PENDAHULUAN
A. Latar Belakang lahirnya Pergerakan
Nasional Indonesia
1. Faktor Dalam Negeri
a. Penderitaan bangsa Indonesia akibat penjajahan
b. Kenangan akan kejayaan masa lalu seperti kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Majapahit & Kerajaan Islam
c. Pengaruh pendidikan akibat Politik Etis/Etika (Balas Budi) yang melahirkan kaum cendekiawan
d. Diskriminasi (Membedakan warna kulit) yang dilakukan oleh Pemerintah Kolonial
e. Pax Neerlandica (Kesatuan Hindia Belanda) yang menimbulkan rasa senasib sepenanggungan.
a. Penderitaan bangsa Indonesia akibat penjajahan
b. Kenangan akan kejayaan masa lalu seperti kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Majapahit & Kerajaan Islam
c. Pengaruh pendidikan akibat Politik Etis/Etika (Balas Budi) yang melahirkan kaum cendekiawan
d. Diskriminasi (Membedakan warna kulit) yang dilakukan oleh Pemerintah Kolonial
e. Pax Neerlandica (Kesatuan Hindia Belanda) yang menimbulkan rasa senasib sepenanggungan.
2. Faktor Luar Negeri
a. Kemenangan Jepang terhadap Rusia dalam Perang Jepang-Rusia tahun 1905
b. Pengaruh pergerakan kemerdekaan bangsa lain seperti Cina, India, Jepang, Turki, Philipina, dan lain-lain
c. Munculnya paham baru dari Eropa & Asia seperti Liberalisme, Nasionalisme, Sosialisme, Pan Islamisme
a. Kemenangan Jepang terhadap Rusia dalam Perang Jepang-Rusia tahun 1905
b. Pengaruh pergerakan kemerdekaan bangsa lain seperti Cina, India, Jepang, Turki, Philipina, dan lain-lain
c. Munculnya paham baru dari Eropa & Asia seperti Liberalisme, Nasionalisme, Sosialisme, Pan Islamisme
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia?
2.
Bagaimana asas perhimpunan Indonesia sebagai
manifesto politik pergerakan nasional!
3.
Jeleskan gagasan persatuan dan kesatuan aktivitas
organisasi pergerakan nasional Indonesia!
C. Tujuan
Pergerakan
nasional muncul akibat kesatuan nasib yang ingin merdeka dan penderitaan rakyat
Indonesia akibat penjajahan Belanda.dan keinginan rakyat untuk memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia dengan berbagai asas maupun bentuk perlawanan terhadap
bangsa lain.
B. Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia Dalam Menghadapi
Kekuasaan Kolonial Belanda.
1. Budi Utomo
Berdiri pada
tanggal 20 Mei 1908 di Yogyakarta. Pendirinya adalah para mahasiswa STOVIA
(Sekolah Kedokteran Jawa di Jakarta) yang dipelopori dr. Soetomo, dr. Wahidin
Soedirohoesodo, dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, dr. Goenawan Mangoenkoesoemo, dan
lain-lain. Keanggotaan organisasi hanya meliputi suku Jawa dan Madura kemudian
ditambah Bali karena dianggap mempunyai kebudayaan yang sama. Keanggotaan hanya
meliputi kaum bangsawan/elit saja. Organisasi Boedi Oetomo ditetapkan sebagai
organisasi modern pertama di Indonesia dan merupakan tonggak awal kebangkitan nasional
Indonesia. Suatu keputusan politik pemerintah RI yang masih menimbulkan
perdebatan di kalangan bangsa Indonesia karena organisasi ini sebenarnya
mendukung penjajahan Belanda, tidak pernah mencita-citakan Indonesia merdeka,
tidak nasionalis, (anggotanya hanya orang Jawa, Madura, dan Bali), anti agama
bahkan tidak ikut serta mengantarkan kemerdekaan Indonesia karena organisasi BO
bubar pada tahun 1935. Pada awal berdirinya Boedi Oetomo bergerak di bidang
pendidikan dan sosial budaya dan baru berpolitik pada tahun 1915. Boedi Oetomo
dalam perjuangannya kemudian melebur dalam PPPKI (Permufakatan Perhimpunan
Politik Kebangsaan Indonesia) selanjutnya melebur dalam PBI (Persatuan Bangsa
Indonesia) yang berubah namanya menjadi Parindra (Partai Indonesia Raya). Pada
tahun 1935 Boedi Oetomo secara resmi dibubarkan.
2. Syarikat Islam (SI)
Berdiri di Solo, Jawa Tengah tanggal
16 Oktober 1905 dengan nama awal Syarikat Dagang Islam yang dipimpin/didirikan
oleh Haji Samanhudi. Latar belakang berdirinya SDI adalah sebagai perlawanan
terhadap golongan pedagang Cina yang memonopoli bahan batik sedangkan tujuan
berdirinya adalah memajukan perdagangan Indonesia yang berdasarkan Islam.
Karena keanggotaan Syarikat dagang Islam terbatas hanya para pedagang saja maka
pada tanggal 10 September 1912 diubah namanya menjadi Syarikat islam (SI)
dengan pimpinan Haji Oesman Said Tjokroaminoto (HOS Tjokroaminoto). Haluan
perjuangan SI adalah anti imperialisme dan Kapitalisme. SI bersifat nasionalis,
menentang penjajah Belanda dan mencita-citakan Indonesia merdeka sehingga
sangat berbeda jauh dengan Boedi Oetomo. Walaupun demikian ternyata SI tidak
dijadikan sebagai tonggak kebangkitan nasional tetapi jatuh kepada Boedi Oetomo
yang tidak nasionalis. SI terbuka untuk umum dengan Islam sebagai landasan
perjuangan organisasi. Perlawanan SI ditujukan terhadap semua bentuk penindasan
ataupun ketidakseimbangan sosial. SI yang bersifat terbuka mendapat dukungan
rakyat Indonesia sehingga dalam waktu singkat menjadi organisasi yang besar.
Pemerintah Kolonial Belanda tidak memberikan ijin SI menjadi badan hukum karena
mencurigai dan khawatir terhadap organisasi yang besar ini walaupun terhadap
SI-SI lokal ijin diberikan dengan mudah.Keanggotaan SI yang bersifat terbuka
membuat SI kemudian pecah. Dalam tubuh SI terdapat tiga aliran yang berbeda,
yaitu :
1. Aliran yang berpegang teguh kepada
agama Islam
2. Aliran yang lunak, evolusioner, dan
kooperatif terhadap Pemerintah Kolonial Belanda
3. Aliran yang keras, revolusioner, dan non
kooperatif
SI akhirnya pecah menjadi dua setelah diadakan konggres ke-4 tahun 1921 untuk
disiplin partai dan mempertahankan keberadaan SI.
Adapun dua organisasi itu
adalah :
a. SI Putih
Dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto, Haji
Agoes Salim, dan Abdoel Moeis dan tetap berpegang teguh kepada dasar-dasar ke-Islam-an sesuai
cita-cita semula.
b. SI Merah
Dipimpin oleh Semaun dan Tan Malaka
dan berhaluan Marxis. SI Merah nantinya berubah
nama menjadi PKI (Partai Komunis Indonesia).
Pada tahun 1923 nama CSI (Central Syarikat Islam) diubah namanya menjadi PSI
(Partai Syarikat Islam) karena CSI dianggap menghalangi pertumbuhan gerakan SI.
Sejak Konggres Yogyakarta tahun 1925 maka SI melaksanakan haluan non kooperasi
tetapi tetap memperbolehkan anggotanya duduk dalam badan pemerintah dengan nama
pribadi bukan organisasi. Dengan kemajuan pergerakan nasional maka tujuan SI
semakin tegas yaitu "Mencapai Kemerdekaan Nasional Berdasarkan Agama
Islam". SI masuk ke dalam PPPKI dan tahun 1929 namanya diubah lagi menjadi
PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia).
3. Indische Partij (IP)
Didirikan di
Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai, yaitu dr. Tjipto
Mangoenkoesoemo, Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantoro), dan dr. E.F.E.
Douwes Dekker. Semboyan IP adalah Hindia for Hindia yang berarti Indonesia hanya diperuntukkan bagi orang yang
menetap dan bertempat tinggal di Indonesia tanpa terkecuali. Tujuan IP adalah
untuk mempersiapkan kehidupan bangsa Indonesia yang merdeka. IP meruipakan
partai politik pertama di Indonesia penentang politik Kolonialisme. Cita-cita
IP banyak disebarkan melalui surat kabar De Express. Kemajuan IP sangat luar
biasa sehingga dalam waktu singkat IP telah mempunyai 30 cabang. Hal tersebut
mengkhawatirkan Pemerintah Kolonial Belanda sehingga permohonan IP untuk
menjadi badan hukum tanggal 13 Maret 1913 ditolak. IP yang dengan tegas
menyatakan diri sebagai partai politik dan mencita-citakan Indonesia merdeka
dinyatakan sebagai partai terlarang oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Walaupun
dinyatakan sebagai partai terlarang dalam prakteknya IP masih mengadakan
propaganda untuk menyebarluaskan gagasannya contohnya tulisan Soewardi
Soerjaningrat yang berjudul Als Ih Een Nederlander Was ( Seandainya Aku
Seorang Belanda ) yang mengkritik perayaan kemerdekaan Belanda yang ke-100
dari penjajahan Perancis dengan menarik biaya dari masyarakat bumiputera yang
masih dijajah Belanda dan kritik tajam E.F.E Douwes Dekker yang menyebutkan
bahwa pemerintahan jajahan bukan pemerintahan tetapi kelaliman yang merupakan
musuh kemakmuran rakyat yang paling berbahaya, lebih berbahaya daripada
pemberontakan dan revolusi. Karena kegiatannya yang merugikan Pemerintah
Kolonial Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin Indische Partij
dijatuhi hukuman buang ke negara Belanda. Dengan dibuangnya para tokoh IP maka
kegiatan IP melemah. dalam perkembangannya IP berganti nama menjadi Partai
Insulinde. Tahun 1919 Partai Insulinde berganti nama lagi menjadi Partai
Nasional Indische Partij (NIP). NIP dalam perkembangannya hanya berpengaruh
terhadap kalangan terpelajar dan kurang berpengaruh terhadap rakyat seperti
halnya Indische Partij.
4. Moehammadijah ( Muhammadiyah )
Didirikan oleh Haji Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November
1912 di Yogyakarta. Muhammadiyah merupakan organisasi Islam modern yang kiprahnya
dipengaruhi oleh gerakan Wahabi di Arab Saudi yang bercita-cita untuk
memurnikan Islam seperti pada jaman Nabi Muhammad SAW masih hidup atau dengan
kata lain berusaha memberantas TBC ( Takhayul, Bid'ah, Churafat ) yang
berkembang di dalam masyarakat Indonesia. Usaha Muhammadiyah ini nantinya
mendapatkan perlawanan dari kelompok Islam tradisional yang tidak setuju dengan
cara-cara Muhammadiyah memperjuangkan cita-citanya, yaitu dengan mendirikan Nahdlatul
Ulama (NU) yang berarti kebangkitan ulama pada tahun 1926. Selain kelompok
Islam tradisional, kelompok nasionalis juga kurang simpati kepada Muhammadiyah
karena organisasi ini tidak mau bergerak dalam bidang politik, mau menerima
bantuan Belanda, dan mempermasalahkan kemodernan dan kekolotan pelaksanaan
ajaran Agama Islam. Adapun tujuan didirikannya Muhammadiyah adalah:
a. Memberi pengertian tentang ilmu agama yang benar.
a. Memberi pengertian tentang ilmu agama yang benar.
b. Pengarahan hidup
menurut ajaran Agama Islam.
c. Memajukan pengajaran
modern berdasarkan islam.
Tujuan
Muhammadiyah diatas berusaha dicapai dengan cara mendirikan dan mengembangkan
sekolah-sekolah berdasarkan Islam, mendirikan dan mengembangkan Masjid, dan
mengembangkan ilmu agama. Muhammadiyah merupakan organisasi yang tidak bersifat
politik tetapi lebih meninitikberatkan pada kegiatan pendidikan, sosial, dan
keagamaan dan cara kerjanya meniru cara kerja Misi (Penyebar Kristen Protestan)
dan Zending (Penyebar Kristen Katholik). Kegiatan Muhammadiyah yang sangat
menonjol adalah:
1. Bidang Pengajaran: memberantas buta huruf dan mendirikan sekolah
1. Bidang Pengajaran: memberantas buta huruf dan mendirikan sekolah
2. Bidang Sosial Ekonomi: mendirikan Bank Islam
3. Bidang
Kesehatan: mendirikan rumah sakit dengan nama PKO/PKU(Panti Kesehatan
Umum)
4. Bidang keagamaan:
menyingkirkan tradisi kuno yang bersifat Animisme dan Dinamisme
Kegiatan
Muhammadiyah juga sudah memperhatikan pendidikan wanita yang diberi nma Aisyiah
dan kelompok pemudanya disebut Hisbul Wathon (HW) yang juga merupakan gerakan
kepanduan. Organisasi Muhamamadiyah sampai sekarang masih eksis dan berkembang
pesat sehingga memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi kemajuan bangsa
Indonesia.
5.
Gerakan Pemuda
Yang
dianggap sebagai perkumpulan pemuda pertama di Indonesia adalah Tri Koro Dharmo
(Tiga Tujuan Mulia) yang didirikan oleh Raden Satiman Wirjo Sandjojo, Kadarman,
dan Sunardi pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta. Tujuan didirikannya Tri Koro
Dharmo adalah mencapai Jawa raya dengan jalan persatuan antar pemuda Jawa,
Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Karena sifatnya yang Jawa sentris maka Tri
Koro Dharmo kurang menarik bagi mereka yang tidak berbudaya Jawa. untuk
menghindari perpecahan organisasi maka pada tahun 1918 dalam konggres-nya di
Solo maka nama Tri Koro Dharmo diubah namanya menjadi Jong Java (Pemuda Jawa)
yang bertujuan untuk mendidik para anggotanya supaya kelak dapat memberikan
tenaganya untuk pembangunan Jawa Raya dengan jalan mempererat persatuan,
menambah pengetahuan, dan menambah rasa cinta kepada kebudayaan sendiri. Pada
awalnya Jong Java tidak berpolitik tetapi dengan masuknya pengaruh Haji Agus
Salim maka masuklah pengaruh politik di dalam tubuh Jong Java. Anggota Jong
Java yang berpolitik lalu mendirikan Jong Islamieten Bond tahun 1924. Seiring
dengan munculnya Jong Java di berbagai daerah muncullah Jong Java di berbagai daerah
muncullah berbagai organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan seperti :
a.
Jong Sumatranen Bond
b.
Jong Batak
c.
Jong Ambon
d.
Jong Celebes
e.
Jong Bromo
f.
Jong Minahasa
g.
Timoress Verbond
h.
Sekar Rukun,
Di Jakarta di bentuklah organisasi pemuda bersama PPPI (Perhimpunan
Pelajar-Pelajar Indonesia) tahun 1918 dengan tokohnya Wongsonegoro. Di Bandung
berdirlah Jong Indonesia yang nantinya beubah namanya menjadi pemuda Indonesia
yang di motori oleh Mr. Sartono, Ir. Soekarno, Ir. Anwari, dan Mr. Soenarjo.
1. Konggres Pemuda I (30 April - 2 Mei 1926 ) di Jakarta
·
Dipimpin
oleh Thabrani
·
Tujuannya
menanamkan semangat kerjasama antar perkumpulan pemuda (persatuan pemuda-pemuda
Indonesia sebagai bangsa Indonesia)
·
Konggres
Pemuda I mengalami kegagalan karena rasa kedaerahan yang masih kuat
2. Konggres Pemuda II ( 27 - 28 Oktober 1928 )
·
Dipelopori
oleh PPPI
·
Konggres
ini merupakan usaha untuk mempersatukan kembali para pemuda Indonesia
·
Konggres
Pemuda II berhasil mencetuskan Sumpah Pemuda yang berisi pengakuan para
pemuda akan satu Nusa, satu Bangsa, dan satu Bahasa Indonesia
·
Saat
Konggres Pemuda II diperdengarkanlah Lagu Indonesia Raya secara instrumentalia
oleh Wage Rudolf Soepratman sebagai lagu kebangsaan serta pengakuan bendera
Merah Putih sebagai bendera kebangsaan Indonesia.
Tahun 1930 dalam pertemuan di Solo,
para pemuda membentuk organisasi pemuda dengan nama Indonesia Muda yang
merupakan fusi atau peleburan organisasi-organisasi Pemuda.
6. PKI ( Partai Komunis Indonesia )
Berdiri pada
tanggal 23 Mei 1920 yang merupakan gabungan organisasi Syarikat Islam Merah
pimpinan Semaun dan ISDV (Indische Social Demokratische Vereeniging, berdiri
tahun 1914 di Semarang) pimpinan Hendrick Sneevliet (Pegawai Belanda yang
berhaluan komunis serta aktif menyebarkan komunis di Indonesia bekerjasama
dengan Semaun) dengan nama PKH (Partai Komunis Hindia). PKH dipimpin oleh :
1. Ketua : Semaoen
2. Wakil Ketua : Darsono
3. Sekretaris :
Bergsma
4. Bendahara :
Dekker
5. Anggota :
Baars dan Soegono
Asas
perjuangan PKH adalah Sama Rata Sama Rasa dengan prinsip anti kolonialis dan
kapitalis serta bersikap Revolusioner / radikal terhadap Pemerintah Kolonial
Belanda. Beberapa tokoh belanda yang tidak menyetujui pendirian PKH lalu
memisahkan diri dan membentuk ISDP (Indische Social Demokratische Party) yang
dipimpin oleh F. Bahler. Pada tahun 1924, Partai Komunis Hindia (PKH) diubah
namanya menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Sebelumnya pada tahun 1921, PKH
menjadi anggota Komintern (Komunis Internasional) yang berpusat di Moskow,
Rusia. Puncak kegiatan PKI pada periode pergerakan nasional adalah
pemberontakan terhadap pemerintah Kolonial Belanda yang terkenal dengan nama
"pemberontakan November 1926" di Jakarta yang disusul kemudian dengan
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sementara pemberontakan di Sumatera
Barat terjadi pada tahun 1927. pemberontakan PKI atau sebenarnya lebih tepat
pemberontakan rakyat Indonesia tersebut gagal total sehingga pada tahun 1927
PKI diinyatakan sebagai organisasi terlarang sedangkan para pengikutnya
ditangkap dan kemudian di penjarakan / dibuang sebagai pekerja paksa di
daerah-daerah terpencil seperti Digul, Papua. Akibat kegagalan pemberontakan
PKI maka Pemerintah Kolonial Belanda kemudian memperketat pengawasan dan
mempersempit ruang gerak organisasi-organisasi pergerakan nasional yang sudah
ada maupun yang baru lahir.
7.Taman
Siswa
Berdiri
pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta dengan tokoh pendirinya adalah Soewardi
Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantoro (tokoh Indische Partij yang sudah pulang
dari pembuangannya di Belanda). Taman Siswa adalah organisasi pergerakan
nasional dalam bidang pendidikan dengan tujuan "Mewujudkan Masyarakat Yang
Tata Tentrem Tertib Damai" / "mengembangkan Edukasi Kebudayaan"
yang merupakan senjata ampuh dalam menghadapi dominasi Pemerintah Kolonial
Belanda. Sekolah Taman Siswa dijadikan sebagai alat untuk menyampaikan paham
ideologi, yaitu nasionalisme kebudayaan, menyampaikan perkembangan politik, dan
juga digunakan untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang akan datang yang
mempunyai wawasan kebangsaan luas. Dalam hal ini, sekolah merupakan alat untuk
meninggikan derajat rakyat melalui pengajaran. Ki hajar Dewantoro merumuskan
asas-asas pengajaran nasional selama masa pembuangannya di Belanda (1913-1919).
Pola pendidikan / kepemimpinan yang dikembangkannya adalah "Ing
Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani" (Di depan
dapat memberikan contoh, di tengah dapat mendorong dan bekerjasama, dan di
belakang dapat mendorong untuk maju ke depan). Sekolah-sekolah yang
didirikan Taman Siswa adalah :
1. Taman Indria
2. Taman Muda
3. Taman Dewasa
4. Taman Madya
5. Taman Guru
6. Taman Prasarjana
7. Taman Sarjana Wiyata
Taman
Siswa berkembang dengan pesat karena sifatnya yang merakyat. Perkembangan yang
pesat tersebut menyebabkan Pemerintah Kolonial Belanda khawatir sehingga pada
tahun 1932 dikeluarkanlah UU Sekolah Liar (Wilde Scholen Ordonantie). Dengan
undang-undang tersebut maka Taman Siswa harus bubar karena sekolah yang boleh
berdiri sekolah-sekolah yang didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda.
Undang-undang tersebut menimbulkan perlawanan kaum pergerakan nasional karena
dianggap sangat merugikan. Mereka lalu berdiri di belakang Taman Siswa.
Pemerintah Kolonial Belanda akhirnya mencabut undang-undang tersebut pada tahun
1932 karena membuat situasi Hindia Belanda / Indonesia tidak kondusif. Taman
Siswa diijinkan terus berkiprah di bidangnya dan perguruan atau organisasi ini
hingga sekarang masih eksis serta meneruskan perjuangan pendirinya Ki Hajar
Dewantoro. Atas jasa-jasanya yang luar biasa, Pemerintah RI menetapkan tanggal
kelahiran Ki Hajar Dewantoro, yaitu tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan
Nasional sedangkan asas pendidikan Tut Wuri Handayani sebagai semboyan Departemen
Pendidikan Nasional.
8. Gerakan Wanita
Tokoh dan
perintis gerakan wanita Indonesia adalah Raden Ajeng Kartini (1879-1904).
Tanggal lahirnya 21 April diperingati bangsa Indonesia khususnya kaum wanita
sebagai Hari Kartini. R.A. kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah 21 April 1879.
Ketokohan R.A. Kartini tampak melalui cita-citanya untuk kaum wanita Indonesia
yang tertulis dalam surat-surat yang ditulis kepada sahabat-sahabatnya di
Belanda terutama Mrs. Abendanon. Surat-surat R.A. Kartini tersebut kemudian
diterbitkan Mrs. Abendanon tahun 1911 (Tujuh tahun setelah wafatnya R.A.
Kartini) dengan judul "Door Duisternis Tot Licht" (Habis Gelap
Terbitlah Terang). Tahun 1982, Ny. Soelastin Soetrisno menterjemahkan
surat-surat Kartini tersebut lalu diberi nama "Surat-Surat Kartini".
Kegiatan R.A. Kartini dalam memperjuangkan pemberdayaan wanita berupa tuntutan
emansipasi (persamaan hak) antara pria dan wanita sesuai kodratnya terutama di
bidang pendidikan dan perkawinan. Untuk itu R.A. Kartini kemudian mendirikan
"Sekolah Kartini" di Rembang, Jawa tengah untuk mendidik para wanita
setempat. Selain R.A. kartini, bangsa Indonesia mempunyai banyak tokoh-tokoh
gerakan wanita antara lain :
1. Dewi Sartika (Pelopor gerakan wanita di Jawa
Barat). Ia mendirikan Sekolah dengan nama Sekolah Keutamaan Istri
2. Maria Walanda Maramis (Pelopor Gerakan Wanita di
Minahasa, Sulawesi Utara). ia mendirikan organisasi PIKAT (Percintaan Ibu
Kepada Anak Temurunnya).
3. Soewarni Jayasepoetra (Pelopor gerakan wanita di Bandung,
Jawa Barat). Mendirikan organisasi wanita Istri Sedar yang bergerak di bidang
politik dengan tujuan mencapai Indonesia Merdeka.
4. Maria Oelfah dan Ibu Soenarjo
Mangoenpoespito.
Pendiri organisasi istri Indonesia dengan tujuan mencapai Indonesia Raya.
5. Nyi Hajar Dewantoro (Istri Ki Hajar Dewantoro, aktif di
Taman Siswa)
6. Ibu Ahmad Dahlan (Istri pendiri Moehammadijah Haji
Ahmad Dahlan, aktif di organisasi wanita dibawah Moehammadijah Aisyah), dan
lain-lain
Selain
munculnya berbagai tokoh gerakan wanita, muncul pula organisasi-organisasi
wanita, yaitu antara lain :
1. Kartini Fonds (Semarang)
2. Putri Merdika (Jakarta)
3. Wanita Roekoen Sentosa (Malang)
4. Majoe Kemoeliaan (Bandung)
5. Boedi Wanita (Solo)
6. Kerajinan Amal Setia (Koto Gadang,
Sumatera Barat)
7. Serikat Kaum Ibu Sumatera (Bukit
Tinggi, Sumatera Barat
8. Ina Tuni (Ambon, Maluku)
9. Gorontalosche Mohammedaansche
Vrouwen Vereniging (Sulawesi Utara)
Bila ditelusuri perkembangan gerakan
wanita Indonesia terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu :
a. Tahap Pertama (Masa Feodal)
b. Tahap Kedua (Masa Pergerakan
Nasional)
c. Tahap Ketiga (Masa Persatuan Gerakan
Wanita)
9. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Berdiri
pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung dengan nama awal Perserikatan Nasional
Indonesia. Pada tahun 1928 nama organisasi diubah menjadi Partai Nasional
Indonesia. Pendiri PNI adalah kaum intelektual yang tergabung dalam Aglemene
Studie Club, yaitu Ir. Soekarno, dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, Ir. Anwari, Mr.
Sartono, Mr. Boediarto. dr. Sanoesi, Mr. Iskaq Tjokrohadisoerjo, dan Mr.
Soenarjo.
PNI mempunyai 3 (Tiga) asas, yaitu :
PNI mempunyai 3 (Tiga) asas, yaitu :
1. Self Help (Menolong diri sendiri)
2. Non Kooperasi (Tidak mengadakan
kerjasama dengan Pemerintah Kolonial Belanda)
3. Marhaenisme (Pengerahan massa rakyat
tertindas yang hidup dalam kemiskinan di tanah yang kaya raya)
Tujuan PNI
adalah mencapai Indonesia merdeka dengan kekuatan sendiri. PNI bersifat terbuka
sehingga keanggotaannya cepat berkembang. Cabang-cabang PNI terdapat di seluruh
Hindia-Belanda. Kelompok nasionalis revolusioner dapat ditampung di dalam PNI.
Pada tahun 1927, PNI memprakarsai berdirinya PPPKI (Permufakatan Perhimpunan
Politik Kebangsaan Indonesia). Badan ini merupakan sebuah badan koordinasi dari
bermacam aliran untuk menggalang kesatuan aksi melawan imperialisme atau
penjajahan. Kemajuan yang dicapai PNI dalam menyadarkan rakyat Indonesia akan
pentingnya kemerdekaan dan sikapnya yang non kooperasi menimbulkan kecemasan
pihak Belanda. Pemerintah Kolonial Belanda memberikan ancaman terhadap PNI
untuk menghentikan kegiatannya serta mengawasi dengan ketat gerak-gerik para
pemimpin PNI terutama terhadap Ir. Soekarno. Ir. Soekarno bahkan dilarang untuk
pergi ke luar Jawa. Karena desas-desus bahwa PNI akan melakukan pemberontakan
maka pada tahun 1929 dilakukan penangkapan atas tokoh-tokoh PNI, yaitu Ir.
Soekarno, Maskoen Soemodiredjo, Gatot Mangkoeprodjo, dan Soepriadinata. Mereka
disalahkan melanggar pasal 153 bis dan 169 KUHP, dianggap mengganggu ketertiban
umum, dan menentang kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda. dalam persidangan
para tokoh PNI di Bandung, Ir. Soekarno membacakan pembelaannya yang terkenal,
yaitu "Indonesia Menggugat". Pembelaan tersebut menelanjangi
Pemerintah Kolonial Belanda dengan berbagai kebijaksanaannya yang merugikan rakyat
Indonesia. Walaupun pembelaannya hebat tetapi Ir. Soekarno tetap ditahan oleh
Pemerintah Kolonial Belanda di Penjara Soekamiskin, Bandung. PNI kemudian
dinyatakan sebagai partai/organisasi terlarang oleh Pemerintah Kolonial Belanda
pada tanggal 17 April 1931. Sejak ditahannya tokoh-tokoh PNI maka timbul
perbedaan pandangan dalam melanjutkan kegiatan PNI. Tanggal 25 April 1931 dalam
konggres luar biasa PNI di Jakarta, Mr. Sartono mengambil keputusan untuk
membubarkan PNI. Pembubaran PNI tersebut menimbulkan perpecahan di kalangan
internal PNI sendiri sehingga berdirilah :
1. Partindo (Partai Indonesia), yang
didirikan oleh Mr. Sartono dan menekankan aksi massa dalam gerakan partai.
2. PNI Baru (Pendidikan Nasional Baru),
yang didirikan oleh Drs. Moehammad Hatta, Mr. Soetan Syahrir, dan kawan-kawan
dan menekankan pendidikan politik dalam gerakan partai.
10.
Gerakan Buruh
Gerakan Buruh tergabung dalam serikat-serikat
buruh. Adapun tujuan dibentuknya serikat kerja adalah sebagai berikut :
1. Memelihara dan memperbaiki syarat
perburuhan dengan jalan mengatur hubungan kerja dengan pihak pengusaha
2. Mengatur hubungan kerja antara
pekerja dengan pemerintah tentang kepentingan kedua belah pihak
3. Mengatur agar kaum pekerja sebagai
golongan tersusun yang turut serta dalam pembangunan bangsanya
Secara
garis besar Serikat Buruh dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
1. Organisasi yang tergabung dalam
ikatan pekerjaan. Anggotanya terdiri dari orang yang menjalankan pekerjaan yang
sama seperti sopir, tukang, pekerja pabrik, dan lain-lain
2. Serikat Buruh Umum (General Labour
Union) yang anggotanya terdiri dari segala macam buruh tanpa memperhatikan
jenis pekerjaan masing-masing. Biasanya buruh tersebut tidak terlatih,
pendidikannya kurang sesuai dan hanya setengah trampil.
3. Organisasi dalam ikatan
industri/perusahaan/kantor (Industrial Union). Anggotanya terdiri dari kaum
buruh yang bekerja pada perusahaan/industri/kantor baik yang terlatih maupun
yang tidak terlatih.
Serikat
Buruh pertama kali yang ada di Indonesia adalah yang didirikan oleh Perusahaan
Belanda, yaitu VSTP (Vereeniging Spoor en Tramweg P (Persatuan Serikat Kerja
ersoneel) yang didirikan pada tahun 1908 di Semarang. VSTP banyak mendapat
pengaruh komunis sehingga dalam aksi-aksinya VSTP sangat berani melakukan tindakan
yang revolusioner seperti pemogokan di Semarang, Madiun, dan Surabaya. Karena
pemogokan tersebut maka pimpinan VSTP, yaitu Semaun ditangkap lalu dibuang ke
Belanda sementara VSTP kemudian dibubarkan Pemerintah Kolonial Belanda. Sebagai
gantinya pada tahun 1927 didirikanlah PPST (Perhimpunan Pegawai Spoor dan Trem)
yang berhaluan non politik dan menjadi anggota federasi buruh angkutan
internasional. Selain serikat buruh yang didirikan oleh Pemerintah Kolonial
Belanda, terdapat juga serikat buruh yang didirikan oleh golongan politik
kebangsaan pada tahun 1930 yang dikenal dengan nama Serikat Kerja Berpartai.
Serikat Kerja Berpartai antara lain beranggotakan antara lain sebagai berikut:
1. PSSI (Persatuan Serikat Kerja
Indonesia) yang didirikan PBI/Indonesische Studie Club dipimpin Soewono dan
Roeslan Wongsokoesoemo dengan tujuan memperbaiki nasib kaum buruh dengan tidak
mencampuri urusan politik dan agama.
2. PKBI (Perserikatan Kaum Buruh
Indonesia) yang didirikan oleh PNI Baru/Partindo yang mempunyai tujuan
memperbaiki nasib kaum buruh dan mengembangkan perasaan kebangsaan.
Sejalan dengan perkembangan gerakan
kebangsaan Indonesia, Serikat KerjaBerpartai juga mengalami perkembangan. Dalam
perkembangannya, diadakanlah konggres kaum buruh Indonesia. Kemudian berdirilah
CPBI (Central Perkumpulan Buruh Indonesia) dengan asas perjuangan self help dan
nasionalisme. Serikat Kerja Berpartai ini akhirnya juga dibubarkan Pemerintah
Kolonial Belanda karena tindakannya yang dianggap menentang Pemerintah. Pada
kurun waktu tahun 1940, usaha untuk mendirikan gabungan serikat pekerja
tercapai, yaitu dengan berdirinya GASPI (Gabungan Serikat Pekerja Partikelir
Indonesia). Dalam memperjuangkan nasib kaum buruh, GASPI mengambil sikap
kooperasi (kerjasama) dengan Pemerintah Kolonial Belanda sampai dengan masa
Pendudukan Jepang di Indonesia (1942). Beberapa organisasi buruh yang berdiri
pada masa Pemerintah Kolonial Belanda selain VSTP, PPST, PSSI, dan PKBI adalah
:
1. SS Bond (Staats Spoor Bond),
didirikan pada tahun 1905 dan merupakan serikat buruh perusahaan kereta api
milik Pemerintah Kolonial Belanda.
2. PFB (Personeel Fabriek Bond) yang
merupakan serikat buruh pabrik. Organisasi ini digerakkan oleh Soerjopranoto
untuk melakukan aksi mogok sehingga ia mendapat julukan raja pemogokan buruh.
3. PVPN (Persatuan Vakboden Pegawai
Negeri), merupakan serikat buruh pegawai negeri dibawah pimpinan Raden Panji
Soeroso. Organisasi yang tergabung ke dalam PVPN adalah Serikat Guru dan
Serikat Pegawai Kereta Api.
C.
Asas Perhimpunan Indonesia Sebagai Manifesto Politik Pergerakan Nasional
Sejak awal
abad ke-20 telah banyak pemuda Indonesia yang belajar di negeri Belanda. Pada
tahun 1908 mereka mendirikan organisasi Indische Vereeniging di negeri Belanda.
Kedatangan tokoh Tiga Serangkai (dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, Soewardi
Soejaningrat, dan Dr. Douwes Dekker) yang dibuang ke negeri Belanda karena
gerakannya dalam Indische Partij telah membuat warna, corak, dan misi Indische
Vereniging menjadi lebih progresif dan berbau politik. Indische Vereeniging
lalu mendirikan majalah Hindia Poetra dan melalui majalah tersebut para
mahasiswa dapat menulis gagasan, ide-ide politik untuk dibaca kaum pergerakan
di tanah air. Tahun 1922, Indische Vereniging diubah namanya menjadi
Indonesische Vereeniging dengan tujuan dan gerakan yang sudah bersifat politis.
Dalam perkembangan selanjutnya, Indonesische Vereeniging diubah namanya menjadi
Perhimpunan Indonesia dan nama majalahnya diubah namanya menjadi Indonesia
Merdeka. Perubahan nama tersebut dilakukan pada tahun 1924. Sedangkan tujuan
Perhimpunan Indonesia dalam anggaran dasarnya dipertegas menjadi Indonesia
Merdeka. Perhimpunan Indonesia dapat berperan aktif dalam pergerakan nasional
di luar negeri dan dapat memberikan inspirasi serta dorongan moral kepada
pergerakan nasional di dalam negeri. Di bawah pimpinan Moehammad Hatta,
Perhimpunan Indonesia secara moral diakui sebagai front terdepan dalam
pergerakan kebangsaanoleh PPPKI pimpinan Soekarno.
D.
Gagasan Persatuan & Kesatuan dan
Aktivitas Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia
1.
PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia)
·
Didirikan
oleh PNI pada bulan Desember 1927
·
Ketua
Ir. Soekarno
·
Organisasi
yang bergabung dalam PPPKI adalah PNI, Syarikat Islam, Boedi Oetomo, Kaoem
Betawi, Soematra Bond, Indonesische Studie Club, dan Algemene Studie Club
·
Tujuan
PPKI : Mencapai persamaan arah dari berbagai massa aksi kebangsaan yang berasal
dari berbagai perkumpulan dan menghindari perselisihan antar anggota yang dapat
merugikan perjuangan bangsa
·
PPPKI
memiliki kelebihan tertentu, yaitu nasionalis dan bertahan lama (1927-1939)
2. Konggres Pemuda
·
Sejak
tahun 1926 muncul berbagai organisasi pemuda yang bersifat nasional, yaitu
antara lain : PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) yang berdiri
di Jakarta tahun 1926 serta didirikan oleh mahasiswa STOVIA dan
Rechtschoogeschool dengan tujuan menggalang persatuan dari seluruh organisasi
pemuda dan membentuk aksi untuk mencapai Indonesia merdeka dan PI (Pemuda
Indonesia) berdiri tanggal 15 Agustus 1926 yang merupakan wadah baru bagi
para pemuda yang mempunyai jiwa kebangsaan. Asas dan tujuan PI adalah
menanamkan dan mewujudkan persatuan seluruh Indonesia atas dasar kebangsaan
menuju kearah terciptanya Indonesia Raya.
·
Segenap
organisasi pemuda bersepakat mengadakan Konggres Pemuda, yaitu : Konggres
Pemuda I (30 April - 2 Mei 1926) yang berlangsung di Jakarta serta
dipelopori PPPI dan Konggres Pemuda II (26-28 Oktober 1928) yang juga
berlangsung di Jakarta. Hasil Konggres Pemuda II adalah Sumpah Pemuda, Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya, dan Bendera Kebangsaan Merah Putih.
3. Parindra (Partai Indonesia Raya)
·
Didirikan
pada tahun 1935
·
Pendiri
dr. Soetomo
·
Merupakan
gabungan dari PBI (Persatuan Bangsa Indonesia), Boedi Oetomo, dan Kaoem Betawi
·
Dalam
perjuangannya bersifat kooperasi terhadap Belanda
·
Tujuan
pendirian partai adalah mencapai Indonesia Raya
·
Gerakan
partai yang terpenting adalah keluarnya Petisi Soetardjo yang diajukan kepada
Pemerintah Kolonial Belanda tanggal 15 Juli 1936 dan berisi tuntutan
pengakhiran kekuasaan Belanda di Indonesia. Petisi ini ditolak oleh Pemerintah
Kolonial Belanda
4. Gerindo (Gerakan Rakyat Indonesia)
·
Didirikan
di Jakarta pada tahun 1937
·
Pendiri
Mr. Moehammad Yamin, Mr. Amir Syarifoedin, Mr. Sartono, dan Mr. Wilopo
·
Asas
organisasi adalah kooperasi terhadap Belanda
·
Organisasi
Gerindo bersifat nasional
5. MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia)
·
Didirikan
pada tanggal 21 September 1937 di Surabaya
·
Pendiri
adalah Haji Mas Mansoer (Moehammadijah) dan K.H. Wahab Chasboellah (Nahdhlatoel
Oelama)
·
MIAI
merupakan gabungan dari 13 organisasi Islam seperti Moehammadijah, Nahdhlatul
Oelama, PSII, Al Irsyad, Partai Islam Indonesia, dan lain-lain
·
Pada
awal berdirinya hanya bergerak di bidang keagamaan tetapi aklhirnya terjun di
bidang politik dan menolak kolonialisme
·
MIAI
mempunyai tugas menempatkan posisi yang layak bagi Islam dalam masyarakat
Indonesia dan mengharmonisasikan Islam dengan kebutuhan perubahan jaman
·
Pada
jaman pendudukan Jepang, MIAI dibubarkan dan digantikan organisasi Masyumi
(Majelis Syoero Moeslimin Indonesia) sebagai satu-satunya organisasi yang
boleh hidup pada masa penjajahan Jepang
6. BAPEPPI (Badan Perantaraan
Partai-Partai Politik Indonesia) & GAPI (Gabungan Politik Indonesia)
- BAPEPPI
didirikan pada tahun 1938 sedangkan GAPI pada tahun 1939
- Pada
dasarnya kedua kelompok tersebut mempunyai tujuan yang sama dengan PPPKI
- Pendirian
organisasi atas dasar Petisi Soetardjo dari Parindra di Volksraad
(Parlemen Hindia Belanda) yang menuntut kemerdekaan Indonesia ditolak
mentah-mentah oleh Pemerintah Kolonial Belanda dan menjelang Perang Dunia
II situasi internasional genting akibat meluasnya pengaruh Fasisme
- Tujuan
GAPI adalah kerjasama antar parpol tanpa mengurangi kebebasan partai
- Kegiatan
pokok GAPI adalah memperjuangkan agar Indonesia diberi Parlemen sejati
- Tuntutan
GAPI tersebut ditanggapi oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan membentuk
suatu komisi yang dinamakan Komisi Visman yang dipimpin oleh
Professor Visman. Tetapi hingga Jepang menjajah Indonesia hasil kerja
komisi ini tidak jelas. Akibat dari hal tersebut kekecewaan bangsa
Indonesia terhadap Belanda memuncak sehingga timbullah persepsi bahwa
kemerdekaan harus diperjuangkan sendiri. Kekecewaan terhadap Pemerintah
Kolonial Belanda membuat bangsa Indonesia tidak mau membantu Belanda dalam
menghadapi Jepang yang berusaha menjajah Indonesia bahkan bangsa Indonesia
menyambut Jepang dengan suka cita karena Jepang mempropagandakan bahwa
kedatangannya ke Indonesia adalah membebaskan bangsa Indonesia dari
penjajahan bangsa Barat dan memberikan kemerdekaan di kemudian hari.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pergerakan
Nasional merupakan suatu upaya pergerakan untuk mencapai kemerdekaan dengan
mendirikan berbagai organisasi pergerakan kebangsaan di antaranya: Budi Utomo,
Serikat Islam dan seterusnya hingga tercapainya tujuan untuk merdeka. Dan
kemerdekaan yang Indonesia capai saat ni tidak lepas dari perjuangan para tokoh
ataupun organisasi yang meluangkan semua pikiran dan tenaganya.
DAFTAR PUSTAKA
Lukman, Asep dan Yanyan Hardiyana.
1997. Sejarah Nasional dan Umum Indonesia. Bandung. Grafindo Mediatama
Notosusanto, Nugroho. 1992. Sejarah Nasinal II. Jakarta: Depdikbud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar anda di sini