BAB I
PEDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaan dengan hasil yang
sangat gemilang, yaitu melahirkan peradaban yunani. Menurut pandangan sejarah
filsafat, dikemukakan bahwa peradaban Yunani merupaka titik tolak peradaban
manusia di dunia. Maka pandangan sejarah filasafat dikemukan manusia di dunia.
Maka pandangan sejarah filsafat dikemukakan bahwa peradaban Yunai merupakan
titik tolak peradaban mausia di dunia. Giliran selanjutnya adalah warisan
peradaban Yunani jatuh ketangan kekuasaan Romawi. Kekuasaan Romawi
memperlihatkan kebesaran dan kekuasaan hingga daratan Eropa (Britania), tidak
ketinggalan pula pemikiran Filsafat Yunani juga ikut terbawa. Kaesar
Augustus yang menciptakan masa keemasan kesusastraan Latin, kesenian, dan
arsitektur Romawi.
Setelah filsafat Yunani sampai kedaratan eropa, disana medapatkan
lahan baru dalam pertumbuhannya. Karena bersama dengan agama
Kristen, Filsafat Yunani berintegrasi dengan agama Kristen sehingga membentuk
formulasibaru. Maka, muncullah filsafat eropa yang sesungguhnya sebagai
penjelmaan filsafat Yunani setelah berintegrasi dengan agama kristen.
Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat eropa
(kira-kira selama 5 abad) belum muncul ahli fikir (filosof), akan tetapi
setelah abad ke-6 M, barulah muncul para ahli fikir yang mengadakan
penyelidikan filsafat. Jadi, filsafat eropa yang mengawali kelahiran filsafat
barat pada abad pertengahan.
Kekuatan pengaruh antara filsafat Yunani dengan agama kristen
dikatan seimbang pengaruhnya, maka tidak mungkin berintegrasi membentuk sesatu
formula baru keberadaannya, tetapi pada saat itu muncul anggapan yang sama
terhadap filsafat Yunani ataupun agama kristen. Anggapan pertama, bahwa tuhan
turun ke Bumi (Dunia) dengan membawa kabar baik bagi umat manusia. Kabar baik
tersebut berupa firman Tuhan yang dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang
sempurna dan sejati. Anggapan kedua, bahwa walaupun orang-orang telah mengenal
agama baru, tetapi juga mengenal agama baru, tetapi juga mengenal filsafat
Yunani yang dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang tidak diragukan lagi
kebenarannya.
Dengan demikian, di benua Eropa filsafat Yunani akan tumbuh dan
berkembang dalam suasana yang lain. Filsafat Eropa merupakan suatu yang baru,
suatu formulasi baru, pohon filsafat masih yang lama ( dari Yunani ), tetapi
tunas yang baru ( karena pegaruh agama Kristen ) memungkinkan perkembangan dan
pertumbuhan yang rindang.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
yang dimaksud dengan masa Patristik?
2.
Apa
yang dimaksud dengan masa Skolastik?
3.
Apa
yang dimaksud dengan masa Peralihan?
D. TUJUAN
1.
Mengetahui
maksud dari masa Patristik.
2.
Mengetahui
maksud dari masa Skolastik.
3.
Mengetahui
maksud dari masa Peralihan.
BAB II
PEMBAHASA
A. Masa Patristik
Istilah Patristik berasal dari kata Latin pater atau
Bapak, yang artinya para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan ahli pikir.
Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam
pemikiranya. Mereka ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yang menerimanya.
Bagi mereka yang menolak, alasanya karena beranggapan bahwa
sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, dan tidak dibenarkan
apabila mencari sumber kebenarannya yang lain seperti dari filsafat Yunani.
Bagi mereka yang menerima sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun telah
ada sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan
filsafat Yunani hanya diambil metodosnya saja (tata cara berfikir). Juga,
walaupun filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga sebagai
ciptaan tuhan. Jadi, memakai/menerima filsfat Yunani diperbolehkan selama
hal-hal tertentu tidak bertentangan dengan agama.
Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang
yang menerima filsafat Yunani menuduh bahwa mereka (orang kristen yang menolak
filsafat Yunani) itu munafik.
Akibatnya, muncul paya untuk membela agama Kristen,
yaitu para apologis pembela iman Kristen dari serapan filsafat Yunani. Para
pembela iman Kristen tersebut adalah Justinus Martir, Irenaeus, Klemens,
Origenes, Gregorius Nissa, Tertullianus, Diosios Arepagos, Au-relius Augustinus.
1. Justinus Martir
Nama aslinya Justinus, kemudian nama Martir diambil dari istilah “
orang-orang yang rela mati hanya untuk kepercayaannya”.
Menurut pendapatnya, agama Kristen bukan agama baru karena Kristen
lebih tua dari filsafat Yunani, dan Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan
Kristen. Padahal, Musa hidup sebelum Socrates dan Plato. Selanjutnya dikatakan
bahwa filsafat Yunani itu mengembil dari kitab Yahudi. Pandangan ini didasarkan
bahwa Kristus adalah logos. Dalam mengembangkan aspek logosnya, yaitu
pencerahan sehingga orang-orang Yunani dapat dikatakan menyimpang dari ajaran
murni. Jadi, agama Kristen lebih bermutu dibantu dengan filsafat Yunani.
Demikian pembelaan Justinus Martir.
2. Klemens ( 150 – 215 )
Ia juga termasuk pembela kristen, tetapi ia tidak membenci filsafat
Yunani. Pokok-pokok pikirannya adalah sebagai berikut :
Memberikan batasan-batasan terhadap ajaran Kristen utuk
mempertahankan diri dari otoritas filsafat Yunani
Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan menggunakan
filsafat Yunani;
Bagi orang Kristen. Filsafat dapat dipakai untuk membela iman
Kristen, dan memikirkan secara mendalam.
3. Tertullianus (160-222)
Ia dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, tetapi setelah
melaksanakan pertobatan ia menjadi gigih membela Kristen secara fanatik. Ia
menolak kehadirat filsafat Yunani karena filsafat dianggap sesuatu yang tidak
perlu. Baginya berpendapat, bahwa wahyu Tuhan sudahlah cukup. Tidak ada
hubungan antara teologi dengan filsafat, tidak ada hubungan antara yerussalem
(pusat agama) dengan Yunani (pusat filsafat), tidak ada hubungan antara Kristen
dengan penemuan baru.
Akan tetapi lama kelamaan, Tertullianus akhirnya menerima juga
filsafat Yunani sebagai cara berfikir yang rasional. Alasannya, bagaimanapun
juga yang rasional diperlukan sekali. Pada saat itu, karena pemikiran filsafat
yang diharapkan tidak dibakukan, saat itu filsafat hanya megajarkan
pemikiran-pemikiran ahli pikir Yunani saja, sehingga, akhirnya melihat filsafat
hanya dimensi praktisnya saja, dan ia menerima filsafat sebagai cara atau
metode berfikir untuk memikirkan kebenaran keberadaan Tuhan beserta
sifat-sifatnya.
4. Augustinus ( 354-430 )
Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-macam aliran filsafat,
antara lain Platonisme dan Skeptisisma, ia telah diakui keberhasilannya dalam
filsafat abad pertengahan sehingga ia dijuluki sebagai guru skolastik yang
sejati.
Menurut pendapatnya, daya pemikiran manusia ada batasnya, tetapi
pikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan kepastian yang tidak ada
batasannya, yang bersifat kekal abadi. Artinya, akal pikir manusia dapat
berhubungan dengan sesuatu kenyataan yang lebih tinggi.
Akhirnya, ajaran Augustinus berhasil menguasai sepuluh abad, dan
mempengaruhi pemikiran eropa. Perlu diperhatikan bahwa para pemikir Patristik
itu sebagai pelopor pemikiran skolastik.
B. Masa Skolastik
Istilah skolasti adalah kata sifat yang berasal dari kata school,
yang berarti sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan
sekolah.
Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai
berikut.
a. Filsafat skolastik adalah filsafat yang
mepunyai corak semata-mata agama. Skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan
abad pertengahan yang religius.
b. Filsafat skolastik adalah filsafat yang
mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan
persoalan-persoalan mengenai berfikir, sifat ada, kejasmanian, baik buruk. Dari
rumusan tersebut kemudian mucul istilah skolastik Yahudi, skolasti Arab dan
lain-lainnya.
c. Filsafat skolastik adalah suatu sistem
filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan kedalam
bentuk sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.
d. Filsafat skolastik adalah filsafat nasrani
karena banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran gereja.
Filsafat skolastik ini dapat berkembang dan tumbuh karena beberapa
faktor berikut.
Faktor religius
Faktor religius dapat mempengaruhi corak pemikiran filsafatnya.
Yang dimaksud dengan faktor religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang
berkeperikehidupan religius.
Faktor Ilmu pegetahuan
Pada saat itu telah banyak didirikan lembaga pengajaran yang
diupayakan oleh biara-biara, gereja. Ataupu dari keluarga istana.
Kepustakaannya diambil dari para penulis latin. Arab ( islam ). Dan Yunani.
Masa skolastik terbagi menjadi tiga periode, yaitu :
1. Skolastik Awal. berlangsung dari tahun
800-1200;
2. Skolastik puncak, berlangsung dari tahun
1200-1300;
3. Skolastik akhir, berlangsung dari tahun
1300-1450.
1. Skolastik Awal
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat patristik
mulai merosot. Terlebih lagi pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad kacau.
Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada dibawah Karel Agung (
742- 814) dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik,
kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termasuk kehidupan manusia serta pemikiran
filsafat yang semanya menampakkan muali adanya kebangkitan.
Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya di biara Italia
Selatan dan akhirnya sampai berpengaruh ke Jerman dan Belanda.
Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau artes liberaes,
meliputi tata bahasa, retorika, dialetika (seni berdiskusi), ilmu hitung, ilmu
ukur, ilmu perbintangan, dan musik.
Diantara tokoh-tokohnya adalah Aquinas (735-805), Johannes Scotes
Eriugena (815-870), Peter Lombard (1100-1160), John Salisbury (1115-1180),
Peter Abaelardus ( 1079-1180).
Peter Abaelardus ( 1079 – 1180 )
Ia dilahirkan di Le Pallet, Prancis. Ia mempunyai kepribadian yang
keras dan pandagannya sangat tajam sehingga sering kali bertengkar dengan para
ahli pikir dan pejabat gereja. Ia termasuk orang konseptualisme dan sarjana
terkenal dalam sastra romantik, sekaligus sebagai rasionalistik, artinya
peranan akal dapat menundukkan kekuatan iman.
Berbeda dengan Anselmus yang mengatakan bahwa berfikir harus
sejalan dengan iman, Abaelardus memberikan alasan bahwa berfikir itu berada
diluar iman (diluar kepercayaan). Hal ini sesuai dengan metode dialektika yang
tanpa ragu-ragu ditunjukkan dalam teologi, yaitu bahwa teologi harus memberikan
tempat bagi semua bukti-bukti.
2. Skolastik Puncak
Masa ini merupaka kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun
1200 – 1300 dan masa ini juga disebut masa berbunga.
Berikut ini beberapa faktor mengapa masa skolastik mencapai pada
puncaknya.
a.
Adanya
pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak abad ke-12 sehingga
sampai abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
b.
Tahun
1200 didirikan universitas Almamater di Prancis. Universitas ini merupakan
gabungan dari beberapa sekolah. Almamater inilah sebagai awal (embrio)
berdirinya Universitas di Paris, di Oxford, Di Mont Pellier, di Cambridge dan
lain-lainnya.
c.
Berdirinya
ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang
terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat nutuk
memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh
terhadap kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peran
dibidang filsafat dan teologi, seperti Albertus de Grote, Thomas Aquinas,
Binaventura, J.D.Scotus, william Ocham.
Upaya Kristenisasi Ajaran Aristoteles
Pada mulanya hanya sebagian ahli pikir yang membawa dan meneruskan
ajaran Aristoteles, akan tetapi upaya ini mendapatkan perlawanan dari
Augustinus. Hal ini disebabkan oleh adanya satu anggapan bahwa ajaran
Aristoteles yang muali dikenal pada abad ke-12 telah diolah dan tercemar oleh
ahli fikir Arab (islam). Hal ini dianggap sangat membahayakan ajaran Kristen.
Untuk menghindari adanya pencemaran tersebut di atas
(dari ahli pikir Arab atau Islam), Albertus Magnus dan Thomas Aquinas sengaja
menghilangkan unsur-unsur atau selipan dari Ibnu Rusyd, dengan menerjemahkan
langsung dari bahasa Latinnya. Juga, bagian-bagian ajaran aristoteles yang
bertentangan dengan ajaran Kristen diganti dengan teori-teori baru yang
bersumber pada ajaran Aristoteles dan diselaraskan dengan ajaran Kristen.
Albertus Magnus (1203 – 1280)
Disamping sebagai biarawan, Albertus Magnus juga dikenal sebagai
cendikiawan abad pertengahan. Ia lahir di Bollstadt yang juga dikenal sebagai
“doktor universitas” dan “doktor magnus”, kemudian bernama Albertus Magnus
(Albert the Great). Ia mempunyai kepandaian luar biasa. Di Universitas Padua ia
belajar artes liberales, ilmu-ilmu pengetahuan alam, kedokteran, filsafat
Aristoteles, belajar teologi di Bulogna, dan masuk Ordo Dominican tahun 1223,
kemudian masuk ke Koln menjadi dosen filsafat dan teologi.
Thomas Aquinas (1225 – 1274)
Nama sebenarnya adalah Santo Thomas Aquinas, yang artinya Thomas
yang suci dari Aquinas. Disamping sebagai ahli pikir, ia juga seorang dokter
gereja bangsa Italia. Ia lahir di Rocca Secca, Napoli, Italia. Ia merupakan
tokoh terbesar Skolatisme. Salah seorang suci gereja katolik Romawi dan pendiri
aliran yang dinyatakan menjadi filsafat resmi gereja Katolik. Tahun 1245
belajar pada Albertus Magnus. Pada tahun 1250 ia menjadi guru besar dalam ilmu
agama di Prancis dan tahun 1259 menjadi guru besar dan penasihat Istana Paus.
Menurut pendapatnya, semua kebenaran asalnya dari Tuhan. Kebenaran
diungkapkan dengan jalan yang berbeda-beda, sedangkan iman berjalan diluar
jangkauan pemikiran.
Thomas telah menafsirkan pandangan bahwa Tuhan sebagai
Tukang Boyong yang tidak berubah dan yang berhubungan dengan atau tidak
mempnyai pengetahuan tentang kejahatan-kejahatan di dunia. Tuhan tidak pernah
mencipta dunia, tetapi zat dan pemikirannya tetap abadi.
3. Skolastik Akhir
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jem terhadap segala macam
pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi (
kemandekan ). Diantara tokoh-tokohnya adalah William ockham ( 1285-1349 ),
Nocolas Cusasus ( 1401-1464 ).
William Ockham ( 1285-1349 )
Ia merpakan ahli pikir Inggris yang beraliran skolastik. Menurut
pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui barang-barang atau
kejadian-kejadian individual. Konsep-konsep atau kesimpulan-kesimpulan umum
tentang alam hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan.
Nicolas Cusasus ( 1401-1464 )
Ia sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa skolastik,
menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu lewat indra,
akal, dan intuisi. Karena keterbatasan akal tersebut, hanya sedikit saja dapat
diketahui oleh akal. Dengan intuisi inilah diharapkan akan sampai pada
kenyataan, yaitu suatu tempat dimana segala sesuatu bentuknya menjadi larut,
yaitu Tuhan. Pemikiran Nicolas ini sebagai upaya mempersatukan seluruh pemikiran
abad pertengahan, yang dibuat kesuatu sintesis yang lebih luas.
4. Skolastik Arab
Hasbullah Bakry menerangkan bahwa istilah skolastik Islam jarang
dipakai di kalangan umat Islam. Istilah yang biasa dipakai adalah ilmu kalam
atau filsafat Islam.
Tokoh-tokoh yang termasuk para ahli pkir Islam ( pemikir Arab atau
Islam pada masa skolastik ), yait Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Kindi, Ibnu Rusyd.
Peranan para ahli pikir tersebut besar sekali, yait sebagai berikut.
a.
Sampai
pertengahan abad ke-12 orang-orang Barat belum pernah mengenal filsafat
Aristoteles sehingga yang dikebnal hanya buku Logika aristoteles.
b.
Orang-orang
Barat itu mengenal Aristoteles berkat tulisan dari para ahli pikir Islam,
terutama dari Ibnu Rusyd sehingga Ibnu Rusyd dikatakan sebagai guru terbesar
para ahli pikir Skolastik Latin.
c.
Skolastik
Islamlah yang membawakan perkembangan Skolastik Latin.
Dengan demikian, dal;am pembahasan skolastik Islam terbagi menjadi
2 periode, yaitu :
a.
Periode
Mutakallimin (700-900);
b.
Periode
Filsafat Islam ( 850 – 1200 ).
C. Masa Peralihan
Setelah abad pertengahan berakhir sampailah pada masa peralihan
yang didisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Masa peralihan
ini ditandai dengan munculnya renaissance, humanisme, dan reformasi yang
berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16.
Renaissance
Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu
gelombang kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia, kemudian Prancis,
Spanyol, dan selanjutnya hingga menyebar ke seluruh Eropa. Diantara
tokoh-tokohnya adalah Leonardo da Vinci, Miichelangelo, Machiavelli, dan
Giordano Bruno.
Humanisme
Humanisme pada mulanya dipakai sebagai suatu pendirian dikalangan
ahli pikir Renaisanse yang menghancurkan perhatiannya terhadap pengajaran
kesusastraa Yunani dan Romawi, serta perikemanusiaan. Kemudian, Humanisme
berubah fungsinya menjadi gerakan utuk kembali sastra Yuani da Romawi. Di
antara para tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco Vallia, Erasmus, dan
Thomas Morre.
Reformasi
Reformasi merupakan revolusi keagamaan di Eropa Barat pada abad
ke-16. Revolusi tersebut dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja
Katolik. Kemudian berkembang menjadi asas-asas Protestantisme. Para tokohnya
antara lain Jean Calvin dan Martin Luther.
Akhir dalam filsafat Renaissance salah satu unsur pokoknya adalah
manusia. Suatu pemikiran yang sejajar dengan Renaissance. Pemikiran yang ingin
menempatkan manusia pada tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Didalam pembukaan makalah ini kami menggunakan berbagai sumber.
Namun didalam makalah ini kami hanya dapat mengembangkan hanya semampu kami.
Dari berbagai pemaparan materi tersebut dapat disimpulkan bahwa Filsafat Barat
abad pertengahan (476-1492 ) juga dapat dikatakan sebagai “abad gelap”.
Pendapat ini didasarkan pada pendekatan sejarah gereja. Memang pada
saat itu tindakan gereja sangat memebelenggu kehidupan manusia sehingga manusia
tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam
dirinya. Para ahli pikir pada sat itupun tidak memiliki kebebasan
berfikir.
B. Saran
Didalam pembuatan makalah ini kami masih banyak mendapatkan
kesulitan. Diantaranya dalam pencarian sumber referensi. Dan kepada Dosen
pengajar dan rekan-rekan sekalian, kami selaku pemapar menyadari masih benyak
kekurangan dan kesalahan oleh karena itu kami masi mengharapkan saran dan
arahan dari rekan-rekan sekalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar anda di sini