Sabtu, 11 Juli 2015

Teori Dan Hipotesis


BAB I
PENDAHULUAN
   A.    Latar Belakang
Penelitian sangat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa. Dan dalam hal penelitian sendiri tidak bisa terlepas dari yang namanya “Teori dan Hipotesis”.
Teori sendiri dibangun dengan data yang tersusun dalam satu sistem pemikiran yang sistematik dan teori sebagai titik permulaan, didalam arti bahwa dari situlah bersumbernya hipotesis yang akan dibuktikan. Sedang hipotesis, dapat bersumber dari pengalaman, praktik, teori dan masih banyak hal lain yang dapat diawali dengan membuat perumusan hipotesis.
Disini kami akan mencoba menjelaskan tentang pengertian teori dan hipotesis, konsep hipotesis, jenis hipotesis dan perumusan hipotesis.
   B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian teori dan hipotesis itu?
2.      Apa  konsep dari hipotesis itu?
3.      Apa saja jenis hipotesis itu?
4.      Bagaimana perumusan hipotesis itu?
   C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian teori dan hipotesis
2.      Untuk mengetahui konsep hipotesis
3.      Untuk mengetahui jenis hipotesis
4.      Untuk mengetahui perumusan hipotesis


BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Teori dan Hipotesis
1.               Pengertian Teori
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada setiap bidang pengetahuan, hal itu tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta/fenomena yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta. Yang lebih jalasnya bahwa suatu teori adalah suatu fenomena yang diperoleh melalui proses sistematis dan harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak maka itu bukan teori.
Teori dibutuhkan sebagai pegangan-pegangan pokok secara umum. Dalam hubungan dengan data, teori dibangun dengan data yang tersusun dalam satu sistem pemikiran sistematik. Karena itu pengumpulan data dilakukan hanya sesudah segala sesuatupun mengenai masalah penelitian telah selesai direncanakan. Hubungannya dengan hipotesis dalam suatu penelitian, sebuah teori adalah perumusan sementara tentang suatu kemungkinan dalil. Teori sebagai titik permulaan,dalam arti bahwa dari situlah bersumbernya hipotesis yangakan dibuktikan.
            2.  Pengertian Hipotesis
        Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai dua kata “hypo” (sementara) dan “thesis” (kesimpulan). Hipotesis berarti dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan penelitian. Fraenkel dan Wallen mengemukakan hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Kata ‘dugaan’,’sementara’ dan ‘prediksi’ menunjukkan bahwa suatu hipotesis harus dibuktikan kebenarannya, apakah dapat diterima menjadisuatu pernyataan yang permanen atau tidak. Jika tidak, hipotesis tersebut harus ditolak, sehingga tidak dapat digunakan lebih lanjut. Misalnya, seorang peneliti menyatakan terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dan prestasi belajar. Sebaiknya, penelitian tersebut dilakukan terhadap seluruh anggota populasi, sehingga orang dapat meyakini kebenarannya. Namun, seringkali penelitian dilakukan terhadap sampel dengan alasan populasinya bersifat infinite, penyelidikannya bersifat  destruktif, datanya bersifat homogen, agar lebih praktis, serta untuk efisiensi tenaga, biaya dan waktu.
        Suatu hipotesis dapat dikatakan baik jika memenuhi karakteristik sebagai berikut: a. Berlandaskan pada asumsi atau teori tertentu
b. Dinyatakan dalam kalimat pernyataan
c. Dapat diuji (testabylity) kebenarannya secara empirik
d. Jelas dan spesifik
e. Dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan metode penelitian yang akan dilakukan.

B.            Konsep Hipotesis
Dalam merumuskan hipotesis ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain:
1.      Hipotesis harus mengekspresikan satu fenomena (satu variabel) atau
mengekspresikan hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih, maksudnya dalam merumuskan hipotesis untuk mengekspresikan hubungan atau pengaruh seorang peneliti harus setidak-tidaknya mempunyai dua variabel yang akan dikaji. Kedua variabel tersebut adalah variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Jika variabel lebih dari dua, maka biasanya satu variabel terikat dua variabel bebas.
2.      Hipotesis harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, artinya rumusan hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna tidak boleh menimbulkan penafsiran lebih dari satu makna. Jika hipotesis dirumuskan secara umum maka hipotesis tersebut tidak dapat diuji secara empiris.
3.      Hipotesis harus dapat diuji secara empiris, masudnya ialah memungkinkan untuk diungkapkan dalam bentuk opersionalisasi yang dapat dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan secara empiris.

C.           Jenis Hipotesis
Menurut bentuknya, hipotesis dibagi menjadi tiga:
   1.      Hipotesis Penelitian (Ha)
Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam hipotesis ini peneliti menganggap benar hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan data yang diperoleh selama melakukan penelitian.
Misalnya: Ada hubungan antara tingkat motifasi belajar dengan tingkat prestasi belajar.
   2.      Hipotesis Operasional
Hipotesis ini merupakan hipotesis yang bersifat objektif. Artinya peneliti merumuskan hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan objektivitasnya, bahwa hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan hipotesis pembanding yang bersifat objektif dan netral atau secara teknis disebut nol (Ho). Adapun arti dari hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan ketiadakbenaran dari suatu fenomena atau menyatakan tidak ada hubungan antara dua variabel atau lebih.
Ho digunakan untuk memberikan keseimbangan pada hipotesis penelitian, karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperoleh selama melakukan penelitian.
Contoh: Ho: Tidak ada hubungan antara tingkat motifasi belajar dengan tingkat prestasi belajar.
   3.      Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif).
Misalnya: Ho: r = 0; atau Ho: p = 0
Dan berdasarkan bentuk rumusan masalah, hipotesis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
   a.       Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif, yaitu hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain atau hipotesis yang dirumuskan untuk menggambarkan suatu fenomena, atau hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran.
Contoh: Motivasi belajar siswa MAN 1 Surakarta mencapai 90% dari kriteria rata-rata nilai ideal.
   b.      Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif adalah hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan atau membandingkan antara satu dengan data lainnya.
Contoh: Ada perbedaan kemampuan berbahasa arab antara siswa lulusan SMA dengan siswa lulusan MA.
   c.       Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif, adalah hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan/pengaruh. Adapun sifat hubungannya hipotesis ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
   1)      Hipotesis Hubungan Simetris
Adalah hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat kebersamaan antara dua variabel atau lebih, tetapi menunjukkan hubungan sebab akibat.Contoh: Ada hubungan antara rajin membaca buku dengan wawasan pengetahuan.
   2)      Hipotesis Hubungan Sebab Akibat (kausal)
Adalah hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat hubungan sebab akibat antara variabel atau lebih.Contoh: Pengalaman training dan tingkat pendidikan secara bersama-sama terhubung dengan kemampuan kerja.
   3)      Hipotesis Hubungan Interaktif
Adalah hipotesis hubungan antara dua variabel atau lebih bersifat saling memengaruhi.Contoh: Terdapat pengaruh timbal balik antara kreativitas mahasiswa dengan hasil belajar.
D.          Perumusan Hipotesis
Cara merumuskan hipotesis adalah dengan tahapan sebagai berikut: rumuskan hipotesis penelitian, hipotesis operasional dan hipotesis statistik.
     1.      Hipotesis penelitian ialah hipotesis yang dibuat dan dinyatakan dalam bentuk kalimat.Contoh:
a.       Ada Hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai.
b.      Ada hubungan antara promosi dan volume penjualan.
  2.      Hipotesis operasional ialah mendefinisikan hipotesis yang ada didalamnya agar dapat dioperasionalisasikan.Contoh:
a.       “Gaya kepemimpinan” dioperasionalisasikan sebagai cara memberikan instruksi terhadap bawahan.
b.      “Kinerja pegawai” dioperasionalisasikan sebagai tinggi rendahnya pemasukan perusahaan.


Hipotesis operasional ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
  1.      Hipotesis kerja/alternatif (Ha) merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji bersifat tidak netral. Sehingga bunyi hipotesisnya:Ha: Ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai. 
  2.      Hipotesis nol (Ho) yang bersifat netral atau dapat juga didefinisikan suatu pernyataan tentang parameter yang bertentangan dengan keyakinan peneliti atau kebalikan Ha. Bunyi hipotesisnya:Ho: Tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai.
  3.      Hipotesis statistik ialah hipotesis operasional yang diterjemahkan kedalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih oleh peneliti.
Dalam contoh ini asumsi kinerja pegawai tidak ada hubungannya dengan gaya kepemimpinan, maka hipotesisnya sebagai berikut:
Ha: r # 0 (tidak samadengan)
Ho: r = 0 (sama dengan)
Menurut Suharsimi Arikunto (2005), apabila hipotesis sudah dirumuskan, maka penelitian dapat  bersikap dua hal:
1.      Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya tidak terbukti (pada akhir penelitian).
2.      Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
  1.      Teori sebagai titik permulaan, dalam arti dari teorilah bersumbernya hipotesis yang akan dibuktikan.
   2.      Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu permasalahan penelitian.
  3.      Konsep hipotesis, dalam merumuskan hipotesis ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan: Hipotesis harus mengekspresikan satu fenomena (satu variabel) atau mengekspresikan hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih, Hipotesis harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda dan Hipotesis harus dapat diuji secara empiris.
   4.      Adapun Jenis hipotesis ada 3:
a.    Hipotesis Deskriptif
b.    Hipotesis Komparatif
c.    Hipotesis Asosiatif
  5.      Perumusan hipotesis, merumuskan hipotesis adalah dengan tahapan: merumuskan hipotesis penelitian, hipotesis operasional dan hipotesis statistik.



DAFTAR PUSTAKA

Rianto Adi. 2010. Metodologi Penelitian Sosial Dan Hukum. Jakarta: Granit.
Ir. Syofiani Siregar. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Drs. Zainal Arifin. 2012.  Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Komentar anda di sini