PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehidupan sufi sudah terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW bahkan
sebelum diangkat menjadi rasul pun beliau sudah sering melakukan kegiatan sufi
dengan melakukan uzlah di gua Hiro’ sampai beliau menerima wali pertama.
Perkataan tasawuf atau sufi belum dikenal pada zaman nabi ataupun
zaman sahabat-sahabatnya. Tetapi perkataan dan perbuatan yang dikerjakannya
sudah mencerminkan kehidupan sufi.
Menurut catatan sejarah, sahabat yang pertama kali memfilsafatkan
ibadah dan menjadikan ibadah secara satu “thariqah” yang khusus adalah
khudzaifah bin Al-Yamani dan dialah yang pertama kali mendirikan madrasah
tasawuf tetapi belum terkenal dengan nama “tasawuf”.
Imam sufi yang pertama dalam sejarah islam adalah Al-Hasan Al-Basry.
Dia adalah seorang murid pertama dari Hudzaifah bin Yamani. Sedangkan, tokoh
sufi dari kalangan ahlul bait adalah Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi
tholib, dan Ja’far As-Shodiq.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
perkembangan tasawuf dari abad 1 sampai sekarang?
2.
Siapa
tokoh tasawuf disetiap abad?
3.
Apa
saja aliran-aliran dalam tasawuf?
C.
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui
perkembangan tasawuf dari abad 1 sampai sekarang
2.
Mengetahui
tokoh tasawuf disetiap abad
3.
Mengetahui
aliran-aliran dalam tasawuf
PEMBAHASAN
SEJARAH PERKEMBANGAN TASAWUF
Ibnu
al-jauzi dan ibnu kholdun secara garis besar kehidupan kerohanian dalam islam terbagi
menjadi dua yaitu zuhud dan tasawuf. Keduanya merupakan istilah baru karena belum
ada pada Muhammad SAW.
Tasawuf
islam, pada taraf yang pertama berdasar dan bersumberkan kepada peri hidup
Rasulullah. Bahwa tasawuf pada masa Rasulullah SAW adalah sifat umum yang
terdapat pada seluruh sahabat-sahabat Nabi tanpa kecuali. Sedikit demi sedikit
lahirlah filsafat ibadah dan penyelidikan mendalam pada cara ini, dan bersamaan
dengan itu lahirlah mazhab-mazhab Rohaniyah yang mendalami dan ini semua
termasuk dalam kata tasawuf adanya.Yang pertama member dasar tentang tasawuf,
ialah Nabi Muhammad SAW, berupa syari’at pada umumnya dan dengan ilham kepada
orang-orang khususnya.
Istilah
tasawuf pada masa beliau adalah sahabat, panggilan kehormatan bagi pengikutnya.
Mereka orang-orang yang terhindar dari sifat syirik dan pola kehidupan jahiliyah,
selalu mendengar dan meresapi Al-Qur’an. Ada istilah baru muncul yaitu muhajir dan
ansor, istilah tersebut muncul ketika beliau bersama para sahabat hijrah keMadinah.
Ketika
islam berkembang dan terjadi perkembangan strata social, muncul istilah baru dikalangan
sahabat yaitu Quro’, AhluAssufah, serta fuqoro’. Masa Khulafaur Rosyidin ketiga,
istilah quro’ sebagai panggilan bagi pengkaji Al-Qur’an. Pada masa kholifah keempat
muncul istilah mu’tazilah, bersamaan dengan itu muncul istilah khowarij, mereka
semua kelompok zuhut yang umumnya disebut quro’. Setelah kematian Ali dan
Husain muncul istilah Tawwabin, Qossos, Nussak, Rabbaniyah, dan sebagainya.
Telah
diketahui sejarah islam ditandai dengan peristiwa tragis yaitu pembunuhan terhadap
kholifah Usman bin Affan RA. Dari peristiwa tersebut secara berantai terjadi kekacauan
dan kerusakan akhlak. Hal ini menyebabkan para sahabat yang masih ada dan para pemuka
islam yang mau berfikir, berikhtiyar rmengembalikan ajaran islam, iktikaf,
mendengarkan kishoh mengenai targib dan tarhib, mengenai keindahan hidup zuhud dan
sebagainya. Inilah benih tasawuf yang paling awal.
A. Masa Pembentukan
Tasawuf berasal dari kehidupan
Rasulullah. Berkatalah Syeh Abdul Baqy Surur, bahwa tahannus Rasulullah di Goa
Hira, merupakan cahaya-cahaya pertama dan utama bagi nur tasawuf atau itulah
benih-benih pertama bagi kehidupan rohaniyahyang disebut dengan ilham hati atau
renungan-renungan rohaniyah.
Dalam hal ini, maka ahli-ahli
tasawuf memandang pekerjaan Rasulullah sehari-hari merupakan dasar ilmu
tasawuf. Oleh karena itu mereka memandang Rasulullah imam besar dan guru
pertama dari tasawuf.
Abad
1 H bagian kedua Hasan Basri dengan ajaran khouf tampilnya guru-guru yang lain
yang dinamakan qori’ mengadakan gerakan yang memperbaharui hidup kerahanian dikalangan
kaum muslimin. Telah dianjurkan mengurangi makan, menjauhkan diri dari karamain
duniawi, mencela dunia. Anjuran tersebut menyimpulakan bibit tasawuf sudah ada sejak
itu.
Abad II H tasawuf tidak banyak berbeda dengan abad sebelumnya. Persamaannya
terdapat dalam corak kezuhudan, namun penyebabnya berbeda. Penyebab pada abad ini
adalah adanya kenyataan pendangkalan ajaran agama dan formalisme dalam melaksanakan
syariat agama.
Abu al-wafak menyimpulkan zuhud islam abad 1 dan 2 H mempunyai karakter
yaitu:
a)
Menjauhkan
diri dari dunia menuju akhirat yang berakal pada nas agama, yang dilator belakangi
sosio-politik.
b)
Masih
bersifat praktis.
c)
Motif
zuhutnya adalah rasa takut.
d)
Menjelang
akhir abad 2 H, sebagian zahid menandai analisis yang dipandang sebagai fase pendahuluan tasawuf atau cikal bakal pendirita sawuf falsafi abad III dan IV H.
Pada abad ke 1 dan II H terdapat aliran-aliran tasawuf :
A.
Aliran
Madinah
Para sufi berpegang teguh pada
Al-qur’an dan sunah,menetapkan Rasulullah sebagai panutan kezuhudannya. Sahabat
yang mengikuti Rasulullah bertasawuf pada abad ini adalah:
§ Abu bakar Ash shidiq (W.13H)
§ Umar bin khatab (W.23H)
§ Ustman bin Affan (W.35H)
§ Ali bin Abi Thalib (W.40H)
§ Salman Al-farisi (W.32H)
§ Abu Dzar Al-Ghifary (W.22H)
§ Ammar bin Yasir (W.37H)
§ Hudzaifah bin Al-Yaman (W.36H)
§ Al-Miqdad bin Al-aswad (W.33H)
B.
Aliran
Basrah
Louis masignan mengemukakan bahwa
pada abad 1 dan 2 H terdapat 2 aliran asketisme islam yang menonjol yaitu
basrah dan khufah. Dengan tokoh sufi dari aliran basrah :
· Al-Hasan Al-Bashry (22 H-110 H)
· Rabiah Al-adawiyah (96 H-185 H)
· Malik bin Damar (w.131 H)
C.
Aliran
Khufah
Aliran ini bercorak idealistis,
menyukai hal-hal aneh dalam nahwu, imajinasi dalam puisi, harfiah dalam hadist,
dan kecenderungan pada aliran syi’ah dan murji’ah. Tokoh-tokohnya:
§ Sufyan Ats Tsaury (97H-161H)
§ Ar-rabi’ bin Khatsim (W.67H)
§ Sa’id bin Jubair (W.95H)
§ Thawus bin Khisan (W.106H)
D.
Aliran
Mesir
Tokohnya :
§ Salim bin ‘Atar At-Tajibi (W.75H)
§ Abdurrahman bin Hujairah (W.69H)
§ Nafi’ (W.117H)
§ Al-laits bin Sa’ad (W.175H)
§ Hayah bin Syuraih (W.158H)
§ Abdullah bin Wahab (W.197H)
B.
Masa Pengembangan
Abad
III dan IV H corak tasawuf sangat berbeda dengan abad sebelumnya. Pada abad ini
tasawuf bercorak kefanaan, yang menjurus kebersatuan hamba dengan kholik. Abu
yazid Al-Bustami adalah seorang sufi dari Persia yang pertama kali
mempergunakan istilah fanak dan memasukkan ide wahdatul wujut. Beberapa pandangan
Abu Yazid antara lain, artinya: “Aku keluar dari yang haq kepada yang haq sehingga
dia berteriak hei zad kau adalah aku”.
Fanak
merupakan persyaratan bagi seseorang untuk dapat mencapai hakikat ma’rifat. Sesudah
Abu Yazid Al-Bustami lahirlah seorang sufi yaitu Al-Halaj dengan teorinya
Al-Hulul. Menurutnya manusia mempunyai dua sifat yakni sifat kemanusiaan dan sifat
ketuhanan dalam dirinya. Pencampuran antara ruh dengan tuhan diumpamakan oleh
Al-Halaj bagaikan bercampurnya air dengan khomer.
Pada
akhir abad III orang-orang berlomba menyatakan pemikirannya tentang kesatuan kesaksian, kesatuan kejadian, kesatuan agama,
dansebagainya. Yang semua itu tidak mungkin dicapai oleh para sufi kecuali dengan
latihan yang teratur.
Pada abad III
Dan IV H ini bisa dibilang bahwa perkembangannya telah mencapai kesempurnaan.
Tokoh abad ke III, yaitu :
o
Abu
Sulaiman Ad-Darani (W.215 H)
o
Ahmad
bin Al-Hawary Ad-Damasqiy (W.230 H)
o
Dzun
An-Nun Al-Misri (155 H-245 H)
o
Abu
Yazid Al-Bustami (W.261H)
o
Junaid
Al-Baghdadi (W.298 H)
o
Al-Hallaj
(lahir tahun 244 H)
Tokoh abad IV :
§ Musa Al-Anshary (W.320 H)
§ Abu Hamid bin Muhammad Ar-Rubazy (W.322 H)
§ Abu Zaid Al-Adamy (W.314 H)
§ Abu Ali Muhammad bin Abdul Wahhab As-Saqafy (W.328 H)
Kemudian
datanglah Junaidi Al-bardadi dengan dasar-dasar ajaran taawuf dan tarikah. Dengan
demikian tasawuf abad III dan IV H telah berkembang Abu Al-Wafa’ menyatakan bahwa
tasawuf pada abad III dan IV H mengarah pada cirri psikocoret moral dan perhatiannya
diarahkan pada moral tinggah laku.
Abad III dan IV H terdapat dua aliran, yaitu: tasawuf suni, dan tasawuf
senifalsafi.
C. Masa Konsolidasi
Pada abad V H mengadakan konsolidasi dimasa ini ditandai kompotensi
dan pertarungan antara suni dan semi falsafi yang di menangkan oleh tasawuf suni
dan dapat berkembang. Kemenangan ini dikarenakan teologi ahlisunnah wal jama’ah
yang dipelopori oleh Abu Hasan
Al-Asy’ari, yang mengadakan kritik pedas terhadap teori Abu yazid Al-Bustami dan
Ahlaj. Al-qusyairi adalah seorang tokoh sufi pertama abad V H, dia berusaha mengembalikan
tasawuf pada landasannya Al-Qur’an dan Hadis.
Tokoh abad V H :
o
Al-Qusyairi
(W.465 H)
o
Al-Harawi
(lahir 396 H)
o
Al-Ghazali
(W.405 H)
D.
Masa Filsafi
Tasawuf falsafi muncul pada abad VI H, Ibn Kholdun menyimpulkan
bahwa tasawuf filsafi mempunyai 4 obyek utama, yaitu:
a)
Latihan
rohaniah dengan rasa, intuisi serta introspeksi yang timbul darinya.
b)
Illuminasi
atau yang tersingkap dari alam ghaib.
c)
Peristiwa-peristiwa
dalam alam maupun kosmos berpengaruh terhadap berbagai bentuk kekeramatan atau
keluarbiasaan.
d)
Pemakaian
ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas samar-samar (syathahiyat).
Abad VI dilanjutkan abad VII H
muncul orde-orde sufi kenamaan.
Tokoh abad VI :
·
As-Suhrawardi
Al-matul (W.587 H)
·
Al-Ghasnawy
(w.545 H)
E.
Masa Kemurnian
Pengaruh dan praktik
kian tersebar luas melalui tarekat para sultan. Tasawuf pada masa itu ditandai
bid’ah, khurufat, mengabaikan syari’at dan hukum-hukum moral dan penghinaan
terhadap ilmu pengetahuan, berbentengkan diri dari dukungan awam untuk menghindarkan
diri dari rasionalitas, denagn menampilkan amalan yang irrasional. Azimat dan ramalan
serta kekuatan ghaib ditonjolkan.
Tokoh abad VII :
·
Ibnul
farid
·
Ibnu
Sabi’in
·
Jalaluddin
Ar-Rumy
Pada abad ini
ahli tasawuf bergerak dalam kegiatan yang dirahasiakan sehingga pemerintah
sangat mengkhawatirkan hal itu. Untuk menjamin keamanan dan ketertiban
masyarakat pemerintah menjalankan kewenangannya yang berakibat tertangkapnya
para sufi dan beberapa diantaranya melarikan diri ke Negara lainsehingga negeri
Arab dan Persia sunyi dari kegiatan ahli tasawuf.
Ibn Taimiyah membagi fanak menjadi 3
bagian, yaitu:
a)
Fanak
Ibadah, yakni fanak dalam beribadah.
b)
Fanak
Syuhud Al-Qolb, yakni fanak pandangan hati.
c)
Fanak
Wujud Ma Siwa Allah, yakni fanak wujud selain Allah.
Ibn taimiyah
lebih cenderung bertasawuf sebagaimana yang pernah diajarkan Rasulullah yakni
menjelaskan dan menghayati ajaran islam, tanpa embel-embel lain, tanpa
mengikuti aliran tarekat tertentu, dan tetap melibatkan diri dalam kegiatan
social, sebagaimana manusia pada umumnya. Tasawuf model ini yang cocok untuk
dikembangkan dimasa modern seperti sekarang.
Terlewatnya
abad VII H dan memasuki abad VIII tidak terdengar perkembangan atau pemikiran
baru dalam tasawuf. Pada abad ini ada seorang tokoh yang berusaha memurnikan
ajaran tasawuf dari unsur-unsur falsafat yaitu Ibnu Tamiyah.
Abad
IX, X dan sesudahnya.
Dalam beberaa abad ini, ajaran
tasawuf mulai memudar di dunia islam. Peneliti muslim menarik kesimpulan bahwa
ada 2 faktor yang sangat menonjol penyebab runtuhnya pengaruh ajaran tasawuf di
dunia islam :
a.
Ahli
tasawuf kehilangan kepercayaan dikalangan masyarakat islam karena beberapa
diantara mereka terlalu menyimpang dari ajaran islam yang sebenarnya.
b.
Penjajah
bangsa Eropa yang beragama Nasrani telah menguasai seluruh negeri islam.
Ahli tasawuf pada abad IX dan sesudahnya :
·
Abdul
Wahab Asy-Sya’rany (898-973)
·
Abdul
Abbas Ahmad bin Muhammad bin Mukhtar At-Tijany (1150-1230 H)
·
Sidi
Muhammad bin Ali As-Sanusy (lahir tahun 1206 H)
·
Asy-Syekh
Muhammad Amin AL-kurdi (W.1332 H)
Masa kejayaan
tasawuf terjadi sekitar abad II, III, IV H dan masa kejayaan tersebut tidak
bisa dicapai hingga sekarang. Namun ajaran tasawuf tetap hidup karena tasawuf
adalah suatu unsure dari ajaran islam, namun terkadang disalah gunakan oleh orang-orang tertentu. Akibatnya citra
tasawuf dimata masyarakat muslim menjadi rusak.
PENUTUP
KESIMPULAN
Kehidupan sufi sudah terdapat pada diri
nabi dan kehidupan sehari-hari beliau. Tetapi kata tasawuf belum muncul pada
saat itu. Sahabat nabi yang pertama kali mempelajari tentang filsafat ibadah
dan menjadikan ibadah secara satu tariqah yang khusus adalah Hudzaifah bin
Al-Yamani. Hudzaifah pula yang pertama kali mendirikan madrasah tasawuf.
Dari
madarsah tasawuf tersebut, lahir lah imam sufi yang pertama yang bernama
Al-Hasan Al-Basri. Dan dari Hasan Al-Basri muncullah ilmu tasawuf yang
diajarkan di madrasah yang ia pelopori.disusul dengan berdirinya madrasah Sa’id
bin Musayyab di Irak dan diteruskan dikurasan Persia.
Dengan
meluasnya ilmu tasawuf maka hancur lah gerakan ilhad tau ateis. Dalam perluasan
ilmu tasdawuf terdapat beberapa aliran. Dan dari aliran-aliran tersebut,
tasawuf tersebar diseluruh dunia.
DAFTAR
PUSTAKA
Prof. Dr. Amin Syukur, MA. Intelektualisme Tasawuf, cetakan
pertama, (Semarang, pustaka pelajar, Januari 2002), hal.17-33
Dr. Mustafa Zahri, Kunci Memahami Islam Tasawuf, PT. Bwa Ilmu,
hal.152
Ust Labib MZ dan Drs. Moh. Al-‘Aziz, thashawwuf danjalan hidup
para wali, cetakan pertama, (Surabaya, Bintang Usaha Jaya, 2000), hal.40-54
Prof.
Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, akhlak tasawuf, cetakan kesepuluh, (Bandung,
Pustaka Setia, 2010), hal.165-194
maaf saya mengkopi latar belakangnya
BalasHapus