PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tasawuf merupakan dasar pokok kekuatan batin,
pembersih jiwa, pemupuk Iman, penyubur amal shaleh yang semata- mata mencari
keridhaan Allah. Sehingga untuk mencapai makrifatullah para kaum sufi melakukan
dengan berbagai metode atau cara yang di kenalnya dengan istilah “Tarekat”.
Dengan tarekat itu para kaum sufi dapat mengenal Tuhan dengan merasakan
keberadaan-NYA, tidak hanya sekedar mengetahui bahwa Tuhan itu ada.
B.
Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian tarekat?
2. Bagaimana sejarah timbulnya tarekat?
3. Ada berapa macam tarekat itu?
4. Bagaimana tarekat yang di gunakan untuk mencapai
hakikatnya Allah?
C.
Tujuan
Dapat mengetahui dan
memahami secara jelas bagaimana tarekat itu dari segi pengertian, sejarah
timbulnya hingga metodenya untuk mencapai makrifatullah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tarekat
berasal dari bahasa Arab, “thariqah”, jamaknya “tara’iq”, yang
berarti jalan, cara atau metode. Sedangkan dalam Ilmu Tasawuf “ Tarekat” adalah
jalan yang harus di tempuh oleh setiap calon sufi untuk mencapai tujuannya,
yaitu berada sedekat mungkin dengan Allah tanpa dibatasi oleh Hijab.
Menurut
Asy- Syekh Muhammad Amin Al- Kurdy, terekat adalah menjauhi larangan dan
melakukan perintah tuhan sesuai dengan kesanggupan, baik larangan dan perintah
yang nyata maupun yang tidak nyata.
B. Sejarah Timbulnya Tarekat
Sejak berdirinya organisasi- organisasi
jama’ah sufi dengan para murid atau pengikutnya pada abad ke-12/ 6 H, istilah
tarekat tidak lagi hanya mengandung arti jalan, tapi juga mengandung arti
organisasi atau kesatuan jama’ah sufi dengan para murid atau pengikutnya.
Sufi yang menjadi pemimpin tarekat ini
di sebut syekh. Pada mulanya tempat tinggal syekh itu menjadi pusat kegiatan
pendidikan dan pembinaan para anggota tarekat, tetapi kemudian segera
bermunculan ribat sebagai perkampungan khusus untuk pembinaan. Perluasan
tarekat itu biasanya juga berlangsung sebagai berikut: murid yang telah di
pandang oleh syekh berhasil mencapai tingkat tertinggi, memperoleh ijazah (
suatu pengakuan boleh menjadi guru tarekat), dari syekh tersebut. Pemegang
ijazah itu keluar dari ribat dan selanjutnya mengadakan serta memimpin ribat
yang serupa ditempat lain. Demikianlah sebuah tarekat dengan sebuah ribat yang
berdiri di sebuah tempat, dapat meluas ke berbagai penjuru dunia Islam dengan
jumlah ribat yang banyak.
Sejarah Islam menunjukkan bahwa tarekat
itu bermunculan sejak abad 12 / 6 H dan mengalami perkembangan yang pesat pada
abad berikutnya juga.
C. Macam-macam Tarekat
1. Tarekat Naqsabandiyah
a. Pendiri: Syekh an- Naqsyabandi
b. Beliau lahir di desa Hinduwan (Arifan)
c. Perkembangannya: dengan menimba ilmu tasawuf kepada
ulama ternama yaitu Muhammad Baba Al-Sammasi
d. Ciri Umum: mengajarkan zikir-zikir yang ssederhana,
namun lebih mengutamakan zikir dalam hati daripada dengan lisan
e. Ajaran dan Pemikirannya:
a) Berpegang teguh dengan akidah ahli
Sunnah
b) Meninggalkan Rukhshah
c) Memilih hukum yang azimah
d) Senantiasa dalam muraqabah
e) Tetap berhadapan dengan Tuhan
f) Senantiasa berpaling dari kemegahan
dunia.
g) Menghasilkan makalah hudur (kemampuan
menghadirkan Tuhan dalam hati)
h) Menyendiri di tengah-tengah ramai serta
menghiasi diri dengan hal-hal yang memberi faedah
i)
Berpakaian
dengan pakaian orang mukmin biasa.
j)
Zikir
tanpa suara
k) Mengatur nafas tanpa lali dari Allah
l)
Berakhlak
dengan akhlak Nabi Muhammad SAW
2. Thoriqoh Qadariyah
a. Pendiri: Syeikh Abduk Qadir Jailani
b. Perkembangan: tarekat ini
didukung oleh anak-anaknya antara lain Ibrahim dan Abdul Salam. Thoriqoh
Qodariyah berpengaruh luas di dunia timur. Pengaruh pendirinya ini sangat
banyak meresap di hati masyarakat yang dituturkan lewat bacaan manaqib
c. Ajaran Tarekat Qadariyah yaitu:
a) Tinggi cita-cita
b) Menjaga kehormatan
c) Baik pelayanan
d) Kuat pendirian
e) Membesarkan nikmat Tuhan
3. Tarekat
Sadziliyah
a. Pendiri: Abdul Hasan Ali Asy-Syazili
b. Lahir di desa kecil di kawasan
Maghribi.
c. Ajaran Tarekat Sadziliyah yaitu:
a) Bertaqwa kepada Allah ditempat sunyi dan
ramai
b) Mengikutu sunnah dalam segala perbuatan
dan perkataan
c) Berpaling hati dari makhluk waktu
berhadapan dan membelakang
d) Ridho dengan pemberian Allah sedikit
atau banyak
e) Kembali kepada Allah baik senang maupun
sedih.
4. Tarikat Rifaiyah
a. Pendiri: Abul Abbas Ahmad bin Ali Ar-Rifai
b. Lahir di Qaryah Hasan, dekat
Basrah
c. Ciri khas Tarekat Rifaiyah: pelaksanaan zikirnya
yang dilakukan bersama-sama diiringi oleh suara gendang yang bertalu-talu.
Zikir tersebut dilakukannya sampai mencapai suatu keadaan dimana mereka dapat
melakukan perbuatan-perbuatan yang menakjubkan, antara lain berguling-guling
dalam bara api, namun tidak terbakar sedikit pun dan tidak mempan oleh senjata
tajam.
5. Tarekat Khalwatiyah
Adalah
salah satu cabang dari tarekat Syuhrawardiyah yang didirikan di Baghdad oleh
Abdul Kadir Syuhrawardi ( wafat 1167 M / 632 H). Tarekat ini merupakan tarekat
populer yang menghormati pemimpin yang berkuasa, terkenal dengan kekerasan dan
kedisiplinanan dalam melatih muridnya serta mengajarkan tujuh macam dzikir yang
berdasarkan atas tingkatannya.
D. Metode- metode ( tarekat)
Metode-
metode yang di pakai para kaum sufi dalam menempuh jalan
untuk mencapai kenyataan Tuhan adalah sebagai berikut:
1. Hulul ( tuhan menjelma ke dalam insan)
seperti ajaran Al- Hallaj, yang mengatakan bahwa “ keinsananku tenggelam ke
dalam Ketuhananmu, tetapi tidak mungkin mengalami percampuran, sebab Tuhanmu
itu menguasai akan keinsananku”.
2. Al- Isyraq ( cahaya dari segala cahaya)
seperti ajaran Abdul Futuh Al- Suhrawardi yang mengatakan bahwa “ tujuan
segala- galanya, yaitu menuntut cahayanya kebenaran dari cahaya segala cahaya
yaitu Allah”
3. Ittihad ( Tuhan dan hamba berpadu menjadi satu)
seperti ajaran Abu Yazid Al- Bistami. Beliau berkata, “ Kami telah melihat
Engkau maka Engkaulah itu dan aku tidak ada di sana”.
4. Ittisal ( Hamba dapat menghubungkan diri dengan Tuhan)
dan menentang faham / ajaran “Hulul” dari Al- Hallaj, menurut ajaran Al-
Faraby.
5. Wihdatul wujud ( yang ada hanya satu )
seperti ajaran Ibnul Araby, Beliau berkata, “ Al- Abidu wal Makbudu Wahidun”
yang menyembah dan Yang di sembah itu satu.
6. Al- Gazali berkesimpulan bahwa wujud
Tuhan meliputi segala Wujud, tidak ada Wujud melainkan Allah dan perbuatan
Allah, Allah dan perbuatannya adalah dua, bukan satu. Alam ini adalah makhluk
dan bukti adanya Khalik.
Sedangkan
metode yang di pakai para tokoh filsafat dalam mencapai kenyataan Tuhan adalah
sebagai berikut:
1)
Berusaha memutuskan diri dari alam Indrawi, serta merenung sedalam-
dalamnya dengan cara menutup atau menyumbat anggota indranya dan melepaskan
sifat- sifat kebendaannya untuk mengingat Tuhan semata- mata dengan menyerahkan
dirinya yang sedalam- dalamnya.
2)
Melepaskan diri dari tubuhnya kemudian mencari kebenaran dari diri yang
terlepas jasmani.
Sehingga
untuk mencapai hakikat bertemu dengan Allah para ahli
tasawuf maupun yang di tempuh oleh ahli- ahli Filsafat ialah dapat di tempuh
dengan jalan atau metode sebagai berikut:
a.
Dengan
jalan “Suluk”, yakni berusaha dan melatih diri ( Riadhah) serta berjuang
(Mujahadah) melepaskan diri dari belenggu hawa nafsu dan dari sifat kebendaan
yang merupakan hijab antara diri sendiri dengan Tuhan.
b.
Dengan “ Fana”, yakni meniadakan diri supaya ada. Pintu fana ialah:
a)
Dawamuz zikri, yakni tetap ingat Allah.
b)
Dawamun nisyaan, yakni tetap lupa pada yang lain.
KESIMPULAN
Tarekat adalah jalan yang harus di tempuh
oleh setiap calon sufi untuk mencapai tujuannya. Sebagai seorang sufi tujuan
puncaknya merupakan makrifatullah, dan itu merupakan puncak dari segalanya.
Ma’rifat sendiri itu dapat di capai dengan jalan melalui syari’at, menempuh
tarekat, dan memperoleh hakikat, jadi syariat merupakan peraturan, tarekat
ialah pelaksanaan dan hakikat ialah keadaan serta ma’rifat ialah puncak
segalanya.
Macam–macam tarekat:
a.
Tarekat Naqsyabandiyah
b.
Tarekat Qadiriyah
c.
Tarekat Syadziliyah
d.
Tarekat Rifaiyh
e.
Tarekat Khalwatiyah
Metode-Metode Tarekat
a.
Hulul
b.
Al-Isyraq
c.
Ittihad
d.
Ittisal
e.
Wihdatul Wujud
DAFTAR PUSTAKA
M. Syakirin al Ghozaly, Ilmu tasawuf,
Aswaja Institut Surakarta, 2010
Rosihan Anwar, Akhlak Tasawuf, CV
pustaka setia, Jakarta, 2010.
Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, PT. Bina Ilmu,
1984.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar anda di sini