PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penelitian sangat
bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), yang pada
gilirannya akan sangat berguna bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan
bangsa. Dan dalam hal penelitian sendiri tidak bisa terlepas dari yang namanya “Teori
dan Hipotesis”.
Teori sendiri
dibangun dengan data yang tersusun dalam satu sistem pemikiran yang sistematik
dan teori sebagai titik permulaan, didalam arti bahwa dari situlah bersumbernya
hipotesis yang akan dibuktikan. Sedang hipotesis, dapat bersumber dari pengalaman,
praktik, teori dan masih banyak hal lain yang dapat diawali dengan membuat
perumusan hipotesis.
Disini kami
akan mencoba menjelaskan tentang pengertian teori dan hipotesis, konsep
hipotesis, jenis hipotesis dan perumusan hipotesis.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
teori dan hipotesis itu?
2.
Apa konsep dari hipotesis itu?
3.
Apa saja jenis
hipotesis itu?
4.
Bagaimana
perumusan hipotesis itu?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian teori dan hipotesis
2.
Untuk mengetahui konsep hipotesis
3.
Untuk mengetahui jenis hipotesis
4.
Untuk mengetahui perumusan hipotesis
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teori dan Hipotesis
1.
Pengertian Teori
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada setiap
bidang pengetahuan, hal itu tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara
umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta/fenomena yang satu dengan
fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta. Yang lebih jalasnya bahwa suatu
teori adalah suatu fenomena yang diperoleh melalui proses sistematis dan harus
dapat diuji kebenarannya, bila tidak maka itu bukan teori.
Teori dibutuhkan sebagai pegangan-pegangan pokok secara
umum. Dalam hubungan dengan data, teori dibangun dengan data yang tersusun
dalam satu sistem pemikiran sistematik. Karena itu pengumpulan data dilakukan hanya
sesudah segala sesuatupun mengenai masalah penelitian telah selesai
direncanakan. Hubungannya dengan hipotesis dalam suatu penelitian, sebuah teori
adalah perumusan sementara tentang suatu kemungkinan dalil. Teori sebagai titik
permulaan,dalam arti bahwa dari situlah bersumbernya hipotesis yangakan
dibuktikan.
2. Pengertian Hipotesis
Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai dua kata “hypo”
(sementara) dan “thesis” (kesimpulan). Hipotesis berarti dugaan atau
jawaban sementara terhadap suatu permasalahan penelitian. Fraenkel dan Wallen
mengemukakan hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu
penelitian. Kata ‘dugaan’,’sementara’ dan ‘prediksi’ menunjukkan bahwa suatu
hipotesis harus dibuktikan kebenarannya, apakah dapat diterima menjadisuatu
pernyataan yang permanen atau tidak. Jika tidak, hipotesis tersebut harus
ditolak, sehingga tidak dapat digunakan lebih lanjut. Misalnya, seorang
peneliti menyatakan terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dan
prestasi belajar. Sebaiknya, penelitian tersebut dilakukan terhadap seluruh
anggota populasi, sehingga orang dapat meyakini kebenarannya. Namun, seringkali
penelitian dilakukan terhadap sampel dengan alasan populasinya bersifat infinite,
penyelidikannya bersifat destruktif,
datanya bersifat homogen, agar lebih praktis, serta untuk efisiensi
tenaga, biaya dan waktu.
Suatu hipotesis dapat dikatakan baik jika memenuhi karakteristik sebagai
berikut: a. Berlandaskan pada asumsi atau teori tertentu
b.
Dinyatakan dalam kalimat pernyataan
c.
Dapat diuji (testabylity) kebenarannya secara empirik
d.
Jelas dan spesifik
e.
Dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan metode penelitian yang akan
dilakukan.
B.
Konsep Hipotesis
Dalam merumuskan hipotesis ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan, antara lain:
1. Hipotesis harus
mengekspresikan satu fenomena (satu variabel) atau
mengekspresikan
hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih, maksudnya dalam
merumuskan hipotesis untuk mengekspresikan hubungan atau pengaruh seorang
peneliti harus setidak-tidaknya mempunyai dua variabel yang akan dikaji. Kedua
variabel tersebut adalah variabel bebas (independent) dan variabel
terikat (dependent). Jika variabel lebih dari dua, maka biasanya satu
variabel terikat dua variabel bebas.
2.
Hipotesis harus dinyatakan secara jelas dan tidak
bermakna ganda, artinya rumusan hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu
pada satu makna tidak boleh menimbulkan penafsiran lebih dari satu makna. Jika
hipotesis dirumuskan secara umum maka hipotesis tersebut tidak dapat diuji
secara empiris.
3.
Hipotesis harus dapat diuji secara empiris, masudnya
ialah memungkinkan untuk diungkapkan dalam bentuk opersionalisasi yang dapat
dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan secara empiris.
C.
Jenis Hipotesis
Menurut bentuknya, hipotesis dibagi menjadi tiga:
1.
Hipotesis Penelitian (Ha)
Hipotesis
penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang
dikaji. Dalam hipotesis ini peneliti menganggap benar hipotesisnya yang
kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian hipotesis dengan
menggunakan data yang diperoleh selama melakukan penelitian.
Misalnya: Ada
hubungan antara tingkat motifasi belajar dengan tingkat prestasi belajar.
2.
Hipotesis Operasional
Hipotesis ini
merupakan hipotesis yang bersifat objektif. Artinya peneliti merumuskan
hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga
berdasarkan objektivitasnya, bahwa hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu
benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti
memerlukan hipotesis pembanding yang bersifat objektif dan netral atau secara
teknis disebut nol (Ho). Adapun arti dari hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis
yang menyatakan ketiadakbenaran dari suatu fenomena atau menyatakan tidak ada
hubungan antara dua variabel atau lebih.
Ho digunakan untuk
memberikan keseimbangan pada hipotesis penelitian, karena peneliti meyakini
dalam pengujian nanti benar atau salahnya hipotesis penelitian tergantung dari
bukti-bukti yang diperoleh selama melakukan penelitian.
Contoh: Ho: Tidak
ada hubungan antara tingkat motifasi belajar dengan tingkat prestasi belajar.
3.
Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik
merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik.
Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi
dalam bentuk angka-angka (kuantitatif).
Misalnya: Ho: r =
0; atau Ho: p = 0
Dan berdasarkan
bentuk rumusan masalah, hipotesis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Hipotesis
Deskriptif
Hipotesis deskriptif, yaitu hipotesis yang tidak
membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain atau hipotesis yang
dirumuskan untuk menggambarkan suatu fenomena, atau hipotesis yang dirumuskan
untuk menjawab permasalahan taksiran.
Contoh: Motivasi belajar siswa MAN 1 Surakarta mencapai
90% dari kriteria rata-rata nilai ideal.
b.
Hipotesis Komparatif
Hipotesis
komparatif adalah hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada
permasalahan yang bersifat membedakan atau membandingkan antara satu dengan
data lainnya.
Contoh: Ada
perbedaan kemampuan berbahasa arab antara siswa lulusan SMA dengan siswa lulusan
MA.
c.
Hipotesis Asosiatif
Hipotesis
asosiatif, adalah hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada
permasalahan yang bersifat hubungan/pengaruh. Adapun sifat hubungannya
hipotesis ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1)
Hipotesis Hubungan Simetris
Adalah hipotesis
yang menyatakan hubungan bersifat kebersamaan antara dua variabel atau lebih,
tetapi menunjukkan hubungan sebab akibat.Contoh: Ada hubungan antara rajin
membaca buku dengan wawasan pengetahuan.
2)
Hipotesis Hubungan Sebab Akibat (kausal)
Adalah hipotesis
yang menyatakan hubungan bersifat hubungan sebab akibat antara variabel atau
lebih.Contoh: Pengalaman training dan tingkat pendidikan secara
bersama-sama terhubung dengan kemampuan kerja.
3)
Hipotesis Hubungan Interaktif
Adalah hipotesis
hubungan antara dua variabel atau lebih bersifat saling memengaruhi.Contoh:
Terdapat pengaruh timbal balik antara kreativitas mahasiswa dengan hasil
belajar.
D.
Perumusan Hipotesis
Cara merumuskan hipotesis adalah dengan tahapan sebagai
berikut: rumuskan hipotesis penelitian, hipotesis operasional dan hipotesis
statistik.
1.
Hipotesis penelitian ialah hipotesis yang dibuat dan
dinyatakan dalam bentuk kalimat.Contoh:
a.
Ada Hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja
pegawai.
b.
Ada hubungan antara promosi dan volume penjualan.
2.
Hipotesis operasional ialah mendefinisikan hipotesis yang
ada didalamnya agar dapat dioperasionalisasikan.Contoh:
a.
“Gaya kepemimpinan” dioperasionalisasikan sebagai cara
memberikan instruksi terhadap bawahan.
b.
“Kinerja pegawai” dioperasionalisasikan sebagai tinggi
rendahnya pemasukan perusahaan.
Hipotesis
operasional ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Hipotesis kerja/alternatif (Ha) merupakan anggapan dasar
peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji bersifat tidak netral. Sehingga
bunyi hipotesisnya:Ha: Ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja
pegawai.
2. Hipotesis nol (Ho) yang bersifat netral atau dapat juga
didefinisikan suatu pernyataan tentang parameter yang bertentangan dengan
keyakinan peneliti atau kebalikan Ha. Bunyi hipotesisnya:Ho: Tidak ada hubungan
antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai.
3.
Hipotesis statistik ialah hipotesis operasional yang
diterjemahkan kedalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang
dipilih oleh peneliti.
Dalam
contoh ini asumsi kinerja pegawai tidak ada hubungannya dengan gaya
kepemimpinan, maka hipotesisnya sebagai berikut:
Ha:
r # 0 (tidak samadengan)
Ho:
r = 0 (sama dengan)
Menurut
Suharsimi Arikunto (2005), apabila hipotesis sudah dirumuskan, maka penelitian
dapat bersikap dua hal:
1.
Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya tidak
terbukti (pada akhir penelitian).
2.
Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa
data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian
berlangsung).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Teori sebagai titik permulaan, dalam arti dari teorilah
bersumbernya hipotesis yang akan dibuktikan.
2.
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu
permasalahan penelitian.
3.
Konsep hipotesis, dalam merumuskan hipotesis ada beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan: Hipotesis harus mengekspresikan satu fenomena
(satu variabel) atau mengekspresikan hubungan atau pengaruh antara dua variabel
atau lebih, Hipotesis harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda
dan Hipotesis harus dapat diuji secara empiris.
4.
Adapun Jenis hipotesis ada 3:
a.
Hipotesis Deskriptif
b.
Hipotesis Komparatif
c.
Hipotesis Asosiatif
5.
Perumusan hipotesis, merumuskan hipotesis adalah dengan
tahapan: merumuskan hipotesis penelitian, hipotesis operasional dan hipotesis
statistik.
DAFTAR PUSTAKA
Rianto
Adi. 2010. Metodologi Penelitian Sosial Dan Hukum. Jakarta: Granit.
Ir.
Syofiani Siregar. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Drs.
Zainal Arifin. 2012. Penelitian
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar anda di sini