang akan diwawancarai
·         Situasi wawancara mudah dipengaruhi lingkungan sekitar
·         Menuntut penguasaan keterampilan bahasa yang baik dari interviewer
·         Adanya pengaruh subyektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil wawancara
·         Adanya pengaruh subjektifitas dari interviewer terhadap hasil wawancara
Upaya-upaya mengatasi kelemahan dalam wawancara yaitu :
·         Kondisikan keadaan agar lebih baik sehingga tidak terpengaruh keadaan lingkungan yang kurang baik.
·         Bahasa yang digunakan bisa disesuaikan dengan klien agar klien mengerti dan faham.
·         Minimalkan waktu, tenaga, dan biaya yang ada.
2.      Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Iskandar, 2008: 77).
Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket yaitu sebagai berikut:
a)      Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b)      Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
c)      Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur),  dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.
d)     Pertanyaan tidak mendua
e)      Tidak menanyakan yang sudah lupa
f)       Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
g)      Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
h)      Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit.
Ada beberapa jenis kuesioner yang dapat digunakan dalam proses pengumpulan data, yaitu:
a)      Kuesioner tertutup
Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden sudah dalm bentuk pilihan ganda. Jadi kuesioner jenis ini responden tidak diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat.
Contoh: Penerapan skala likert
Bagaimana pendapat Saudara tentang sarana dan prasarana yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta?


1.      Sangat tidak baik
2.      Tidak baik
3.      Biasa
4.      Baik
5.      Sangat baik


b)      Kuesioner terbuka
Merupakan angket atau pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden yang memberikan keleluasaan kepada responden untuk memberikan pendapat sesuai dengan keinginan mereka.
Contoh: Bagaimana pendapat Saudara tentang sarana dan prasarana yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta?
Jawab: Sarana dan prasarana yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta sudah baik, misalnya seperti buku yang ada di perpustaan fakultas sudah memadai.
Kelebihan teknik kuesioner, antara lain:
·         Jumlah responden dapat dalam jumlah yang besar dan cakupannya cukup luas, karena kuesioner dapat dikirim melalui pos.
·         Biaya yang dibutuhkan dengan teknik ini relative murah.
·         Responden tidak perlu orang yang mempunyai keahlian dan wawasan yang luas, cukup orang yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian.
Kekurangan teknik kuesioner, antara lain:
·         Tingkat pengembalian kuesioner rendah, jika dikirim melalui pos.
·         Teknik kuesioner hanya dapat diberikan kepada responden yang dapat membaca.
·         Bila pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ditafsirkan salah oleh responden, maka hasil penelitian tidak akurat.
Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa dalam proses pembuatan kuesioner sebagai berikut:
1)      Gunakan bahasa atau kata-kata yang sederhana agar mudah dipahami oleh responden.
2)      Hindari penggunaan pertanyaan-pertanyaan spesifik.
3)      Pertanyaan harus singkat.
4)      Hindari pemilihan kata yang bermakna ganda.
5)      Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat.
6)      Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknik cukup akurat.
3.      Observasi
Observasi atau pengamatan langsung adalah pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.
Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki (Arikunto, 2006: 229).
Ada beberapa komponen yang tercakup dalam proses pengumpulan data dengan metode observasi, antara lain:
a.       Pemilihan
b.      Pengubahan
c.       Pencatatan
d.      Pengodean
e.       Tujuan empiris
Teknik pengumpulan data dengan observasi dapat dibedakan berdasarkan keterlibatan pengamat dan cara pengamatan.
a.       Berdasarkan keterlibatan pengamatan dibagi dua, yaitu:
1)      Observasi partisipasi
Di mana pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan subjek yang diteliti atau yang sedang diamati.
2)      Observasi tak partisipasi
Di mana pengamat berada di luar subjek yang sedang diteliti atau diamati.
b.      Berdasarkan cara pengamatan dibagi dua, yaitu:
1)      Observasi terstruktur
Dengan cara ini pengamat dalam proses pengumpulan data menggunakan pedoman pengamatan.
2)      Observasi tidak terstruktur
Dengan cara ini pengamat dalam proses pengumpulan data tidak menggunakan pedoman pengamatan.
Kelebihan teknik observasi, antara lain:
-          Pengamat mempunyai kemungkinan untuk langsung mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut masih berlaku, atau sewaktu perilaku sedang terjadi sehingga pengamat tidak menggantungkan data-data dari ingatan seseorang.
-          Pengamatan dapat memperoleh data dan subjek, baik dengan berkomunikasi verbal ataupun tidak, misalnya dalam melakukan penelitian. Sering subjek tidak mau berkomunikasi secara verbal dengan peneliti karena takut, tidak punya waktu atau enggan. Namun, hal ini dapat diatasi dengan adanya pengamatan (observasi) langsung
Kekurangan teknik observasi, antara lain:
-          Memerlukan waktu yang relatif lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap satu kejadian, misalnya adat penguburan suku Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka seorang peneliti harus menunggu adanya upacara adat tersebut.
-          Pengamat biasanya tidak dapat melakukan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama, contohnya kita ingin mengamati fenomena perubahan suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern, akan sulit atau tidak mungkin dilakukan.
-          Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati, misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar, kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap konflik keluarga tersebut karena kurang jelas.
Manfaat Observasi
Menurut Patton sebagaimana dikutip Nasution, manfaat observasi adalah sebagai berikut.
1.    Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konsteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh padangan yang holistik atau menyeluruh.
2.    Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan.
3.    Dengan observasi peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain. Khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
4.    Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
5.    Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang komperhensif.
6.    Melalui pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana atau situasi sosial yang diteliti.
Langkah-langkah Observasi
Dalam hal melaksanakan penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolabiratif, maka secara umum pelaksanaan observasi perlu dilakukan dalam tiga fase kegiatan, yaitu pertemuan perencanaan; pelaksanaan observasi kelas; dan pembahasan balikan.

4.      Tes
Tes secara harfiah berasal dari bahasa perancis kuno “testum” artinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki seseorang atau kelompok. Tes juga dapat didefinisikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab atau pertanyaan yang harus dipilih dengan tujuan untuk mengukur aspek perilaku tertentu dari orang yang dikenai tes. Dapat disimpulkan bahwa Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku peserta tes.
a.       Fungsi tes
1.      Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik (tingkat perkembangan yang dicapai)
2.      Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran.
b.      Pembagian Tes
1.      Berdasarkan fungsinya:
1.      Tes seleksi
2.      Tes tes awal
3.      Tes akhir
4.      Tes diagnostik
5.      Tes formatif
6.      Tes sumatif
2.      Berdasarkan aspek psikis:
1.      Tes intelegensi
2.      Tes kemampuan
3.      Tes sikap
4.      Tes kepribadian
5.      Tes hasil belajar
3.      Berdasarkan banyaknya orang:
1.      Tes individu
2.      Tes kelompok
4.      Berdasarkan waktu:
1.      Power test
2.      Speed test
5.      Berdasarkan bentuk respon:
1.    Verbal test
2.    Nonverbal test
6.      Berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dan jawaban:
1.      Tes tertulis
2.      Tes lisan
Bentuk tes yang sering dipakai dalam proses belajar mengajar pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu :
1.      Tes tertulis (written tes) : suatu tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara tertulis . Tes tertulis mempunyai 2 macam:
2.      Tes obyektif: tes tertulis yang menuntut siswa memilih jawaban yang telah disediakan atau memberikan jawaban singkat terbatas. Tes ini dibuat sedemikian rupa, sehingga hasil tes tersebut dapat dinilai secara obyektif, dinilai oleh siapapun akan menghasilkan nilai yang sama. Tes objektif jawabannya ringkas dan pendek (short answer test).
Bentuk bentuk tes obyektif ini adalah :
1)    Bentuk benar salah (true false)
Contoh : Lingkarilah B bila pertanyaan ini benar, atau S bila pertanyaan tersebut salah. B-S Hukum memberi hadiah adalah sunah muakkad.
2)    Bentuk pilihan ganda ( multiple choice)
Contoh : berilah tanda (x) huruf a, b, c, d pada jawaban yang benar!
Wajib megerjakan ibadah haji bagi orang yang…………
a. Tua                                      c. kaya
b. Mampu                                d. suka
3)   Bentuk menjodohkan (matching)
Contoh : Jodohkan soal bagian A dan B
Bagian A
- Melaksanakan Ibadah puasa
- Iman kepada kitab-kitab Alloh
- Menahan keluarnya hadast
Bagian B
- Rukun Iman nomor 3
- Hal yang makruh dalam sholat
- Rukun islam nomor 4
4)   Bentuk melengkapi (completion)/jawaban singkat
Contoh :  Rosul nomor 25 adalah….
3.      Tes Subjektif/Essai : tes tertulis yang meminta siswa memberikan jawaban berupa uraian atau kalimat yang panjang-panjang. Panjang pendeknya tes essai adalah relatif, sesuai kemampuan si penjawab tes. Bentuk-bentuk tes subjektif ini adalah :
1). Essai bebas, yakni tes yang soal-soalnya harus dijawab dengan uraian secara bebas. Sesuai dengan apa yang diketahuinya.
Contoh :
Apa yang terjadi apabila pemerintahan suatu negara dipimpin oleh seorang diktator?

Kelemahan dalam bentuk ini adalah sukar menentukan standar jawaban yang benar sebab jawaban siswa sifatnya beraneka ragam.
2). Essai terbatas, yakni yang soalnya menuntut jawaban dalam bentuk uraian yang telah terarah. Tes uaraian ini lebih mudah memeriksanya, karena dapat lebih mudah ditetapkan standar jawaban yang benar.
Contoh : Sebutkan ciri-ciri seorang pemimpin yang bersifat dictator !
4.      Tes Lisan (oral test) : Tes lisan sangat bermanfaat untuk mengukur aspek yang terkait dengan kemampuan komunikasi. Tes lisan juga dapat digunakan untuk menguji siswa baik secara individual ataupun kelompok.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tes lisan :
a)      Janganlah guru membentak siswa karena siswa itu memberikan jawaban yang menurut penilaian guru merupakan jawaban yang salah.
b)      Jangan pula ada kecenderungan untuk membantu seorang murid yang sedang dites dengan memberikan kunci-kunci jawaban tertentu karena kita merasa kasihan atau simpati pada murid itu.
Contoh bentuk tes lisan :
Guru dikelas bertanya pada siswanya :
“sebutkan Rukun-rukun dalam sholat!”
5.      Dokumen
Dokumentasi sering dicontohkan dengan foto-foto baik dalam acara tertentu maupun dalam penelitian. Namun perlu dicermati bahwa yang dimasud dokumentasi tidak hanya foto-foto saja. Contoh dokumentasi yang dimaksud dalam artikel kali ini adalah gambar, tulisan, buku, monografi dan lain sebagainya.

Menurut Sugiyono (2011:329-330)
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kridibel atau dapat dipercaya kalau di dukung oleh sejarah pribadi kehidupan masa kecil, sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobografi.

Kelemahan Dokumentasi
Perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi, sebagai contoh banyak foto yang tidak mencerminkan keadaan aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu. Demikian juga autobiografi yang ditulis untuk dirinya sendiri, sering subjektif.



BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.
Pengumpulan data dialukan untuk menyediakan data untuk dianalisis guna menjawab masalah yang telah dirumuskan. Dalam pengumpulan data kuantitatif, kebenaran bersifat objektif, tunggal, universal, dapat dapat diuji dan positif.
  Ada beberapa metode pengumpulan data yang umum digunakan dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut ;
1.      Wawancara
Ada dua macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
2.      Kuesioner(angket)
Ada dua macam kuesioner, yaitu tertutup dan terbuka.
3.      Observasi
Ada dua macam observasi, yaitu observasi terstruktur dan tidak terstruktur
4.      Tes
5.      Dokumen


DAFTAR PUSTAKA
Purwanto. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi Dan Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Remaja Rosdakarya.

http://www.konsistensi.com/2013/04/pengumpulan-data-penelitian-dengan.html

1 komentar:

Tinggalkan Komentar anda di sini