Segala puji bagi
Allah SWT, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat dan sekalian umatnya yang bertaqwa.
Atas berkat
rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ FILSAFAT
ARISTOTELES “ ini dengan lancar tanpa halangan suatu apapun.
Selain itu,
dalam proses penulisan makalah ini penulis merasa berhutang budi kepada berbagai
pihak terutama kepada Dosen yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan
penuh sabar dan tulus ikhlas.
Atas segala
bantuan tersebut, penulis tidak dapat membalas berupa apapun kecuali
mengucapkan terima kasih seraya mengharapkan limpahan rahmat dari Allah SWT
sehingga segala kebaikan itu mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Akhirnya penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini tentu disana sini masih terdapat
kelemahan atau pun kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pihak manapun demi perbaikan selanjutnya, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Pekalongan, 4
Oktober 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia memulai
berfilsafat ketika manusia itu sendiri mulai menyadari keberadaannya di dunia
yang dihadapkan pada berbagai kenyataan yang tidak dapat di pahaminya yang hal
ini memberikan suatu tanda tanya dalam diri manusia, seperti Kapan kehidupan di
dunia ini di mulai? Adakah yang menciptakanya? Siapakah manusia? Bagaimana
manusia dapat hidup? Walaupun pertanyaanya terlihat sederhana, tetapi tidak
mudah untuk di jawab.
Melalui filsafat
manusia di suruh untuk berfikir mendalam, menyeluruh dan kritis. Karena, pada
hakekatnya manusia ingin menjawab segala persoalan yang melingkupi kehidupan
manusia dan pembicaraan filsafat menjadi terbatas. Dalam rentang sejarah tidak
sedikit manusia-manusia jenius mencoba menjelaskan persoalan-persoalan
tersebut, pikiran-pikiran mereka sering kali bertentangan, radikal, bahkan
tidak masuk akal. Seperti filsafat Aristoteles yang akan kita bahas dalam
makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Seorang filsuf
besar dari yunani lahir di Stageria yang hidup pada tahun 384-322 sebelum
masehi. Ayahnya yang bernama Nicomachus, beliau adalah seorang dokter di istana
Amyntas III, Raja Macedonia. Pada saat Aristoteles berkelana ke Asia kecil. Ia
menikah dengan Pythias, keponakan perempuan penguasa Atarneus. Namun
pernikahanya tidak berlangsung lama, kemudian Aristoteles menikah lagi dengan
Herpyllis, dan di karuniani seorang anak laki-laki yang di beri nama Nicomachus
( seperti nama ayahnya ).
Aristoteles
belajar pada akademik Plato selama 20 tahun, seorang murid dan lawan Plato.
Dari situlah Aristoteles menemukan pemikiran-pemikiran diantaranya pemikiran
yakni tentang logika, negara, metafisika, etika, pengetahuan dan ontologi.
A. Logika
Aristoteles
diangap sebagai Bapak logika, karena dialah orang yang pertama kali dengan
sistematik menyusun kaidah-kaidah berfikir yang valid ( syah ). Berfikir logis
sebelum masa Aristoteles memang sudah dilakukan orang, tetapi sifatnya masih
alami ( natural ), untuk hal-hal yang sederhana.
Untuk hal-hal
yang rumit masih di perlukan adanya suatu asas berfikir yang maton ( devinisi )
yang dapat di jadikan ukuran bagi benar atau salahnya suatu pernyataan. Untuk
itulah Aristoteles menyusun asas dan kaidah berfikir yang sekarang di kenal
dengan nama logika formil. Di sebut logika formil karena logika itu menyangkut
kaidah berfikir benar karena bentuknya. Sering juga di sebut logika
tradisional, karena nantinya berkembang apa yang di sebut logika bermoderen.
Inti ajaran logikanya ialah pada cara menarik kesimpulan dengan suatu cara yang
di sebut silogisme. Yaitu menarik kesimpulan dari kebenaran umum untuk hal-hal
yang sifatnya khusus.contoh yang kalsik silogisme sbb:
1. Semua
orang fana
2. Aristoteles
adalah orang
3. Aristoteles
adalah fana
Kesimpulan bahwa
Aristoteles adalah fana, ditarik dari kebenaran yang sifatnya umum yaitu bahwa
semua orang adalah fana, padahal jelas bahwa aristoteles adalah jenis orang.
Menarik
kesimpulan menurutnya dapat dilakukan dengan dua jalan. Pertama dengan jalan
silogisme, jalan ini disebut juga apodity atau sekarang lazim disebut deduksi.
Jalan kedua adalah epagogi, yang sekarang disebut induksi, yaitu menarik
kesimpulan umum dari kenyataan-kenyataan khusus.
Aristoteles juga
berhasil menyusun pengertian yang ada menjadi sepuluh macam yang disebut
kategori yaitu:
1. Substansi (diri), misalnya :
manusia, rumah.
2. Kwantita (jumlah), misalnya :
satu dua tiga.
3. Kwalita (sifat), misalnya :
putih pandai tinggi.
4. relasi (hubungan), misalnya :
A anak B
5. Volume (tempat), misalnya
: di toko di rumah
6. tempos (waktu), misalnya :
kemarin sekarang nanti besok
7. situasi (sikap), misalnya :
duduk berdiri lari jalan
8. status (keadaan), misalnya :
guru pengasuh lurah
9. aksi (tindakan), misalnya :
membaca menulis membuat
10. passiva (penderita), misalnya
: tepotong tergilas
Dari macam
kesimpulan kategori diatas, substansi lah yang menjadi pokoknya. Kesepuluh
kategori diatas meliputi keseluruhan hubungan. Hal itu dapat dijelaskan sebagai
berikut. Setiap sesuatu pastilah merupakan zat sustansi,yang terdiri atas
sekian banyak kwantitas , mempunyai tanda atau ciri kwalitas, tak lepas dai
cakupan waktu tempo, mempunyai sangkutpaut dengan lainnya relasi, mempunyai
kedudukan tertentu status, senantiasa berbuat aksi melahirkan renten yang lain
passiva.
B. NEGARA
Menurut
aristoteles, manusia pada dasarnya mempunyai bakat moral, tetapi itu hanya
dapat dikembangkan dalam hubungannya dengan orang lain. Ia melakukan itu dengan
perkawinan, mendirikan keluarga dan akhirnya dlam negara. Manusia adalah Zoon
Politikea (makhluk sosial). Negara tujuannya untuk mencapai keselamatan
bagi semua warga negaranya.
Afisika adalah
mendidik rakyat agar berpendirian tetap, berbudi pekerti baik serta pandai
mencapai yang sebaik baiknya.
Aristoteles
mengemukakan tiga bentuk negara yaitu:
Monarchi yaitu sistem
pemerintahan kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja.
Aristokrasi
Politea yaitu
pemerintahan berdasarkan kekuasaan seluruh rakyat (demokrasi).
Ketiga bentuk
sistem pemerintahan diatas dapat dibelokkan ke arah yang buruk. Sistem
pemerintahan monarchi bisa menjadi sistem pemerintahan tirani (pemerintahan
oleh pengusa yang dzalim ) ; . Sistem pemerintahan aristokrasi bisa menjadi
oligarki (pemerintahan oleh segelintir orang) ; kekuasaan politea bisa jadi
anarki. Menurut aristoteles, kombinasi antara aristrokasi dengan demokrasi
adalah sebaik-baiknya.
C. METAFISIKA
Metafisika
secara umum ialah suatu pembahasan filsafati yang komprehensif mengenai seluruh
realitas atau tentang sesuatu yang ada.
Bila orang-orang
sofif banyak yang menganggap manusia tidak akan mampu memperoleh kebenaran,
Aristoteles dalam metaphysics menyatakan bahwa manusia dapat mencapai kebenaren
(mayer:152.) salah satu teori metefisika aristoteles yang pentinh ialah
pendapatnya yang menyatakan bahwa matter (barang) dan form (bentuk) itu
bersatu, mater memberikan substansi sesuatu, form memberikan pembungusnya.
Setiap objek terdiri atas matter dan form, bagi plato mattwr dan form berada
sendiri-sendiri.ia juga berpendapat bahwa matter itu potensial dan form itu
aktualitas.
Namun,ada
substansi yang murni form, tanpa potentialty. Jadi tanpa matter, yaitu Tuhan.
Aristoteles percaya adanya tuhan. Bukti adanya Tuhan menurutnya adalah Tuhan
sebagai penyabab gerak (a fish cause of motion).
Tuhan itu
menurut aristoteles berhubungan dengan dirinya sendiri. Ia tidak berhubungan
dengan (tidak memperdulikan) alam ini. Ia bukan pesona. Ia tidak memperhatikan
do’a dan keinginan manusia. Dalam mencintai Tuhan, kita tidak usah mengharap ia
mencintai kita. Ia adalah kesempurnaan tertinggi, dan kita mencontoh kesana
untuk perbuatan dan pikiran-pikiran kita (mayer:159).
D. ETIKA
Etika adalah
suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruknya, menerangkan apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia kepada manusia lainnya, menyatakan tujuan
yang harus dituju oleh manusia didalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan
untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
Tujuan etika
ialah mencapai kebahgiaan sebagai barang tertinggi dalam penghidupan. Tugas
dari pada etika ialah mendidik kemauan manusia memiliki sikap yang pantas dalam
segala perbuatan. Kebaikkan letaknya ditengah-tengah antara dua ujung yang
paling jauh. Misalnya berani adalah antara pengecut dan nekat, dermawan
antarak.ikir dan pemboros, rendah hati letaknya antara jiwa budak dan sombong.
Maka agar pandangan yang sehat yaitu budi dan tahu mempengaruhi sikap manusia,
perlulah manusia pandai menguasai diri. Orang yang dapat menguasai diri tidak
akan terombang-ambing oleh hawa nafsu, tidak akan tertarik oleh
kemewah-mewahan.
Disamping etika
mengambil jalan tengah ada tiga hal yang perlu dipenuhi untuk mencapai
kebahagiaan hidup yakni :
1. Manusia harus memiliki harta secukupnya, supaya hidupnya
terpelihara.
2. Manusia harus memiliki rasa persahabatan
3. Manusia harus memiliki keadilan.
Keadilan dan
persahabatan adalah budi yang menjadi dasar hidup bersama dalam hidup bersama
dalam keluarga dan Negara.
E. PENGETAHUAN
Pada Aristoteles
kita menyaksikan bahwa pemikiran filsafat lebih maju,dasar-dasar sains
diletakkan. Kuasa akal mulai dibatasi, ada kebenaran yang umum, jadi tidak
semua kebenaran relatif. Sains dapat dipegang sebagian dan diperselisihkan
sebagian. Seluruh alam merupakan suatu organisme besar, disusun dan digerakkan
pertama oleh tuhan, menjadi satu kesatuan menurut tertentu.
F. ONTOLOGI
Menurut
Aristoteles ontologi pada dasarnya di maksudkan untuk mencari makna ada dan
struktur umum yang terdapat pada ada, struktur yang dinamakan kategori dan
susunan ada. Akan tetapi hasil pencarian Aristoteles menunjukkan bahwa
pertanyaan mengenai makna ada membawa kita pada penghargaan terhadap keajaiban
eksistensi manusia, sedangkan studi mengenai kategori membawa pada sebab
pertama asal usul dari segala sesuatu ( Tuhan ). Tidak berlebihan jika di
katakan bahwa motif yang sesungguhnya dalam studi mengenai ontologi adalah jastifikasi
atau evokasi terhadap agama, di samping jastifikasi atas pengetahuan dan emosi
etis.
BAB III
PENUTUP
Aristoteles
menemukan pemikiran-pemikiran, diantara pemikirannya itu antara lain tentang
logika, negara, metafisika, etika, pengetahuan, dan ontologi. Aristoteles
dianggap sebagai bapak logika, karena dialah orang yang pertama kali dengan
sistematik menyusun kaidah-kaidah berfikir yang valid (syah).
Menurut
Aristoteles, manusia pada dasarnya mempunyai bakat moral, tetapi itu hanya
dapat dikembangkan dalam hubungannya dengan orang lain. Metafisika secara umum
merupakan suatu pembahasan filasafi yang komprehensif mengenai seluruh realitas
atau tentang sesuatu yang ada.
Pendapat kami
setuju dengan pemikiran Aristoteles tentang filsafat, didalam berfilsafat
beliau menggunakan logika, berbeda dengan Plato yang tertarik pada pengethuan
kealaman dalam filsafatnya, dan ia mementingkan observasi. Aristoteles juga
percaya adanya Tuhan, bukti adanya tuhan menurutnya adalah tuhan sebagai
penyebab penggerak.
DAFTAR PUSTAKA
Tafsir, Ahmad. 1990. Filsafat
Umum, Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya
Khanafie, Imam. 2006. Filsafat
Islam, Pekalongan: Stain Press
Skoot,Louis._______. Pengantar
Filsafat, ______
Fearn, Nicholas. 2002. Cara
Mudah berfilsafat. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Abidin, Zaenal.2011. Penagntar Filsafat
Barat. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar anda di sini