Jumat, 10 Juli 2015

Tarekat - Makalah Tasawuf

BAB I
PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang
Tasawuf merupakan dasar pokok kekuatan batin, pembersih jiwa, pemupuk Iman, penyubur amal shaleh yang semata- mata mencari keridhaan Allah. Sehingga untuk mencapai makrifatullah para kaum sufi melakukan dengan berbagai metode atau cara yang di kenalnya dengan istilah “Tarekat”. Dengan tarekat itu para kaum sufi dapat mengenal Tuhan dengan merasakan keberadaan-NYA, tidak hanya sekedar mengetahui bahwa Tuhan itu ada. 
   B.     Rumusan Masalah
1.      Jelaskan pengertian tarekat?
2.      Bagaimana sejarah timbulnya tarekat?
3.      Ada berapa macam tarekat itu?
4.      Bagaimana tarekat yang di gunakan untuk mencapai hakikatnya Allah?
   C.    Tujuan
Dapat mengetahui dan memahami secara jelas bagaimana tarekat itu dari segi pengertian, sejarah timbulnya hingga metodenya untuk mencapai makrifatullah.

BAB II
PEMBAHASAN

   A.    Pengertian
Tarekat berasal dari bahasa Arab, “thariqah”, jamaknya “tara’iq”, yang berarti jalan, cara atau metode. Sedangkan dalam Ilmu Tasawuf “ Tarekat” adalah jalan yang harus di tempuh oleh setiap calon sufi untuk mencapai tujuannya, yaitu berada sedekat mungkin dengan Allah tanpa dibatasi oleh Hijab.
Menurut Asy- Syekh Muhammad Amin Al- Kurdy, terekat adalah menjauhi larangan dan melakukan perintah tuhan sesuai dengan kesanggupan, baik larangan dan perintah yang nyata maupun yang tidak nyata. 
   B.     Sejarah Timbulnya Tarekat
Sejak berdirinya organisasi- organisasi jama’ah sufi dengan para murid atau pengikutnya pada abad ke-12/ 6 H, istilah tarekat tidak lagi hanya mengandung arti jalan, tapi juga mengandung arti organisasi atau kesatuan jama’ah sufi dengan para murid atau pengikutnya.
Sufi yang menjadi pemimpin tarekat ini di sebut syekh. Pada mulanya tempat tinggal syekh itu menjadi pusat kegiatan pendidikan dan pembinaan para anggota tarekat, tetapi kemudian segera bermunculan ribat sebagai perkampungan khusus untuk pembinaan. Perluasan tarekat itu biasanya juga berlangsung sebagai berikut: murid yang telah di pandang oleh syekh berhasil mencapai tingkat tertinggi, memperoleh ijazah ( suatu pengakuan boleh menjadi guru tarekat), dari syekh tersebut. Pemegang ijazah itu keluar dari ribat dan selanjutnya mengadakan serta memimpin ribat yang serupa ditempat lain. Demikianlah sebuah tarekat dengan sebuah ribat yang berdiri di sebuah tempat, dapat meluas ke berbagai penjuru dunia Islam dengan jumlah ribat yang banyak.
Sejarah Islam menunjukkan bahwa tarekat itu bermunculan sejak abad 12 / 6 H dan mengalami perkembangan yang pesat pada abad berikutnya juga.
   C.     Macam-macam Tarekat
1.      Tarekat Naqsabandiyah  
a.       Pendiri: Syekh an- Naqsyabandi
b.      Beliau lahir di desa Hinduwan (Arifan)
c.       Perkembangannya: dengan menimba ilmu tasawuf kepada ulama ternama yaitu Muhammad Baba Al-Sammasi
d.      Ciri Umum: mengajarkan zikir-zikir yang ssederhana, namun lebih mengutamakan zikir dalam hati daripada dengan lisan
e.       Ajaran dan Pemikirannya:
a)      Berpegang teguh dengan akidah ahli Sunnah
b)      Meninggalkan Rukhshah
c)      Memilih hukum yang azimah
d)     Senantiasa dalam muraqabah
e)      Tetap berhadapan dengan Tuhan
f)       Senantiasa berpaling dari kemegahan dunia.
g)      Menghasilkan makalah hudur (kemampuan menghadirkan Tuhan dalam hati)
h)      Menyendiri di tengah-tengah ramai serta menghiasi diri dengan hal-hal yang memberi faedah
i)        Berpakaian dengan pakaian orang mukmin biasa.
j)        Zikir tanpa suara
k)      Mengatur nafas tanpa lali dari Allah
l)        Berakhlak dengan akhlak Nabi Muhammad SAW
2.      Thoriqoh Qadariyah
a.       Pendiri: Syeikh Abduk Qadir Jailani
b.      Perkembangan: tarekat ini didukung oleh anak-anaknya antara lain Ibrahim dan Abdul Salam. Thoriqoh Qodariyah berpengaruh luas di dunia timur. Pengaruh pendirinya ini sangat banyak meresap di hati masyarakat yang dituturkan lewat bacaan manaqib
c.       Ajaran Tarekat Qadariyah yaitu:
a)      Tinggi cita-cita
b)      Menjaga kehormatan
c)      Baik pelayanan
d)      Kuat pendirian
e)      Membesarkan nikmat Tuhan
3.      Tarekat Sadziliyah
a.       Pendiri: Abdul Hasan Ali Asy-Syazili
b.      Lahir di desa kecil di kawasan Maghribi.
c.       Ajaran Tarekat Sadziliyah yaitu:
a)      Bertaqwa kepada Allah ditempat sunyi dan ramai
b)      Mengikutu sunnah dalam segala perbuatan dan perkataan
c)      Berpaling hati dari makhluk waktu berhadapan dan membelakang
d)      Ridho dengan pemberian Allah sedikit atau banyak
e)      Kembali kepada Allah baik senang maupun sedih.
4.      Tarikat Rifaiyah
a.       Pendiri:  Abul Abbas Ahmad bin Ali Ar-Rifai
b.      Lahir di Qaryah Hasan, dekat Basrah
c.       Ciri khas Tarekat Rifaiyah: pelaksanaan zikirnya yang dilakukan bersama-sama diiringi oleh suara gendang yang bertalu-talu. Zikir tersebut dilakukannya sampai mencapai suatu keadaan dimana mereka dapat melakukan perbuatan-perbuatan yang menakjubkan, antara lain berguling-guling dalam bara api, namun tidak terbakar sedikit pun dan tidak mempan oleh senjata tajam.
5.      Tarekat Khalwatiyah
Adalah salah satu cabang dari tarekat Syuhrawardiyah yang didirikan di Baghdad oleh Abdul Kadir Syuhrawardi ( wafat 1167 M / 632 H). Tarekat ini merupakan tarekat populer yang menghormati pemimpin yang berkuasa, terkenal dengan kekerasan dan kedisiplinanan dalam melatih muridnya serta mengajarkan tujuh macam dzikir yang berdasarkan atas tingkatannya.
  
   D.    Metode- metode ( tarekat)
            Metode- metode yang di pakai para kaum sufi dalam menempuh jalan untuk mencapai kenyataan Tuhan adalah sebagai berikut:
1.      Hulul ( tuhan menjelma ke dalam insan) seperti ajaran Al- Hallaj, yang mengatakan bahwa “ keinsananku tenggelam ke dalam Ketuhananmu, tetapi tidak mungkin mengalami percampuran, sebab Tuhanmu itu menguasai akan keinsananku”.
2.      Al- Isyraq ( cahaya dari segala cahaya) seperti ajaran Abdul Futuh Al- Suhrawardi yang mengatakan bahwa “ tujuan segala- galanya, yaitu menuntut cahayanya kebenaran dari cahaya segala cahaya yaitu Allah”
3.      Ittihad ( Tuhan dan hamba berpadu menjadi satu) seperti ajaran Abu Yazid Al- Bistami. Beliau berkata, “ Kami telah melihat Engkau maka Engkaulah itu dan aku tidak ada di sana”.
4.      Ittisal ( Hamba dapat menghubungkan diri dengan Tuhan) dan menentang faham / ajaran “Hulul” dari Al- Hallaj, menurut ajaran Al- Faraby.
5.      Wihdatul wujud ( yang ada hanya satu ) seperti ajaran Ibnul Araby, Beliau berkata, “ Al- Abidu wal Makbudu Wahidun” yang menyembah dan Yang di sembah itu satu.
6.      Al- Gazali berkesimpulan bahwa wujud Tuhan meliputi segala Wujud, tidak ada Wujud melainkan Allah dan perbuatan Allah, Allah dan perbuatannya adalah dua, bukan satu. Alam ini adalah makhluk dan bukti adanya Khalik.
            Sedangkan metode yang di pakai para tokoh filsafat dalam mencapai kenyataan Tuhan adalah sebagai berikut:
   1)      Berusaha memutuskan diri dari alam Indrawi, serta merenung sedalam- dalamnya dengan cara menutup atau menyumbat anggota indranya dan melepaskan sifat- sifat kebendaannya untuk mengingat Tuhan semata- mata dengan menyerahkan dirinya yang sedalam- dalamnya.
   2)      Melepaskan diri dari tubuhnya kemudian mencari kebenaran dari diri yang terlepas jasmani.
            Sehingga untuk mencapai hakikat bertemu dengan Allah para ahli tasawuf maupun yang di tempuh oleh ahli- ahli Filsafat ialah dapat di tempuh dengan jalan atau metode sebagai berikut:
                               a.            Dengan jalan “Suluk”, yakni berusaha dan melatih diri ( Riadhah) serta berjuang (Mujahadah) melepaskan diri dari belenggu hawa nafsu dan dari sifat kebendaan yang merupakan hijab antara diri sendiri dengan Tuhan.
                              b.            Dengan “ Fana”, yakni meniadakan diri supaya ada. Pintu fana ialah:
a)      Dawamuz zikri, yakni tetap ingat Allah.
b)      Dawamun nisyaan, yakni tetap lupa pada yang lain.


KESIMPULAN
Tarekat adalah jalan yang harus di tempuh oleh setiap calon sufi untuk mencapai tujuannya. Sebagai seorang sufi tujuan puncaknya merupakan makrifatullah, dan itu merupakan puncak dari segalanya. Ma’rifat sendiri itu dapat di capai dengan jalan melalui syari’at, menempuh tarekat, dan memperoleh hakikat, jadi syariat merupakan peraturan, tarekat ialah pelaksanaan dan hakikat ialah keadaan serta ma’rifat ialah puncak segalanya. 
Macam–macam tarekat:
a.                   Tarekat Naqsyabandiyah
b.                  Tarekat Qadiriyah
c.                   Tarekat Syadziliyah
d.                  Tarekat Rifaiyh
e.                   Tarekat Khalwatiyah
Metode-Metode Tarekat
a.                   Hulul
b.                  Al-Isyraq
c.                   Ittihad
d.                  Ittisal
e.                   Wihdatul Wujud 

DAFTAR PUSTAKA

M. Syakirin al Ghozaly, Ilmu tasawuf, Aswaja Institut Surakarta, 2010
Rosihan Anwar, Akhlak Tasawuf, CV pustaka setia, Jakarta, 2010.
Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, PT. Bina Ilmu, 1984.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Komentar anda di sini